Pertanyaan:
saya sbg anak seringkali merasa bersalah pd ortu apabila tdk menurut. apalagi di atas dituliskan bahwa orang makin manula makin sensitif, artinya kita yg msh muda sdh seharusnya pahami itu dan menyenangkan hati mereka.
nah, sy mempunyai masalah, apabila ortu datang dan nginep di rumah kami (sy tinggal bersama suami dan 2 anak), ada kalanya mereka melakukan hal yg bagi mereka nggak masalah tetapi bagi saya masalah. dan itu sgt mendongkolkan hati saya krn sy nggak bisa menegor mrk (lagi2 berurusan dg org tua berbicara, anak mendengar di negara kita), akibatnya emosi saya nggak terbuang dan ngrumpel di dalam batin.
apalagi jika mrk hny nginep 3-4 hr. trus pulang, ntar 3-4 hr kmdn datang dan nginep lagi. kan rasae lbh baik menahan diri daripada emosi kpd ortu, toh mrk juga akan pulang (meskipun ya dtg lagi).
contoh : tadi pagi papa mencuci gabus tempat ikan , dia mencari2 spon dan nemu di kamar mandi, lalu dipake.
saya kaget dan langsung negor “Pa, itu buat mandi lo!”.
Dan respon papa : menganggap teguranku enteng, terus menyuci dan bilang “yo wis………. yg ini gak usah dipake mandi, yg satunya aja.” dan sy jd mendongkoooool skali.
Hal papa sering meremehkan sy sering skali, jd sy sampe merasa jd anak durhaka (dikarenakan persaan bersalah krn mendongkol pd ortu).
Meski kdg sy merenung jauh, mgkn papa gak terlalu menganggap omonganku mgkn juga akibat aku krg respon dg kata2nya juga (sebabnya Bliau spt kebykan ortu lain, selalu bicara dan bicara tapi jarang mau pakai telinga buat anaknya). Namun, pikiran yg sehat ini nggak bisa nancep di hati. aku slalu dongkol dan emosiku meningkat beberapa kali dalam sehari. ini melelahkan jiwaku.
Mohon tanggapan bgmn sy bisa menjd anak yg bisa menjd teladan bagi anak2 saya.
Trimakasih. Gbu
Martina
Jawaban:
Shalom Martina,
Saya kurang lebih memahami pengalaman anda, ketika saya membayangkan seandainya saya berada di posisi anda. Namun mungkin, ada baiknya jika kita menghadapi kejadian ini kita ‘mundur sejenak’ dan melihat kejadian ini dari sudut pandang yang berbeda. Sebab mungkin saja, kita bersikap demikian karena ketentuan- ketentuan yang kita buat dan kita ketahui sendiri, namun ketentuan ini begitu ‘asing’ bagi orang tua kita. Buat dia tidak ada bedanya antara spon untuk mandi dan spon untuk mencuci piring (mungkin di jamannya, dia tidak tahu/ mempedulikan hal ini) sehingga dia tidak habis mengerti mengapa soal spon saja kok dipermasalahkan.
Kemungkinan hal kini bisa terjadi dalam hal- hal lainnya, sehingga jika ditinjau dengan cara berpikir anda, maka memang bisa terkesan ‘mengesalkan’ tetapi jika ditunjau dari sisi papa anda, maka dia tidak mudeng/ paham, anehnya di mana. Maka jika anda kurang berusaha untuk memahami cara pandangnya, maka besar kemungkinan anda akan kesal terus. Tetapi jika anda berusaha memahaminya, maka anda bisa hidup lebih damai, dan bahkan berterima kasih atas pengalaman- pengalaman anda bersamanya:
1. Pertama- tama, kita harus menganggap bahwa berbakti kepada orang tua di masa tua mereka sebagai jalan bagi Tuhan untuk menguduskan kita. Mengapa? Karena dengan demikian kita dilatih untuk bersabar, bermurah hati, membawa kedamaian di rumah tangga kita. Khotbah di bukit/ Delapan Sabda Bahagia dalam Injil Matius (Mat 5:3-12) mengingatkan kita bahwa jika kita mempunyai sikap- sikap demikian, maka kita tidak jauh dari Kerajaan Allah. Jangan kita lupa ciri utama dari kasih adalah sabar (lih. 1 Kor 13:4). Bisa jadi Tuhan mengijinkan hal itu terjadi untuk membentuk anda agar menjadi pribadi yang lebih menyerupai Dia, yaitu “sabar dalam menanggung segala sesuatu” (1 Kor 13:8). Sebab bisa jadi pula, saat kelak anda sampai ke Kerajaan Surga, Tuhan Yesus tersenyum pada anda dan mengatakan, “Martina, mari masuklah dalam Kerajaan-Ku, …. engkau telah menunjukkan kasihmu kepada-Ku, antara lain karena engkau telah bersabar terhadap papa saat ia salah menggunakan spon…. Ketahuilah sikap itu Kau nyatakan kepada-Ku.” (lih. Mat 25:40).
