Mengapa Tuhan hendak membunuh Musa dan apakah tanda di tangan dan di dahi?

Pertanyaan:

Dear katolisitas, ibu Ingrid dan pak Stef,

Ini adalah pertanyaan saya dari kitab Keluaran:
1. Pasal 4: 24 : tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya..
Pertanyaan saya:mengapa Tuhan berikhtiar membunuh Musa?
2. Apa yang dimaksud dengan pengantin darah pada pasal 4 ayat 25-26
3. Pasal 13 ayat 9a: hal itu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi peringatan di dahimu, dan ayat 16a: hal itu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi lambang di dahimu. Pada Wahyu pasal 13 ayat 16 : dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya… Tuhan memakai tangan dan dahi sebagai peringatan bahwa Tuhanlah yang membawa Israel keluar dari Mesir tetapi antikris memakai lambang juga di dahi dan tangan….
Yang jadi pertanyaan saya mengapa di tangan dan di dahi? dan apa maksudnya..

Terimakasih Ibu..kiranya Ibu mau menjawabnya…(saya baru menjadi penganut Katolik,Bu)

Salam – Fidelis

Jawaban:

Shalom Fidelis,

Terima kasih atas pertanyaannya tentang beberapa ayat. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan.

1. Keluaran 4:24-26

Kel 4:24, yang menuliskan “Tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya.” Kalau kita membaca konteks dari Keluaran 4, maka kita dapat melihat bahwa dari ayat 1-17, Tuhan memilih Musa secara khusus untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Dan kemudian Musa beserta dengan istrinya, Zipora dan anaknya pergi ke Mesir. Namun, di tengah jalan, dikatakan bahwa Tuhan ingin membunuhnya. Dalam hal ini, kita harus melihat bahwa “membunuhnya” dapat diartikan bahwa mungkin Musa terkena satu penyakit, satu kejadian yang buruk, yang dapat saja mencabut nyawanya. Kalau di ayat-ayat sebelumnya, Tuhan meminta Musa untuk memimpin bangsa Israel, sekarang Musa harus membuktikan bahwa diri-Nya dapat memimpin keluarganya terlebih dahulu, membuktikan bahwa dia sendiri juga menjalankan apa yang diperintahkan oleh Tuhan.

Musa telah lalai untuk menyunat anaknya, di mana sunat merupakan tanda perjanjian dengan Tuhan dan hal ini dikatakan di kitab Kejadian sebagai berikut “Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat” (Gen 17:10) Dan hukuman bagi yang tidak menjalankan perjanjian ini adalah: “Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang /ebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.” (Kej 17:14) Dalam konteks inilah, maka Musa yang bertanggung jawab agar anaknya mengikuti perjanjian Tuhan, namun ternyata tidak menjalankannya, akhirnya menerima akibatnya. Menyadari akan hal ini, maka istri Musa menyunat anaknya dan menyentuhkan kulit khatan anaknya kepada kaki Musa, sebagai tanda bahwa sunat sebagai tanda perjanjian dengan Tuhan telah dilaksanakan, sehingga dia berharap bahwa Musa dapat dilepaskan dari hukuman Tuhan. Dan Zipora mengatakan bahwa Musa adalah pengantin darah baginya , yaitu karena dia telah menyelamatkan Musa sehingga Musa tetap hidup menjadi suaminya dengan cara meneteskan darah dari anaknya yang disunat.

Dari perikop ini, kita dapat melihat bahwa untuk menjadi pemimpin, maka yang pertama kali harus dilakukan adalah memimpin diri sendiri dan keluarganya. Ini juga sesuai dengan kriteria yang diberikan oleh rasul Paulus kepada Timotius dalam memilih tetua. dikatakan “Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?” (1Tim 3:5).

2. Keluaran 13:9, Kel 13:16 dan Wahyu 13:16

Mari kita melihat Keluaran 13:9 dan Kel 13:16.

