Apa keutamaan Rasul Yohanes?

Rasul Yohanes dicatat di dalam Kitab Suci sebagai “murid yang dikasihi Yesus” (Yoh 13:23; 19:26; 20:2; 21:7,20). Kitab Suci tidak menyebutkan secara eksplisit mengapa Rasul Yohanes dikasihi oleh Tuhan Yesus, namun kita dapat melihat dengan jelas, akibat kasih Yesus itu terhadap Rasul Yohanes, yaitu bahwa ia dapat mengajarkan/ menjabarkan tentang kasih Allah itu secara mendalam. Sebab walaupun ketiga Injil lainnya (Matius, Markus, dan Lukas) juga menuliskan tentang kasih Allah, namun tema kasih Allah yang adalah Sang Kasih itu sendiri merupakan tema sentral tulisan Rasul Yohanes, baik Injil maupun surat-suratnya.

Tema kasih Allah dalam tulisan Rasul Yohanes dan tidak disebutkannya alasan eksplisit tentang mengapa Rasul Yohanes dikasihi oleh Tuhan Yesus, mengajarkan kepada kita beberapa hal:

1. Allah tidak memberi persyaratan tertentu terlebih dahulu sebelum Ia dapat mengasihi kita.

Allah mengasihi kita terlebih dahulu tanpa syarat, baru kemudian kita diundang untuk menanggapi kasih-Nya itu. Allah-lah yang pertama-tama mengambil inisiatif untuk mengasihi kita. Melalui kesaksian Rasul Yohanes, kita mengenal kasih Allah yang disebutkannya demikian, “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” (1Yoh 4:10)

“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.” (1Yoh 4: 19)

2. Kasih Allah ditunjukkan dengan Allah yang mengutus Putera-Nya Yesus Kristus, agar kita diangkat menjadi anak-anak Allah dan dapat beroleh kehidupan kekal.

Rasul Yohanes mengajarkan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16)

“Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.” (1Yoh3:1)

3. Setelah menerima kasih Allah, maka seseorang dapat mengasihi Tuhan dan sesamanya dengan lebih penuh.

Hal ini juga diajarkan dalam surat Rasul Yohanes, “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih…. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” (1Yoh 4:7-11)

“Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya… Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu… Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan…” (1Yoh 2:7-10)

4. Kasih kepada Tuhan dan sesama ini diwujudkan dengan melaksanakan perintah-perintah Tuhan, sebagaimana telah dicontohkan oleh Kristus.

Yesus berkata, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yoh 15:13-14)

Rasul Yohanes mengajarkan, “Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1Yoh 2:4-6)

5. Jika dunia telah menganiaya Kristus, maka dunia juga akan menganiaya kita yang mengasihi Kristus.

Kristus mengatakan, “Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.” (Yoh 15:20-21)

6. Bahwa kasih Tuhan itu akan suatu saat nanti mengubah kita menjadi serupa dengan Kristus.

Rasul Yohanes mengajarkan bahwa jika kita setia untuk tinggal di dalam Kristus maka kita akan memandang Allah, “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” (1Yoh 3:2)

7. Kasih Allah itu tidak terlepas dari keadilan-Nya.

Namun kasih Tuhan tidak terlepas dari keadilan-Nya, sebab, “Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah.” (3 Yoh 1:11) Jika ‘melihat Allah dalam keadaan-Nya yang sebenarnya’ kita alami di surga, maka mereka yang tidak melihat Allah adalah mereka yang, oleh keputusannya sendiri berbuat jahat, dan kerenanya tidak masuk surga. Keadilan Allah menentukan demikian.

Maka yang perlu dilakukan oleh kita manusia adalah bertobat dan mengakui dosa kita di hadapan Allah yang setia dan adil, agar kita memperoleh pengampunan-Nya (lih. 1Yoh1:9)

Selanjutnya, Rasul Yohanes menjabarkan tentang keadilan Allah secara lebih rinci dalam Kitab Wahyu, di mana pada akhirnya kejahatan akan dikalahkan oleh Kristus.

Jika kita menghubungkan prinsip- prinsip ini dengan kehidupan Rasul Yohanes sendiri, maka kita dapat memperkirakan bahwa Rasul Yohanes telah mengalami kasih Kristus itu, dan inilah yang memampukannya untuk mengasihi Kristus, sebagaimana dituliskan dalam Injil. Rasul Yohanes mengalami bahwa Allah lebih dahulu mengasihi dia, sehingga ia terdorong untuk membalas kasih-Nya itu. Rasul Yohanes adalah sahabat Yesus di saat suka dan duka: ia mengikuti Yesus sejak awal mula, menjadi salah satu dari tiga orang murid Yesus yang terdekat. Bersama dengan Rasul Petrus dan Yakobus, Rasul Yohanes menjadi saksi kebangkitan anak perempuan Yairus (Mrk 5:27), saksi saat Transfigurasi -Yesus dimuliakan di atas gunung (Mat 17:1) dan saksi penderitaan Yesus di taman Getsemani (Mat 26:37). Rasul Yohanes duduk di sisi kanan Yesus dan bersandar kepada-Nya saat Perjamuan Terakhir (lih. Yoh 13:23,25). Yohanes adalah satu-satunya Rasul yang setia menyertai Kristus sampai wafat-Nya, berdiri bersama Bunda Maria di kaki salib-Nya, dan menerima Bunda Maria sebagai ibunya sendiri sebagaimana dikehendaki oleh Kristus (lih. Yoh 19:25-27). Setelah kebangkitan Kristus, Yohanes dan Petrus adalah Rasul pertama yang bergegas ke kubur Yesus, dan percaya bahwa Kristus telah bangkit (lih Yoh 21:2-10). Ketika Yesus menampakkan diri-Nya di danau Genesaret, Rasul Yohanes adalah yang pertama dari ketujuh murid itu yang mengenali Kristus (Yoh 21:7).