2. Secara umum, kita harus menempatkan hubungan dengan manusia lebih tinggi daripada harga barang. Jadi misalnya, jangan sampai kita bertengkar dengan orang yang kita kasihi jika ia tidak dengan sengaja merusak barang milik kita. Hubungan kasih kita dengannya lebih tinggi nilainya daripada benda- benda mati. Dalam contoh anda, maka hubungan kasih anda dengan papa jauh lebih berharga daripada spon. Anda dapat membeli lebih banyak spon, bahkan dapat membelikan spon khusus buat papa anda, jika ini dapat membuat semua pihak merasa lebih damai.
3. Kita harus menganggap bahwa kesempatan kita berbakti dan menerima kekurangan orang tua kita, sebagai kesempatan kita membalas budi orang tua kita. Kita selayaknya mengingat bahwa tanpa mereka kita tidak bisa menjadi seperti sekarang ini. Merekalah yang telah membanting tulang, berkorban untuk membesarkan kita, sekarang giliran kita untuk membalas kebaikan dan pengorbanan mereka.
4. Kitab Sirakh mengajarkan kepada kita tentang penghormatan dan kewajiban anak terhadap orang tua, yaitu kitab Sirakh 3. Berikut ini sekilas kutipannya:
“Barangsiapa menghormati bapanya, ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya pula, dan apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan. Barangsiapa menghormati bapanya, ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya pula, dan apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan serta melayani orang tuanya sebagai majikannya. Anakku, hormatilah bapamu, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan, supaya berkat dari padanya turun atas dirimu…. Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya, jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya. Pun pula kalau akalnya sudah berkurang hendaklah kaumaafkan, jangan menistakannya sewaktu engkau masih berdaya. Kebaikan yang ditunjukkan kepada bapa tidak sampai terlupa, melainkan dibilang sebagai pemulihan segala dosamu. Pada masa pencobaan engkau akan diingat oleh Tuhan, maka dosamu lenyap seperti air beku yang kena matahari. Serupa penghujat barangsiapa meninggalkan bapanya, dan terkutuklah oleh Tuhan orang yang mengerasi ibunya. Lakukanlah pekerjaanmu dengan sopan, ya anakku, maka engkau akan lebih disayangi dari pada orang yang ramah-tamah. Makin besar engkau, makin patut kaurendahkan dirimu, supaya kaudapat karunia di hadapan Tuhan.” (Sir 3:3-8; 12-18)
5. Maka Sabda Tuhan ini mengajarkan kepada kita untuk menghormati orang tua dan sabar terhadap mereka, apapun sikap mereka terhadap kita. Dikatakan bahwa dengan melakukan perintah ini, maka kita akan beroleh pengampunan/ pemulihan dosa kita.
6. Jika kita menghormati dan sabar terhadap orang tua, kita memberikan teladan yang baik kepada anak- anak kita, sehingga mereka juga akan menghormati orang tuanya.
7. Sebagai ‘bonus’ lakukanlah pelayanan anda kepada orang tua dengan hati riang dan ringan. Mohonlah kekuatan dari Tuhan Yesus untuk bersikap demikian. Percayalah lama kelamaan anda akan menemukan sukacita yang dari Tuhan di dalam segala hal, dan anda tidak lagi dikejar perasaan bersalah bahwa anda kurang menghargai orang tua.
