Ingin pulang ke pangkuan Gereja Katolik

Pertanyaan:

Shalom pengasuh katolisitas.org…

Saya seorang Protestan yg tergerak untuk mencari segala sesuatu tentang Katolik, karena saya tidak mau menjadi Kristen Protestan karena orang tua saya (lahir sudah dibaptis di Gereja Protestan, dll), saya ingin mencari Gereja manakah yg dikehendaki Yesus, bukan kehendak saya pribadi..

Artikel demi artikel serta tanya-jawab saya baca melalui situs ini.
Saya yg tadinya tidak mengerti apa-apa tentang Bunda Maria, Magisterium Gereja, dan Tradisi Gereja, sekarang saya mengerti dan saya menyimpulkan (dari pertanyaan2 dari non-Katolik yg dapat dijawab dgn baik oleh tim Katolisitas) bahwa Gereja Katolik benar-benar memiliki iman yg kaya dan lengkap.

Saya pun akhirnya berniat untuk “pulang” kembali ke pangkuan Gereja Katolik.
tapi kalau boleh jujur masih ada beberapa hal yg mengganjal di hati saya.
Mohon maaf pertanyaan-pertanyaan saya berbeda-beda tema tetapi saya jadikan satu, karena saya bingung akan saya ketik/sampaikan di Katolisitas.org bagian yg mana.
Mohon maaf juga jikalau bahasa pertanyaan saya kurang tertata.
yg ingin saya tanyakan/share-kan adalah sbb:

1. (Dari artikel-artikel dan tanya-jawab) saya sangat memahami Iman Katolik yg kaya dan lengkap. Tetapi pernah terlintas di benak saya, mengapa teman-teman Protestan & Pentakosta demikian mencintai Yesus (yang menurut pandangan pribadi saya berdasarkan fakta) lebih dari teman-teman Katolik saya, didalam ibadah-ibadah, mereka menitikkan air mata, di keseharian mereka hanya ada satu nama: Yesus.
apakah hal ini dikarenakan Iman Katolik yg “terlalu kaya” sehingga nama Yesus sedikit banyak “kabur” oleh Bunda Maria mungkin, atau para Santo dan Santa, dll?
Saya merasa sungguh sayang karena Iman Katolik begitu lengkap tetapi kesan yg saya dapatkan Iman Katolik seperti agak sulit membuat umatnya mencintai dan mengandalkan Yesus.

2.Pertanyaan saya diatas semakin kuat ketika banyak saya lihat, rekan-rekan Katolik yg berpindah keyakinan menjadi Muslim, atau aktor, aktris dan pemain-pemain sepakbola (maaf jika terkesan melihat pihak tertentu, krn inilah yg dipublikasikan) yg berpindah dari Katolik ke Muslim. Saya mengerti jika kejadian ini hanya terjadi pada segelintir orang, tetapi ‘”kasus” penganut Katolik berpindah ke Muslim sangatlah banyak.
Saya malah sangat-sangat jarang mengetahui penganut Protestan/Pentakosta berpindah keyakinan mengkhianati Yesus.
Memang ini adalah tanggung jawab Gereja Katolik dalam membina umatnya, tetapi apakah Gereja Katolik tidak melakukan pencegahan sebelum hal-hal seperti ini terjadi. Karena jikalau sudah terjadi, sangat sedih jika jawabannya hanya “ini adalah tanggung jawab Gereja Katolik untuk….dst” karena semuanya telah menjadi bubur.
dalam hal ini Rahmat Tuhan sangat menentukan, tetapi tentunya Gereja termasuk didalamnya para Pastor secara tidak langsung turut bertanggung jawab atas umat yg digembalakan.

3. Mengenai doa, kapankah kita berdoa bersama Bunda Maria/Para Kudus, dan kapankah kita berdoa kepada Tuhan Yesus secara langsung?
Sebagai Protestan jujur sangat sulit berdoa bersama Bunda Maria dan Para Kudus, mungkin karena terbiasa berdoa langsung kepada Tuhan Yesus (mungkin ini yg membuat teman-teman Protestan & Pentakosta lebih erat dengan Yesus didalam hati mereka) tapi saya tetap belajar terus karena demikian yg diajakan Gereja Katolik.