Hal itu bagimu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi peringatan di dahimu, supaya hukum TUHAN ada di bibirmu; sebab dengan tangan yang kuat TUHAN telah membawa engkau keluar dari Mesir.” (Kel 13:9)

Hal itu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi lambang di dahimu, sebab dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN membawa kita keluar dari Mesir.” (Kel 13:16)

Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,” (Why 13:16)

Memang kalau kita melihat, Kel 13:9 dan Kel 13:16 menyatakan bahwa orang Israel harus mengingat tanda yang diberikan oleh Tuhan dan dikenakan pada tangan dan dahi. Mereka memasukkan beberapa ayat ke dalam tefillin atau phylacteries, yaitu semacam kotak dengan ayat-ayat di dalamnya dan dikenakan pada tangan dan dahi, yang masih dilakukan sampai saat ini. Tanda di tangan dan di dahi menjadi tanda peringatan Tuhan yang membebaskan bangsa Israel, sehingga mereka dapat menceritakan perbuatan tangan Tuhan yang ajaib dari satu generasi ke generasi yang lain. Hal ini dituliskan dalam kitab Ulangan sebagai berikut “haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ul 6:7; bdk Ul 11:19) Salah satu ayat yang harus dicantumkan adalah Ulangan 6:4-9, yang menuliskan “4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! 5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” (ay.4-5) Oleh karena itu, mungkin saja tangan dan dahi melambangkan peringatan dan tanda untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan jiwa (dilambangkan dengan dahi di kepala) dan dengan segenap kekuatan (dilambangkan dengan tangan). Dan kasih kepada Tuhan inilah yang mewarnai pengajaran yang harus mereka sampaikan kepada anak-anak mereka.

Kitab Wahyu menceritakan bahwa anti Kristus juga mempunyai tanda pada tangan kanan dan dahi. (lih. Why 13:16). Dikatakan bahwa anti Kristus ini menyesatkan banyak orang, sehingga banyak orang akan tersesat, baik dengan kemauan mereka sendiri atau karena paksaan. Tanda di tangan dan dahi merupakan satu tanda bahwa mereka telah menyerahkan diri seutuhnya pada kekuasaan anti Kristus. Kalau sebelumnya tanda di dalam Kitab Keluaran menjadi tanda kekuasaan Tuhan kepada umat-Nya dan penyerahan umat-Nya kepada Tuhan yang telah membebaskan mereka, maka di kitab Wahyu tanda di tangan dan di dahi menjadi tanda perbudakan oleh anti Kristus. Jadi, anti Kristus memang dapat saja menggunakan tanda yang sama – termasuk tanda di tangan dan dahi serta mukjizat untuk menyesatkan banyak orang. Semoga jawaban ini dapat membantu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org

5 2 votes
Article Rating
19/12/2018
3 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
eliaswawan
eliaswawan
10 years ago

Dear katolisitas,
langsung aja mau tanya apa yang di maksudkan pada Keluaran 4:25-26
dengata “Pengantin darah”? Terimakasih atas penjelasannya

[dari katolisitas: Silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]

Fidelis
Fidelis
12 years ago

Terimakasih pak Stef untuk jawabannya…..mohon jangan bosan dengan pertanyaan saya selanjutnya….
Dear Katolisitas, saya minta maaf ya..saya kira belum dijawab pertanyaannya saya menunggu2 ternyata ada di bagian pertanyaan (saya kira ada di pesan dan komentar karena pertanyaan saya sebelumnya, jawabannya ada di sana….sekali lagi maafkan sayaaa) terimakasih

Fidelis
Fidelis
12 years ago

Dear katolisitas, ibu Ingrid dan pak Stef, Saya menunggu2 jawaban pertanyaan saya tapi tidak dijawab bahkan sudah didelete….kenapa ya? Jika lupa mengenai pertanyaan saya yang lalu, berikut ini pertanyaan saya: Ini adalah pertanyaan saya dari kitab Keluaran: 1. Pasal 4: 24 : tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya.. Pertanyaan saya:mengapa Tuhan berikhtiar membunuh Musa? 2. Apa yang dimaksud dengan pengantin darah pada pasal 4 ayat 25-26 3. Pasal 13 ayat 9a: hal itu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi peringatan di dahimu, dan ayat 16a: hal itu harus menjadi… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
3
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x