Demikianlah Martina, tanggapan saya akan pertanyaan anda. Semoga dapat menjadi masukan buat anda, dan membuat anda menjadi lebih sabar dan berlapang hati untuk melayani dan memahami papa anda; sebab dengan demikian anda membuktikan kasih anda kepada Tuhan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Ingrid Listiati
Ingrid Listiati telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria - Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat.
Website : https://katolisitas.org
Bu Ingrid, saya tahu seseorang yang punya masalah yang mirip. Orang tua punya anak tunggal. Yang menjadi masalah, ibunya biarpun Katolik dan tiap minggu ke gereja, tetapi tidak mengerti bagaimana cara mencinta, tidak mau mendengarkan. Gaya komunikasi ibu ke anak cenderung diktator, mendikte, dan tidak pernah memberi pujian atau kekuatan. Anak sering curhat ke saya betapa dia tidak didengarkan dan frustasi, terus menerus didikte dan direndahkan, bahkan sampai sekarang saat usia sudah 30 tahun, dia minder, tidak percaya diri, tidak tahu bagaimana mau memulai hidup sebagai orang dewasa yang bebas. Saya berpendapat, inilah kejahatan yang terselubung dalam keluarga. Orang tua… Read more »
Shalom YsSunjoko, Dinamika setiap keluarga tidak sama, dan kita tidak dapat menggunakan patokan kita sendiri untuk menilai keluarga lain. Sebab apa yang menurut kita buruk dan tak tertahankan, belum tentu dipandang demikian [maksudnya dengan derajat yang sama seperti pandangan kita] oleh keluarga yang bersangkutan. Kita tak bisa juga langsung menyalahkan pastor paroki tentang hal ini, karena tidak menegur ibu itu. Pastor tidak dapat begitu saja menegur setiap orang, tanpa alasan yang jelas. Jika anak itu sungguh terbeban dengan keadaannya, silakan ia sendiri menyampaikannya kepada pastor, dan jika mungkin, silakan mengatur pertemuan antara dirinya, ibunya dan pastor paroki. Keinginan untuk perubahan,… Read more »
Sdr. YS Sunjoko, Memang terkadang perhatian orangtua kepada anak berlebihan, sehingga bersifat protektif, posesif dan seperti yang anda katakan itu, sehingga cenderung menimbulkan masalah negatif dalam relasi mereka. Tentu bial terjadi demikian, pendampingan harus dilakukan kepada kedua pihak, sehingga mereka saling menyadari. Dalam kasus yang anda ceritakan, rupanya si ibu harus disadarkan atas sikap yang membuat anak menjadi minder, putus asa dan sebagainya. Dan si anak dinasehati supaya menunjukkan kemandiriannya sehingga dia bisa membuktikan bahwa apa yang dikatakan ibunya tidak benar. Nasehat anda agar ia mandiri, saya rasa baik dan benar. Namun perlu ditambahkan nasehat agar ia tidak merasa “berdosa”… Read more »
Salam Sejahtera,
Saya ingin menceritakan masalah yang ada dalam keluarga. masalah ini terjadi setelah ibu kami meninggal. lalu ayah kami mempunyai niat menikah lagi, tetapi ditentang oleh anak-anaknya, akhirnya ayah kami nekat menikah diluar gereja khatolik (menikah secara kristen). sehingga membuat anak-anaknya marah. akhirnya ayah kami sifatnya berubah menjadi egois dan selalu menyalahkan anak-anaknya. tetapi itu bukan sifat asli ayah kami. setelah ditanyakan kepada orang pintar ternyata ayah kami terkena guna-guna.
bagaimana caranya melepaskan guna-guna itu agar ayah kami kembali seperti dulu yang selalu menyayangi anak-anaknya.