4. Saya teramat kagum akan kesabaran tim Katolisitas.org, serta pengetahuan akan Sejarah Gereja dan lain-lain sehingga sering saya lihat di rubrik tanya-jawab, pihak non-Katolik kebanyakan kurang pengetahuan akan sejarah Gereja.
Saya menjamin, teman-teman Protestan saya pasti banyak tidak tahu mengenai perantaraan Bunda Maria yang penting, mereka tidak tahu pasti pendiri Protestan seperti Martin Luther sangat menghormati Bunda Maria, mereka jg pasti tidak tahu akan kebenaran adanya Api Penyucian, dan banyak hal lain yg dimiliki oleh Gereja Katolik. Itulah mengapa Gereja Katolik sangat kaya dan komplit.

tetapi kadang ketika saya berdiskusi dengan rekan Protestan saya, kadang saya merasa sungguh indah mereka hanya memiliki Yesus, mereka serahkan semuanya kepada Yesus, mereka menjadi pemandu pujian di gereja mereka semua untuk kemuliaan Yesus, tidak ada hal yg mengganggu hubungan mereka dengan Yesus.

Yang ingin saya tanyakan, pusat kita sebenarnya adalah Yesus, bagaimanakah pandangan Tim Katolisitas akan saudara-saudari Protestan yang kesannya lebih mencintai Yesus daripada rekan Katolik yg kebanyakan lebih melihat Bunda Maria, terbukti banyak orang juga yg mengunjungi goa-goa Maria, apakah para Pastor tidak khawatir kecintaan umat mereka pada Yesus akan “kabur’? karena kekaburan ini telah banyak saa jumpai.

Terimakasih banyak tim Katolisitas akan kesabaran dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan saya.

Sonny Ng.

Jawaban:

Shalom Sonny Ng,

Terima kasih atas sikap anda yang benar-benar ingin mencari kebenaran. Ini seharusnya juga menjadi tantangan bagi semua umat Katolik, untuk juga berani mempertanyakan dan mencari lebih dalam tentang apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik. Memang dalam mencari Gereja, pusatnya bukanlah diri sendiri, namun mencari Gereja manakah yang sebenarnya didirikan oleh Kristus. Kalau kita dapat menemukan Gereja yang didirikan oleh Kristus, maka sudah seharusnya kita harus masuk di dalamnya. Artikel yang menjelaskan tentang mengapa Gereja Katolik adalah Gereja yang didirikan oleh Kristus dapat dibaca di sini – silakan klik. Kerinduan anda untuk pulang ke Gereja Katolik bukanlah dialami oleh anda sendiri, namun juga dialami oleh begitu banyak pendeta-pendeta di Amerika serta banyak uskup, pastor dan umat dari Gereja Anglikan. Berikut ini adalah tanggapan yang dapat saya berikan atas pertanyaan-pertanyaan anda:

1. Iman dan perbuatan

Memang sungguh sangat disayangkan kalau sebagian dari umat Katolik yang telah masuk di dalam Gereja Katolik tidak menyadari akan kekayaan iman yang ada di dalam Gereja Katolik. Menjadi lebih sayang kalau seorang Katolik tidak dapat menerapkan hukum kasih di dalam kehidupannya sehari-hari. Ini menjadi tantangan bagi seluruh anggota Gereja, baik klerus maupun awam, agar evangelisasi tidak hanya dilakukan ke luar Gereja namun juga ke dalam Gereja. Evangelisasi baru ini telah didengung-dengungkan oleh Paus Yohanes Paulus II, Paus Paulus VI dan Vatikan II. Artikel tentang evangelisasi baru dapat dibaca di sini – silakan klik.

Kadang kita sering mengaitkan iman dengan perasaan. Tentu saja ada saat-saat di mana perasaan kita tersentuh akan kehadiran Tuhan dan kita dapat meneteskan air mata. Namun iman jauh lebih besar daripada perasaan (lihat artikel ini – silakan klik). Iman seseorang bukan diukur dari banyak air mata yang dicurahkan, atau dari banyaknya seseorang merasa dekat dengan Tuhan. Iman seseorang diukur dari sampai seberapa jauh seseorang mau menempatkan kebenaran di atas kepentingan pribadi, atau dalam kata lain “ketaatan iman” (lih. Rm 16:26). Ketaatan iman inilah yang menyebabkan seseorang menampakkan buah-buah roh seperti yang disebutkan dalam Gal 5:22-23. Namun, tidak bisa dipungkiri ada sebagian dari anggota Gereja Katolik yang kurang menampakkan buah-buah Roh. Namun, kalau kita mau melihat agama yang benar, lihatlah dogma dan doktrinnya, kesetiaannya terhadap pondasi kebenaran, apa yang diinginkan oleh pendirinya, dan melihat anggota yang melaksanakan dogma dan doktrin. Kebenaran dari suatu agama tidak dapat diukur dari orang-orang yang tidak menjalankan ajaran dari agama tersebut. Jadi, kita tidak dapat menilai agama Katolik dari orang-orang yang tidak menjalankan iman Katolik, melainkan kita dapat menilainya dari orang-orang yang benar-benar menjalankan iman Katolik secara serius. Dan hal ini telah dibuktikan oleh para santa-santo dalam sepanjang sejarah Gereja Katolik. Lihatlah yang terberkati Bunda Teresa, yang mengasihi Tuhan dengan begitu luar biasa, yang dimanifestasikan dalam pelayanannya kepada sesama secara luar biasa.