Selanjutnya, setelah menerima Roh Kudus, bersama dengan Rasul Petrus, ia mengambil tempat utama dalam membimbing jemaat. Ia menyertai Rasul Petrus, saat orang lumpuh di bait Allah disembuhkan (Kis 3:1-). Bersama Petrus, ia dimasukkan penjara (lih. Kis 4:3). Ia rela menerima resiko sebagai pengikut Kristus, yang dikejar-kejar dan diasingkan di pulau Patmos, di mana ia menerima wahyu ilahi (lih. Why 1:9). Ia diasingkan di Patmos di zaman kaisar Domitian (81-96). Sebelum itu (sekitar tahun 95), menurut kesaksian Tertullian (De praescript., xxxvi), Yohanes luput dari maut saat dibuang/ dicemplungkan di dalam minyak mendidih di Porta Latina, Roma, namun ia keluar tanpa luka, dan selamat. Setelah kaisar Domitian wafat, Rasul Yohanes kembali ke Efesus dan wafat sekitar tahun 100 di usia lanjut. Melihat tahun wafatnya, dan umur rata- rata manusia pada zaman Yesus umumnya tidak panjang, maka memang dapat diperkirakan bahwa Yohanes adalah murid Yesus yang muda usianya saat mengikuti Yesus. Atas dasar ini Rasul Yohanes sering diasumsikan sebagai murid yang termuda di antara para rasul, yaitu kemungkinan sekitar 20 tahun-an- pada saat menjadi murid Yesus di tahun 30-an.

Maka mungkin jika ingin disebutkan, keistimewaan Rasul Yohanes adalah ia adalah murid Yesus yang peka terhadap kasih Allah yang dialaminya di dalam Kristus, dan ia menanggapi dengan membalas kasih itu. Hal ini kita ketahui dari begitu indahnya ia mengungkapkan kasih Tuhan melalui tulisan-tulisannya maupun di dalam kesaksian hidupnya sendiri.

Sedangkan tentang keistimewaan Injil Yohanes, menurut para Bapa Gereja adalah, bahwa Injil tersebut pertama- tama dituliskan untuk mematahkan ajaran sesat Ebion dan Cerinthus di Asia di abad pertama itu, yang menolak ke-Allahan Yesus dan keberadaan-Nya sebelum kelahiran-Nya di dunia. Alasan lainnya adalah untuk memberikan penjelasan yang melengkapi penjabaran ketiga Injil sinoptik. Maka Rasul Yohanes lebih banyak menyampaikan pengajaran Kristus, dan lebih sedikit mencatat tentang mujizat-mujizat-Nya [sebab tentang mujizat telah banyak dicatat di ketiga Injil lainnya]. Karena tujuan utamanya adalah untuk menyatakan ke-Allahan Kristus, Rasul Yohanes memulai Injilnya dengan ‘pada awal mula kekekalan dan penciptaan dunia’. Subyek dan cara penyampaiannya sangatlah tinggi/agung dan penuh misteri/ rahasia, sehingga Theodoret mengatakan bahwa Injil Yohanes mengajarkan sebuah “Teologi yang tidak dapat diresapi dan ditemukan sepenuhnya oleh pemahaman manusia semata.” Oleh karena itu Rasul Yohanes digambarkan oleh para Bapa Gereja sebagai burung elang yang terbang tinggi menembus awan, di mana mata manusia yang lemah tidak akan sanggup mengikutinya.

Lebih lanjut tentang kisah hidup Rasul Yohanes, silakan klik di link ini, dan di link ini.

3.3 3 votes
Article Rating
8 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Roberts
10 years ago

Shalom Katolisitas,

Boleh bertanya
1. Siapakah “ibu” dalam 2Yoh 1 ?
2. Rumah mana yg dimaksud Rasul Yohanes menerima Bunda Maria di rumahnya, apakah Yohanes punya rumah di Yerusalem?
3. Apa artinya ayat ini: “dalam kasih tidak ada ketakutan”
4. Mengapa bukan Rasul Yohanes yg mengganti Petrus sebagai gembala?

Selamat untuk tampilan baru Katolisitas, biar agak berat loading tapi sungguh lebih menarik.

Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati
Roberts

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Roberts
10 years ago

Shalom Roberts, 1. Dituliskan dalam 2Yoh 1:1 “Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran.” Para ahli Kitab Suci memberikan penafsiran ibu yang disebutkan di sini adalah memang seorang ibu, atau penafsiran yang lain adalah merujuk kepada Gereja setempat. Pengertian kedua ini didukung oleh 2Yoh 1:13, yang menuliskan “Salam kepada kamu dari anak-anak saudaramu yang terpilih.” Salam ini seperti menceritakan akan salam dari satu Gereja lokal kepada Gereja lokal yang lain. 2. Yohanes bisa saja tinggal bersama dengan saudaranya, Yakobus, atau mungkin… Read more »

fr. christ
fr. christ
12 years ago

syalom..Romo Wanta..
saya ingin bertannya sedikit tentang Kristologi Yohanes..
ini mengenai Yoh. 13 : 1 – 20 “Pembasuhan Kaki”
Dalam kutipan ini, yang membingungkan saya itu, “siapa Yesus Menurut Yohanes”? Kemudian, ini menyangkut Eklesiologi, Gereja macam apa yang hendak dijelaskan oleh Yohanes sesuai dengan teks KS di atas??

Stefanus Tay
Admin
Reply to  fr. christ
12 years ago

Shalom Fr. Christ, Sambil menunggu jawaban Rm. Wanta, maka saya ingin memberikan uraian singkat tentang Yoh 13:1-20 (Pembasuhan kaki) dalam hubungannya dengan pribadi Yesus dan ekklesiologi. Karena mungkin pertanyaan tersebut adalah untuk tugas dalam seminari, maka saya tidak dapat menjawab terlalu detil. Secara prinsip, Yesus yang ingin ditampilkan oleh rasul Yohanes adalah Yesus yang sungguh Mesias dan Anak Allah (lih. Yoh 20:31), yang memang datang ke dunia untuk melayani (lih. Mat 20:28). Dan semangat pelayanan yang dilakukan oleh Yesus inilah yang ditunjukkan dalam kisah pencucian kaki para murid, sehingga para murid juga dapat melakukan hal yang sama seperti yang Yesus… Read more »

Adven Sarbani
Adven Sarbani
12 years ago

Terima kasih untuk jawabannya Bu,

Semoga seperti teladan Santo Yohanes, kita semua semakin peka terhadap kasih Allah dan bersedia menanggapi-Nya dengan membalas kasih itu, dalam kesaksian hidup sehari-hari.

Provisiat untuk tampilan baru websites katolisitas.org ini. Jadi tampak lebih rapi, lega, sederhana namun anggun. Semoga websites ini semakin dikenal dan semakin mampu mewartakan kasih Kristus.

Salam damai
-adven-

Adven Sarbani
Adven Sarbani
12 years ago

Shalom Ibu Ingrid, Sudah lama saya ingin lebih dekat dengan Santo Yohanes Rasul ini, saya ada banyak pertanyaan tentang Beliau, Ibu: 1. Apa keutamaan dari Santo Yohanes Rasul sehingga Beliau menjadi murid yg dikasih Yesus? 2. Apakah Santo Yohanes Rasul merupakan murid yg termuda dari antara para rasul? 3. Mengapa Santo Yohanes dan Yakobus dijuluki Yesus sebagai “Boanerges” (anak-anak guntur)? 4. Setelah Yesus menyerahkan Bunda Maria pada Yohanes Rasul sebagai Ibunya, apakah Bunda Maria mengikuti perjalanan Yohanes Rasul dalam mewartakan injil? 5. Jika membaca Injil Yohanes, nampak sekali kepandaian dan kebijaksanaan Beliau, padahal Yohanes Rasul adalah nelayan, darimana semua kebijakan… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Adven Sarbani
12 years ago

Shalom Adven, 1. Apakah keutamaan Rasul Yohanes sehingga dikasihi Yesus? Tentang keutamaan Rasul Yohanes, klik di sini. 2. Apakah Rasul Yohanes merupakan murid termuda dari antara para rasul? Rasul Yohanes diasingkan di pulau Patmos di zaman kaisar Domitian (81-96). Setelah kaisar Domitian wafat, Rasul Yohanes kembali ke Efesus dan wafat sekitar tahun 100 di umur yang lanjut. Sementara itu, para rasul yang lain telah wafat. Dengan melihat tahun wafatnya, dan umur rata- rata manusia pada zaman Yesus umumnya tidak panjang, maka para ahli Kitab Suci memperkirakan bahwa Yohanes adalah murid Yesus yang muda usianya saat mengikuti Yesus. Atas dasar ini… Read more »

Andy
Andy
Reply to  Ingrid Listiati
12 years ago

Di dalam Alkitab, tidak ada ayat yang menyatakan Bunda Maria diangkat ke surga setelah wafat. Kita tidak boleh sama sekali membuat asumsi kerana ini akan menyesatkan umat Kristen.

[dari katolisitas: Silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik]

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
8
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x