terima kasih :)
Shalom aLBERTUS, Ketegangan yang Anda dan saudara-saudara Anda alami dengan ayah Anda dapat sangat dipahami. Sejujurnya, jika terjadi semacam perselisihan dalam keluarga, jalan yang terbaik untuk menyelesaikannya adalah dengan berkomunikasi secara terbuka dengan kasih. Untuk sejumlah orang, sepertinya mungkin lebih mudah jika yang ‘dipersalahkan’ adalah urusan guna-guna dan sejenisnya, karena dengan demikian, seolah-olah yang bersangkutan tidak bersalah, karena berada dalam ‘pengaruh’ si jahat. Namun dugaan ini sejujurnya belum dapat dipastikan kebenarannya. Apalagi fakta, bahwa ayah Anda itu menikah lagi-nya di gereja Kristen (walaupun non- Katolik): apakah istrinya (ibu tiri Anda) yang sekarang itu juga Kristen? Sebab jika ia Kristen, mestinya… Read more »
Shalom staf Katolisitas.. Apakah benar kasih ibu sepanjang jalan? Ada seorang ibu yang rela mengguna2i anaknya sendiri agar patuh dengan segala kehendaknya. Apakah kalau begini kasusnya, surga masih berada di bawah telapak kaki ibu? Dan apakah anak2nya harus tetap menghormatinya sementara ibunya sudah membahayakan jiwa banyak orang melalui jasa dukun termasuk jiwa suami dan anaknya sendiri? Apakah sanksinya kelak jika dia tidak bertobat? Dan sekarang dia telah meninggalkan Kristus pula dengan berpindah agama dan tinggal dengan laki2 lain tanpa bercerai. [Dari Katolisitas: pesan ini digabungkan akrena masih dari pengirim yang sama] Satu lagi, bagaimana nasib suaminya kelak yang suka marah2,… Read more »
Shalom Priscilla, Tentu saja, jika kisah itu benar, maka secara obyektif perbuatan ibu itu tidak sesuai dengan ajaran iman Kristiani. Namun perlu kita ingat bahwa pepatah, ‘surga berada di telapak kaki ibu’ itu bukan ajaran Gereja, tetapi adalah pepatah yang umum dikenal di masyarakat kita. Perbuatan ibu itu memang keliru, namun tetaplah tidak dapat dibenarkan bahwa anak-anaknya boleh membencinya. Walau mungkin akan ada kesulitan di pihak anak-anaknya untuk tetap menghormati ibunya, karena ibunya berbuat demikian terhadap mereka, tetapi jelas perintah Tuhan Yesus adalah untuk tetap mengasihi ibu tersebut. Sebab Tuhan Yesus memerintahkan kepada kita untuk mengasihi musuh kita, mereka yang… Read more »
Shalom, Saya mau tanya, apakah anak bisa turut dihukum karena dosa orang tuanya? Terima kasih [Dari Katolisitas: Ada banyak ayat yang mendukung bahwa setiap orang bertanggungjawab akan dosa yang dibuatnya sendiri, seperti ayat-ayat berikut ini: Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri (Ul 24:16; lihat juga Yer 31:30). Atau Yehezkiel mengatakan “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung… Read more »
shalom! semenjak saya kecil, saya tidak pernah merasa dekat dengan orangtua saya. alih-alih mendapatkan kasih sayang, masa kecil saya dipenuhi dengan teriakan, cacian, pukulan, dan perlakuan yang tidak adil terhadap saya. dibanding-bandingkan dengan saudara yang lain, komentar-komentar sangat menyakitkan hati mengenai fisik, perilaku dan hampir semua yang saya lakukan dan yang ada di diri saya tidak pernah terlihat baik di hadapan orangtua. setelah saya menginjak mulai dewasa diiringi dengan keadaan ekonomi keluarga yang berangsur sangat membaik, saya berpikir mungkin selama ini saya menjadi pelampiasan emosi mereka atas keadaan ekonomi yang tidak baik. mungkin semuanya akan berubah ketika kami sudah menjadi… Read more »