Dari empat tanda Gereja, salah satunya adalah “kudus“. Klaim ini berdasarkan Kristus sebagai Kepala Gereja, yang membuat Tubuh Mistik Kristus menjadi kudus (lih. Ef 5:27). Walaupun Gereja Katolik adalah kudus, namun terdiri dari para kudus dan para pendosa. Para kudus membangun Gereja dari dalam dan para pendosa dapat menjadi batu sandungan. Oleh karena itu, menjadi satu tantangan yang berat, agar seluruh anggota Gereja dapat saling membantu dalam perjuangan untuk hidup kudus. Tantangan berat ini menjadi lebih berat karena dunia sekarang ini didominasi oleh sekularisme dan modernisme (lihat artikel ini – silakan klik). Dan tantangan dari dalam adalah bagaimana Gereja dapat melakukan evangelisasi secara lebih efektif, menyebarkan kepenuhan kebenaran iman Kristiani, dan menjadi saksi Kristus yang hidup, terutama dengan cara menunjukkan kehidupan kristiani yang otentik – yaitu berjuang dalam kekudusan. Dogma dan pengajaran tentang Maria serta para kudus tidaklah menjadi halangan bagi umat Katolik untuk mengasihi Kristus. Sebaliknya, kesadaran bahwa kita tidak sendirian dalam melakukan perjalanan iman – namun ditemani oleh Bunda Maria dan para kudus – memberikan kita kekuatan untuk semakin mengasihi Kristus dengan lebih lagi. Belajar dari Bunda Maria dan para kudus adalah belajar untuk mengasihi Kristus melebihi segalanya, karena itulah yang telah dibuktikan oleh Bunda Maria dan para kudus – yaitu mengasihi Tuhan dalam derajat yang luar biasa atau heroic.

2. Umat Katolik yang berpindah ke agama lain

Memang harus diakui bahwa ada yang berpindah dari Gereja Katolik ke agama lain. Namun pertanyaan yang harus diajukan adalah: apakah alasan dari perpindahan tersebut? apakah benar-benar pindah karena alasan kebenaran? apakah sebelum pindah mereka benar-benar mencari apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik? Tentu saja ada perlu dibenahi dari proses katekese, yang membuat ada sebagian umat dari Gereja Katolik yang berpindah ke agama lain. Walaupun untuk dibaptis di Gereja Katolik seseorang perlu belajar selama kurang lebih satu tahun, namun pembinaan iman yang terus menerus harus dilakukan. Seluruh jajaran Gereja, para pastor, para katekis, dan dan juga termasuk kita semua, seharusnya saling bahu membahu untuk melakukan proses evangelisasi: tidak semua dapat menjadi pengajar, namun semua dapat menjadi saksi Kristus yang hidup. Dengan demikian, kita dapat membawa orang kepada Kristus maupun membawa Kristus kepada orang-orang. Kenyataan dan tantangan ini bukan hanya dihadapi oleh Gereja Katolik, namun juga dihadapi oleh gereja-gereja non-Katolik.