Shalom Christina, Saya memahami kesedihan dan kegalauan hati Anda, dan sekaligus amat menghargai dan mensyukuri keputusan Anda untuk mencoba ikhlas dengan semua perlakuan orangtua yang menyedihkan hati Anda, sehingga Anda ingin selalu berusaha mengampuni mereka, dan berkeinginan agar mereka mengalami pertobatan dan kepenuhan di dalam Tuhan. Tentu semua itu tidak lepas dari rahmat Tuhan bagi Anda untuk tidak memusatkan perhatian kepada kepahitan yang Anda alami, tetapi melangkah keluar dari semua itu, untuk merespon ajaran Tuhan dalam mengampuni dan merelakan semua perbuatan orangtua Anda yang menyakiti hati Anda. Untuk semua itu saya turut bersyukur atas niat mulia Anda. Melalui derita Anda,… Read more »
Terima Kasih saudari Triastuti atas saran, motivasi, dan nasehat yang telah anda beri sangat berguna dan saya merasa Tuhan betul berbicara kepada saya melalui anda. Saya baru saja sedang ‘googling’ berusaha mencari renungan atau kata-kata motivasi dengan niat akan saya teruskan kepada orangtua agar mereka membacanya, alih-alih mendapatkannya, saya malah menemukan link page ini, yang sebetulnya saya sudah lupa bahwa saya pernah mencurahkan isi hati saya di sini dan saya juga tidak mendapatkan email notifikasi terhadap balasan dari paparan saya. Setelah saya membaca nasehat dan saran anda, point mengenai “sering sekali perbuatan nyata yang penuh kelembutan dan kerendahan hati mempunyai… Read more »
Hai Christina, Saya dapat memahami apa yang anda rasakan dan harapkan. Mengenai pernyataan anda sbb: ‘saya berkeinginan kuat untuk agar mereka sadar dan bertobat untuk kebaikan mereka sendiri’ dan ‘apa yang saya harus lakukan agar orangtua saya lebih mengerti lagi akan “kasih” dan “melayani”’ Pendapat saya adalah terkadang dalam hidup ini ada hal-hal yang kita sebagai manusia tidak dapat mengubahnya, salah satu diantaranya adalah keinginan kita untuk mengubah tabiat dan perilaku seseorang. Percayalah, karena saya sudah mengalaminya. Satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah mengampuni dengan sungguh-sungguh (walaupun itu sangat sulit) dan selalu mendoakan mereka dalam setiap doa-doa kita karena… Read more »
terimakasih saudari desy atas tanggapannya.
saya sangat setuju dengan komentar anda mengenai bahwa kita tidak dapat mengubah tabiat dan perilaku seseorang, hanya orang sendiri tersebut lah yang mampu dan berkuasa atas hal itu.
terimakasih atas dukungan dan motivasinya, saya pun percaya tidak ada usaha yang sia-sia di dalam Kristus. dengan doa, cerminan perilaku kasih, melayani, dan peduli sesama cepat atau lambat, sekarang, bulan depan, atau 10 tahun lagi, suatu hari orangtua saya akan mengerti dan sadar akan hal itu.
Tuhan memberkati :)
Pro Martina. Saya sangat memahami situasi anda, dan saya menghargai pengakuan anda bahwa sikap anda salah tapi kesulitan untuk memperbaiki. Satu hal saja yang ingin saya sheringkan yaitu bahwa Allah menciptakan kita saling berbeda di samping ada kesamaannya. Artinya bahwa perbedaan itu kehendak Allah. Sebagai umat Allah bagaimana kita menyikapi? Kita tidak punya kuasa merubah orang lain menjadi seperti yang kita inginkan. Itu hak Allah. Apa yang dapat kita lakukan adalah merubah diri kita sendiri yaitu cara kita memandang diri sendiri. Fahamilah bahwa diri kita ada kekurangan (dosa) sama seperti orang lain. Semoga bermanfaat. [Dari Katolisitas: Kita sama-sama berusaha untuk… Read more »
Shalom..
Ya, memang benar orang tambah usia memang lebih sensitif dan biasa cenderung mengalami perubahan pikiran bahkan cenderung bertingkah laku yang bisa dibilang kurang nalar. Bukan hanya masalah spon, tapi masalah yang laen juga, ini seperti papa saya.
Memang tidak jarang kita yang masih muda merasa mendongkol, emosi, dsb.. Tapi saya yakin ini semua merupakan suatu proses dari Tuhan untuk menjadikan kita lebih sabar dan belajar menghormati serta menghargai ortu..
Trima kasih, pertanyaan dan jawaban-jawaban di atas bisa menjadi berkat dan renungan buat saya untuk lebih bersabar.
Salam Kristus, Tuhan memberkati..
Shalom Katolisitas, Saya dilahirkan di keluarga Katolik, namun orang tua saya dibaptis bahkan saat saya kanak2…jadi, saya kurang memperoleh bimbingan iman dari mereka… Selama ini saya sering (bahkan hampir setiap hari) bertengkar dengan ibu saya… Entah mengapa selama ini saya merasa ibu tidak sayang kepada saya…walaupun ia memberikan banyak hal…saya merasa ada sesuatu yang amat menyakitkan yang pernah dilakukan oleh ibu saya terhadap saya…seperti semacam penolakan sehingga selama ini saya tidak cocok dengannya…saya merasa tidak dianggap sebagai seorang anak…berbeda dengan kakak-kakak saya yang amat dicintainya…sehingga saya merasa ibu saya lebih sayang kepada kakak-kakak saya daripada saya… Suatu hari saat bertengkar… Read more »
Shalom Monica, Gereja Katolik tidak mengajarkan adanya karma dan reinkarnasi. Hal ini sudah pernah dibahas di jawaban ini, silakan klik. Jika sampai seorang anak meniru perbuatan orang tuanya, pertama- tama adalah karena orang tualah yang umumnya menjadi figur panutan bagi anak, sehingga sikap orang tualah yang paling mudah untuk ditiru/ diikuti oleh anak. Misalnya jika anak melihat ibunya memarahi ibunya (sang oma/ nenek), maka jangan heran kalau kemudian sang anak akan juga berani memarahi ibunya. Jika ibu anda sering marah pada anda, maka memang hal ini dapat mengakibatkan luka- luka batin pada diri anda. Untuk itu, mungkin ada baiknya jika… Read more »
Terima kasih atas jawabannya…Saran yang sangat membantu…
Semoga suatu saat nanti saya benar-benar dapat memahami kasih Tuhan sepenuhnya…
Salam Kasih dalam Kristus Tuhan
Monica
Dear bu Ingrid,
mengenai baptis dan kutuk.
Betul memang Santo Petrus mengatakan bahwa dengan baptis segala dosa diampuni.
Yang menjadi aneh dalam kasus ibunda dari Monica, mengapa sampai mengatakan kepada putri sendiri adanya karma dan pengaruh dukun?
Bukankah itu menandakan bahwa sebetulnya kepercayaan lamanya belum sepenuhnya hilang dari hatinya?
Ada tradisi atau ajaran lama yang tampaknya belum ia lepaskan dan mengganggu sehingga tidak bisa mengikuti Tuhan dengan konsisten.
Bagaimana tanggapan bu Ingrid? Apa sependapat atau ada pendapat lain? Terima kasih.
Shalom YsSunjoko, Anda benar, bahwa memang apa yang diucapkan oleh ibunya Monica tidak mencerminkan iman Kristiani yang benar. Sebab bagi kita yang percaya dan sudah dibaptis, tiada lagi kutuk yang mengikat kita. Namun dalam menyelesaikan permasalahan antara Monica dan ibunya, adalah lebih baik untuk melihat apakah yang dapat diubah dari sisi Monica terlebih dahulu. Ada banyak kesaksian serupa yang dapat terselesaikan dan dipulihkan, jika sang anak memulai terlebih dahulu untuk mengampuni dan mengasihi. Sebab umumnya para ibu, dengan naluri keibuannya, akan lebih mudah tersentuh hatinya, jika melihat dan mengalami kasih dari anak-anaknya. Hal ini akan mengubah segalanya. Nah, maka memang… Read more »
Dear Monica and Andre, Setelah membaca kedua email kalian, and dari kursus konseling yang Julia terima di Shekinah tahun 2010, Julia merasa ada LUKA BATIN di kedua kasus kalian. And keduanya ada hubungan dengan mama kalian (in this case, kalian berdua dan mama kalian sama-sama luka batin). Tetapi….. Julia tidak bermaksud memberi ‘cap luka batin’ pada kalian and mama kalian. Ada baiknya hal tersebut segera dibicarakan / dikonselingkan ke konselor2 yang sudah ditunjuk oleh Gereja Katolik. Jika Julia boleh mengajukan bbrp hal yang mungkin bisa kalian ikuti/lakukan: 1. Konsultasikan kasus2 tersebut kepada konselor yang ada di paroki. (Skrg ini sudah… Read more »
sy tdk bs komentar secara biblis tp berdasarkan pengalaman hidup menggereja ya solusinya mohon bimbingan ROH KUDUS maka SANG WAKTU akan memberikan kebijaksanaan. Seyogyanya kita wajib membaca Firman setiap hari sehingga semakin dekat dengan SANG KASIH. Semoga Kasih karunia Allah slalu beserta Monica.