3. Tentang doa kepada Yesus dan melalui Bunda Maria dan para kudus.

Secara prinsip, pertama kita harus menyadari bahwa bentuk penyembahan yang tertinggi, yang merupakan sumber dan puncak kehidupan kristiani adalah perayaan Ekaristi, karena Yesus sendiri menjadi yang dikorbankan dan mempersembahkan korban. Peristiwa Paskah Kristus (penderitaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus) dihadirkan kembali di dalam waktu sampai akhir zaman. Dengan demikian, seorang Katolik yang baik seharusnya memfokuskan kehidupan spiritualnya pada Ekaristi, yang berarti secara total kepada Yesus. Namun, di luar Sakramen Ekaristi, banyak devosi – baik devosi kepada Bunda Maria maupun para santa-santo – yang bertujuan untuk membantu kita dalam mengarungi kehidupan di dunia ini dan sampai pada tujuan akhir kita, yaitu Sorga. Bunda Maria dan para santa-santo menyadarkan kita bahwa seluruh umat Allah – baik yang ada di dunia ini, di Api Penyucian dan di Sorga – dipersatukan oleh kasih Allah. Kita juga dapat belajar dari Bunda Maria dan para santa-santo, yang telah mengasihi Allah dengan begitu luar biasa. Hal ini sama seperti kita belajar dari kakak kelas kita, yang telah lulus sekolah dengan nilai yang begitu luar biasa. Kakak-kakak kelas dalam spiritual telah membuktikan diri mereka bahwa mereka telah melalui kehidupan di dunia ini – dengan penderitaan, sakit penyakit, kesulitan, dianiaya, dibunuh – namun tetap setia terhadap Kristus, karena mereka mengasihi Kristus melebihi diri mereka sendiri. Hal seperti ini akan memberikan inspirasi kepada kita dan akan membantu kehidupan spiritualitas kita. Cobalah anda baca beberapa riwayat para kudus. Tentang kapan kita berdoa bersama mereka, maka tergantung dari devosi yang kita ikuti. Kita berdoa bersama dengan Bunda Maria pada waktu kita mendaraskan doa rosario, doa Salam Maria, dll. Dan kita mengingat dan berdoa bersama St. Fransiskus dari Asisi ketika kita menyanyikan “Make me a channel of Your peace“. Namun, doa-doa tersebut justru mengarahkan kita kepada Kristus, karena para santa-santo tidak akan membiarkan doa-doa hanya berakhir pada mereka, karena mereka akan senantiasa membawanya kepada Kristus. Kalau kita percaya bahwa doa orang yang benar besar kuasanya (lih. Yak 5:16), maka Bunda Maria dan para kudus adalah orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah, yang berarti doa mereka mempunyai kuasa yang besar.

Diskusi tentang topik peran para kudus telah dibahas secara panjang lebar di beberapa diskusi ini – silakan klik (diskusi dengan Anton), diskusi dengan Esther dapat dilihat di sini – silakan klik dan diskusi dengan Machmud dapat dilihat di sini – silakan klik. Silakan membaca beberapa diskusi tersebut. Dan jika masih ada pertanyaan berkaitan dengan topik tersebut, silakan bertanya kembali.

4. Hanya Yesus?

Yang menjadi perbedaan antara Katolik dan non-Katolik dalam konsep perantaraan adalah Katolik melihat perantaraan Kristus sebagai sesuatu yang inklusif, yang melibatkan banyak orang. Dan ini ditegaskan oleh Rasul Paulus sendiri “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.” (Kol 1:24). Kita semua dituntut untuk berpartisipasi dalam karya keselamatan Kristus. Partisipasi ini tidak merampas kemuliaan Kristus, melainkan justru semakin memuliakan nama Kristus. Hal tersebut menunjukkan bagaimana seluruh bagian dari Tubuh Mistik Kristus menjalankan bagiannya untuk dapat saling membantu sehingga menuntun semua anggota kepada keselamatan. Selanjutnya tentang pengantaraan Kristus yang bersifat inklusif yaitu melibatkan anggota- anggota-Nya, silakan klik di sini.

Jadi, bersama dengan Bunda Maria dan para kudus, justru kita semakin dikuatkan untuk semakin mengasihi Kristus. Kalau kita tahu bahwa perjalanan ke Tanah Terjanji begitu sulit, maka sudah seharusnya kita sebanyak mungkin berkawan dengan orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah – Bunda Maria dan para kudus -, karena doa-doa mereka lebih baik dan mempunyai kuasa dibandingkan dengan doa-doa pendeta, pastor maupun keluarga kita. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan yang dekat dengan Bunda Maria dan para kudus serta menjalankan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik tidak membuat mereka menjadi jauh dari Kristus, melainkan justru semakin mengasihi Kristus, seperti yang dicontohkan oleh yang terberkati Bunda Teresa dari Kalkuta. Jadi, kalau anda mau, maka anda dapat meniru apa yang dilakukan oleh Bunda Teresa setiap hari, yaitu berdoa rosario. Diskusi tentang hal ini ada di sini – silakan klik.

Kalau umat Katolik menghormati Bunda Maria maka umat Katolik meniru apa yang dilakukan oleh Kristus sendiri, yaitu menghormati ibu-Nya. Kalau umat Katolik menghormati para kudus maka umat Katolik melihat teladan mereka yang mengasihi Kristus secara luar biasa dan mereka adalah kawan sekerja Allah (1Kor 3:9), yang berarti adalah kawan sekerja kita. Dengan demikian, penghormatan ini akan senantiasa berpusat pada Kristus. Kalau kita benar-benar mengasihi Kristus, maka kita juga harus mengasihi ibu-Nya dan mengasihi kawan-kawan-Nya. Dan kalau kita mau mengasihi Kristus secara keseluruhan, maka kita harus mengasihi Tubuh Mistik Kristus, yaitu Gereja Katolik. Kalau ada umat Katolik yang terlihat masih kabur dengan pengertian ini, maka umatlah yang harus diberi penerangan lebih lanjut dan bukan dengan mengubah apa yang sudah benar. Namun, kembali harus ditekankan bahwa tidak ada bentuk doa atau pujian atau penyembahan yang lebih tinggi dari Sakramen Ekaristi. Paus Yohanes Paulus II dalam Ensikliknya Ecclesia de Eucharistia, mengatakan bahwa Ekaristi membangun Gereja. Karena Kristus yang menjadi fokus dari Ekaristi, maka umat yang semakin berakar pada Kristus maka dia akan semakin berfokus pada Kristus, yang pada akhirnya dapat mengasihi Kristus dengan lebih sungguh, dapat menyatukan seluruh kehidupannya dengan Kristus, dan dapat dengan setia menjalani kesulitan, penderitaan, sakit penyakit bersama dengan Kristus – karena dalam setiap perayaan Ekaristi dihadirkan kembali penderitaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus. Dalam setiap perayaan Ekaristi dihadirkan kembali penderitaan Kristus yang membawa kebangkitan umat – yang menyatukan penderitaan mereka bersama dengan Kristus.

Demikianlah jawaban yang dapat saya berikan. Saya menyambut dengan gembira niat baik anda untuk masuk ke dalam pangkuan Gereja Katolik, atau mungkin lebih tepatnya adalah untuk kembali ke RUMAH! Nanti pada saatnya anda diteguhkan di Gereja Katolik, mohon untuk memberitahu kami, sehingga kami dapat turut bersukacita bersama dengan anda. Pada saat ini, kami hanya dapat mendoakan dan juga menyediakan diri kami untuk menjawab hal-hal yang ingin anda tanyakan sehubungan dengan iman Katolik.

5 3 votes
Article Rating
19/12/2018
66 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Nana12
9 years ago

Salam… saya seorang muslim..
keluarga saya pun muslim… yang sangat menjunjung tinggi agama… tapi akhir-akhir ini saya merasa bukan menjadi diri saya sendiri… saya ingin menjadi katolik… tapi gereja katolik, lokasinya jauh dari tempat saya tinggal…
mohon pencerahannya..
terimakasih…

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Nana12
9 years ago

Shalom Nana Terima kasih atas sharing yang Anda berikan. Memang Tuhan dapat memanggil umat-Nya dengan berbagai cara. Dia dapat berbicara kepada kita secara langsung di dalam hati nurani kita, maupun dia dapat berbicara melalui kejadian-kejadian sehari-hari: dapat melalui teman, kejadian kehidupan, alam raya, dll. Kalau Anda merasakan panggilan sebagai seorang Katolik, maka ada baiknya agar Anda menghadap seorang pastor. Kalau jauh (saya tidak tahu seberapa jauh), mungkin pada tahap awal, cobalah mencari tahu nomor telpon dari pastor di paroki terdekat. Dan untuk selanjutnya, lakukan diskusi dengan email. Nanti kalau dipandang perlu, baru Anda dapat bertemu secara langsung dengan pastor tersebut.… Read more »

Fabian
Fabian
10 years ago

Salam damai, Saya pengunjung baru website ini. Saya ingin bertanya (maaf menggunakan topik pertanyaan ini untuk bertanya karena saya agak gaptek). Saya dibabtis secara katolik pada tahun 1982 dan sakramen penguatan pada april 1999. Namun dalam perjalanan hidup saya, saya melakukan kesalahan fatal dengan meninggalkan Katolik. Saya menyesal dan ingin kembali ke Katolik, namun saya bingung harus kemana. Beberapa Gereja yang sy datangi seakan belum memberikan petunjuk. Saya hampir setiap minggu ke Gereja merayakan ekaristi tanpa komuni. Kadang sy sedih saat misa (tanpa komuni) karena sy dilahirkan di keluarga katolik dan mengenyam pendidikan di sekolah katolik di Jakarta. Namun Gereja… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Fabian
10 years ago