Salam sejahtera, Saya ingin bertanya, sebelumnya saya akan jelaskan situasinya, saya dan pasangan akan menikah pada pertengahan July 2011 nanti, tetapi baru saja ada masalah, ketika kami memutuskan untuk kerja di luar kota ( dari jawa timur ke jawa barat ) ibu saya tidak menghendaki, dengan alasan ibu tdk kuat klo saya tinggalkan, bbrp minggu setelah tau bahwa kami akan pindah ke luarkota ibu merasa galau. ( ayah dan seorang adik saya masih ada bersama ibu ) kondisi ibu saya pernah mengalami stress berat.. bbrp tahun lalu, sampai sekarang sudah baik tetapi kadang masih merasa terbebani. alasan kami ingin ke… Read more »
Shalom Andre, Mohon maaf atas keterlambatan jawaban kami. Sebenarnya anda perlu memohon kepada Tuhan untuk memberi karunia kebijaksanaan agar anda dapat membuat keputusan yang baik dan dapat diterima semua pihak. Terus terang, dalam hal ini andalah yang paling mengetahui keadaannya, sehingga anda sendirilah yang dapat membuat keputusan. Sebab kami di sini tidak tahu persis seperti apa kondisi ibu anda yang anda katakan ‘tidak kuat’, pernah stress berat, dan menjadi galau, kalau anda pindah ke luar kota. Apakah anda sudah mencari pekerjaan di dalam kota? Ataukah pekerjaan yang di luar kota ini sungguh sangat baik bagi masa depan anda sehingga anda… Read more »
Hallo Martina, Tahun lalu saya belajar konseling di Shekinah. Dari apa yang saya telah saya pelajari, ada bbrp hal yang menurut julia adalah penyebab dari perasaan2 tidak enak yang muncul sehubungan dengan orang tuamu. Jika saya boleh memberi masukan, sepertinya Anda mengalami apa yang disebut dengan LUKA BATIN. Saya rasa, sebenarnya bagi Anda yang penting bukanlah barangnya (misalnya spons mandi, oh well, penting sih, tapi tidak terlalu penting), tetapi yang paling penting lebih ke perasaan untuk tidak diremehkan oleh papa (mungkin oleh mamamu juga). Martina merasa tidak dianggap oleh papamu (orang tua bicara terus, and anak harus mendengar). Mungkin ketika… Read more »
Terima kasih atas masukannya
GBU
bukankah di
Efesus 6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.
kalau saya lihat di cerita martina. bukankah orang tua nya juga melanggar Alkitab? (saya juga merasa bahwa ayah saya sendiri juga melanggar efesus 6:4 ini)
sungguh Tuhan Maha Besar… saya sendiri sedang bermasalah dengan ayah saya. Dan hari ini ada yang membahas hal yang sama.
Shalom Alexander,
Harus diakui ada cara pandang orang tua dan anak kadang berbeda, karena jamannya berbeda. Maka kita tidak dapat langsung menghakimi, apakah sang ayah tersebut sengaja ‘membangkitkan amarah’ di hati anaknya. Jika ia memang sengaja melakukannya, maka dapat dikatakan ia melanggar, namun seringkali orang tua tidak tahu kalau ia melakukan hal yang membangkitkan amarah anaknya. Kesalahan karena hal yang tidak sengaja dilakukan, tidak sama bobotnya dengan hal yang sengaja dilakukan. Di sinilah pentingnya komunikasi antara anak dan orang tua, tentu atas dasar kasih, agar dapat dicapai saling pengertian.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Hhhh Alexander,nanti semakin usia anda bertambah maka anda akan semakin mengerti atau kalau mau cepat renungkan Firman Tuhan,jangan dibaca doang, karena kalau dibaca saja maka pertentanganlah yang ada karena Firman bagaikan pedang bermata dua. Oleh karena itu gereja Katolik terkenal lamban dalam hal membrikan keputusan. Contohnya apakah gereja katolik telah memutuskan penampakkan Bunda Maria di Lourdes? Salam semangatmu yg luar biasa. [dari katolisitas: Vatikan sebenarnya telah memberikan pengakuan akan penampakan Bunda Maria di Lourdes. Namun, hal ini termasuk dalam “wahyu pribadi” yang tidak menambah wahyu umum, sehingga tidak mewajibkan umat Katolik untuk mempercayainya. Namun, adalah satu kenyataan bahwa banyak mukjizat… Read more »
Syalom Mbak Inggrid dan Pak stef
Saya ingin bertanya apakah maksud firman yang mengatakan “hormatilah ayah dan ibu di dalam takut akan Tuhan”
Apakah semua perintah orang tua harus dituruti?
Bagaimana dengan orang tua yang memaksakan anaknya untuk memilih jurusan pendidikan atau tempat kerja tertentu. Apakah hal itu juga harus dituruti meskipun bidang ilmu tersebut bukan yang diminati anaknya?
Terima Kasih. GBU
Shalom Bee, Prinsipnya, tidak semua perintah orang tua harus dituruti; terutama jika itu bertentangan dengan kehendak Tuhan. Hal ini pernah dibahas di sini, silakan klik. Namun jika hal jurusan pendidikan dan tempat kerja itu adalah hal yang masih dapat didiskusikan, karena tidak secara langsung berhubungan dengan perintah Allah. Silakan berdialog dengan orang tua, tanyakan mengapa mereka berpandangan sedemikian, dan sampaikan juga pemikiran dan minat anda. Sampaikanlah juga keinginan anda untuk dapat berhasil dalam bidang yang anda pilih sesuai dengan keinginan dan minat anda, dan komitmen anda untuk tetap menghormati dan mengasihi orang tua. Semoga dapat tercapai saling pengertian di antara… Read more »
saya sbg anak seringkali merasa bersalah pd ortu apabila tdk menurut. apalagi di atas dituliskan bahwa orang makin manula makin sensitif, artinya kita yg msh muda sdh seharusnya pahami itu dan menyenangkan hati mereka. nah, sy mempunyai masalah, apabila ortu datang dan nginep di rumah kami (sy tinggal bersama suami dan 2 anak), ada kalanya mereka melakukan hal yg bagi mereka nggak masalah tetapi bagi saya masalah. dan itu sgt mendongkolkan hati saya krn sy nggak bisa menegor mrk (lagi2 berurusan dg org tua berbicara, anak mendengar di negara kita), akibatnya emosi saya nggak terbuang dan ngrumpel di dalam batin.… Read more »
sebagai anak yang sudah berkeluarga sering terjadi hal-hal seperti di tas ada saran dari seorang yang bijaksana mengatakan demikian : bertanyalah pada diri kita sendiri apakah orang tua kita pernah mengeluh merawat kita dari dalam perut sampai kita dewasa itu saja
Benar juga….. hanya kontrol emosi saya sangat kurang dan terasa labil sekali, sehingga muncul lecutan2 emosi… mungkin benar sekali kata Julianti bahwa saya mengalami luka batin
Semua asumsi Julianti benar adanya. Kira2 seperti itulah kondisi yang saya alami…. Gbu
Terima kasih sekali, saya berhasrat sekali mengikuti kursus konseling, tetapi spt nya hanya ada di Jakarta ya? Saya mempunyai 2 anak yang harus diurus dan tdk dpt ditinggalkan, tdk mgkn jika saya mengikuti kursus di luar kota Surabaya.
[dari Katolisitas: pertanyaan dan komentar Martina kami gabungkan karena menyatakan kesatuan pesan]