Shalom Fabian, Jika Anda pernah meninggalkan Gereja Katolik, dan kini ingin pulang kembali ke Gereja Katolik, maka yang perlu Anda lakukan adalah mengaku dosa dalam sakramen Pengakuan Dosa. Silakan menghubungi pastor paroki Anda. Keterangan yang Anda tulis sangat terbatas, sehingga kami tidak mengetahui mengapa Anda mengatakan bahwa “Gereja seakan sulit menerima saya dalam kasus saya yang rumit” ini. Karena sesungguhnya, jika Anda sungguh bertobat, telah mengaku dosa dalam sakramen Pengakuan dosa, dan telah melaksanakan penitensinya, maka Anda tentu dapat kembali menjadi Katolik. Gereja itu bagaikan seorang ibu, yang menerima kembali anak-anaknya. Baptisan Anda tetap berlaku, dan tidak digagalkan karena Anda… Read more »

Freddy A.N Munthe
Freddy A.N Munthe
10 years ago

Dear Katolistas team Syalom, Maaf sebelumnya kalau salah tempat, tapi saya mau meyampaikan kendala saya seperti di bawah ini: Saat ini saya dalam pergumulan untuk kembali ke Gereja Katolik saya juga ingin membawa keluarga saya sekalian namum tidak gampang. saya sudah berkeluarga, saya dan istri saya diberkati disalah satu gereja doniminasi protestan. Sebelum saya menikah saya dulu Katolik dan setelah menikah saya menjadi protestan karena istri saya berasal dari kristen karismatik dan kami buat kesepakatan bersama untuk menikah di gereja protestan yang tidak mempermasalahkan gereja asal kami. setelah hampir 3 tahun saya menikah dan punya 2 anaka (sudah dibaptis di… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Freddy A.N Munthe
10 years ago

Shalom Freddy, Sesungguhnya Tuhan menempatkan di dalam hati setiap orang, kerinduan untuk mencari kebenaran. Maka jika Anda mempunyai kerinduan itu, dan terdorong untuk melaksanakannya, bersyukurlah kepada Tuhan, sebab rahmat-Nya yang kelak akan menghantarkan Anda untuk menemukannya. Memang tidak selamanya mudah untuk mewujudkan hal ini, terutama jika Anda telah menikah di gereja non-Katolik dan istri Anda juga belum terpanggil menjadi Katolik. Tetapi bawalah semua ini dalam doa-doa Anda, dan serahkan segalanya ke dalam tangan Tuhan, agar Dia-lah yang membuka jalannya bagi Anda. Mungkin baik Anda ketahui bahwa Anda tidak sendirian dalam hal ini, sebab Tuhan selalu menyertai, demikian pula ada banyak… Read more »

Oktavianus
Oktavianus
Reply to  Freddy A.N Munthe
10 years ago

Shalowm Bro Freddy,

ijinkan saya seorang Katolik awam mengundang Anda datang ke Gereja Katolik, utk merayakan Ekaristi dan menyambut sakramen tobat. Sabtu & Minggu ini adalah Misa Adven ke-4. Nanti dihari Natal, anda dapat menyambut Sakramen Ekaristi (note: datanglah lbh awal)
Anda dapat merasakan sendiri, apakah Jesus mengundang Anda kembali ke pangkuan Gereja Katolik atau tidak?

Yak 2:17 Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

Turut berdoa,
Oktavianus.

irvan
irvan
10 years ago

maaf mau tanya.. saya mau masuk Katolik, bagaimana caranya? apa harus dibaptis dulu? kalau langsung ke gereja (tdk dibaptis) belum bisakah? terima kasih.. [dari Katolisitas: silakan datang ke gereja Katolik di dekat Anda tinggal dan menemui pastor parokinya. Ungkapkan keinginan Anda untuk dibaptis. Pastor akan menjelaskan dan memberikan pengajaran katekisasi, yaitu pelajaran mengenai iman Katolik dan pengajaran Gereja Katolik. Kursus katekisasi lamanya berkisar antara enam bulan sampai satu tahun, tergantung frekuensi pertemuan dalam setiap minggunya. Anda boleh ke gereja dan ikut merayakan Misa walaupun belum dibaptis, tetapi Anda belum boleh menerima Komuni. Nanti setelah dibaptis, Anda bisa menerima Komuni kudus.… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
66
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x