Adakah Kristus di gereja- gereja Protestan?

Sebenarnya, apakah ada Kristus di dalam gereja-gereja Protestan? Bagaimana pandangan Gereja Katolik tentang hal ini? Begitulah beberapa pertanyaan yang muncul dari pembaca katolisitas.

Memang patutlah disayangkan bahwa di dalam sejarah Gereja, terjadi perpecahan yang membawa dampaknya sampai sekarang. Hal perpecahan ini memang tidak sesuai dengan kehendak Kristus yang menghendaki Gereja-Nya Satu (lih. Yoh 17:20-21). Bagaimana Gereja memandang hal ini? Kita dapat melihat apa yang diajarkan oleh Magisterium Gereja Katolik dalam Konsili Vatikan II, Unitatis Redintegratio (Dekrit tentang Ekumenisme):

3. (Hubungan antara saudara-saudari yang terpisah dan Gereja Katolik)

“Dalam satu dan satu-satunya Gereja Allah itu sejak awalmula telah timbul berbagai perpecahan (Lih. 1Kor 11:18-19 ; Gal 1:6-9 ; 1Yoh 2:18-19), yang oleh Rasul dikecam dengan tajam sebagai hal yang layak dihukum (Lih. (1Kor 1:11- dan 1Kor 11:22). Dalam abad-abad sesudahnya timbullah pertentangan-pertentangan yang lebih luas lingkupnya, dan jemaat-jemaat yang cukup besar terpisahkan dari persekutuan sepenuhnya dengan Gereja Katolik, kadang-kadang bukan karena kesalahan kedua belah pihak. Tetapi mereka, yang sekarang lahir dan dibesarkan dalam iman akan Kristus di jemaat-jemaat itu, tidak dapat dipersalahkan dan dianggap berdosa karena memisahkan diri. Gereja Katolik merangkul mereka dengan sikap bersaudara penuh hormat dan cinta kasih. Sebab mereka itu, yang beriman akan Kristus dan dibaptis secara sah, berada dalam suatu persekutuan dengan Gereja Katolik, meskipun persekutuan ini tidak sempurna. Perbedaan- perbedaan yang ada dalam derajat yang berbeda di antara mereka dan Gereja Katolik- baik perihal ajaran dan ada kalanya juga dalam tata-tertib, maupun mengenai tata-susunan Gereja, memang menciptakan banyak hambatan, kadang menjadi hambatan yang serius, terhadap persekutuan gerejawi yang penuh. Gerakan ekumenis bertujuan mengatasi hambatan-hambatan itu. Sungguhpun begitu, karena mereka dalam Baptis dibenarkan berdasarkan iman, mereka disaturagakan dalam Kristus. Oleh karena itu mereka memang dengan tepat menyandang nama kristen, dan tepat pula oleh putera-puteri Gereja katolik diakui selaku saudara-saudari dalam Tuhan (Lih. St. Agustinus, Uraian tentang Mzm 32, Ur.II, 29: PL 36, 299).

Kecuali itu, dari unsur-unsur atau nilai-nilai, yang keseluruhannya ikut berperanan dalam pembangunan serta kehidupan Gereja sendiri, beberapa bahkan banyak sekali yang sangat berharga, yang dapat ditemukan di luar kawasan Gereja Katolik yang kelihatan: Sabda Allah dalam Kitab suci, kehidupan rahmat, iman, harapan dan cinta kasih, begitu pula kurnia-kurnia Roh kudus lainnya yang bersifat batiniah dan unsur-unsur lahiriah. Itu semua bersumber pada Kristus dan mengantar kepada-Nya, dan memang selayaknya termasuk gereja Kristus yang tunggal.

Tidak sedikit pula upacara-upacara agama kristen, yang diselenggarakan oleh saudara-saudari yang tercerai dari kita. Upacara-upacara itu dengan pelbagai cara dan menurut bermacam-ragam situasi masing-masing Gereja dan jemaat sudah jelas memang dapat menyalurkan hidup rahmat yang sesungguhnya, dan harus diakui dapat membuka pintu memasuki persekutuan keselamatan.

Oleh karena itu Gereja-Gereja dan Jemaat-Jemaat yang terpisah, walaupun menurut pandangan kita diwarnai oleh kekurangan-kekurangan, sama sekali bukannya tidak berarti atau bernilai dalam misteri keselamatan. Sebab Roh Kristus tidak menolak untuk menggunakan mereka sebagai upaya-upaya keselamatan, yang kekuatannya bersumber pada kepenuhan rahmat serta kebenaran sendiri, yang dipercayakan kepada Gereja katolik.

Akan tetapi saudara-saudari yang tercerai dari kita, baik secara perorangan maupun sebagai Jemaat dan Gereja, tidak menikmati kesatuan, yang oleh Yesus Kristus hendak dikurniakan kepada mereka semua, yang telah dilahirkan-Nya kembali dan dihidupkan-Nya untuk menjadi satu tubuh, bagi kehidupan yang serba baru, menurut kesaksian Kitab suci dan tradisi Gereja yang terhormat. Sebab hanya melalui Gereja Kristus yang katoliklah, yakni upaya umum untuk keselamatan, dapat dicapai seluruh kepenuhan upaya-upaya penyelamatan. Sebab kita percaya, bahwa hanya kepada Dewan Para Rasul yang diketuai oleh Petruslah Tuhan telah mempercayakan segala harta Perjanjian Baru, untuk membentuk satu Tubuh Kristus di dunia. Dalam tubuh itu harus disaturagakan sepenuhnya siapa saja, yang dengan suatu cara telah termasuk umat Allah, selama berziarah di dunia, umat itu, meskipun dalam para anggotanya tetap tidak terluputkan dari dosa, berkembang dalam Kristus, dan secara halus dibimbing oleh Allah, menurut rencana-Nya yang penuh rahasia, sampai akhirnya penuh kegembiraan meraih seluruh kepenuhan kemuliaan kekal di kota Yerusalem sorgawi.” (UR 3)

Dengan berpegang pada pengajaran ini, maka kita dapat melihat apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik:

1. Kristuspun ada di dalam gereja- gereja Protestan, sebab Kristus, di dalam kebijaksanaan-Nya dapat memakai banyak cara untuk menuntun manusia kepada keselamatan. Namun kepenuhan Kristus dan kepenuhan upaya- upaya penyelamatan hanya ada di dalam Gereja Katolik yang didirikan oleh Kristus di atas Rasul Petrus (lih. Mat 16:18).

2. Karena kepenuhan Kristus, rahmat dan kebenaran-Nya ada di dalam Gereja Katolik, maka sebagai umat Katolik kita sesungguhnya dituntut banyak (lih. Luk 12:48), dan hal ini harus mendorong kita untuk mewartakannya. Kesadaran bahwa Kristus ada juga di dalam gereja- gereja yang lain tidak dimaksudkan agar kita tidak perlu mewartakan kepenuhan Kristus. Sebaliknya, kita perlu memahami iman Katolik yang kita terima sebagai warisan iman dari para Rasul agar kitapun dapat memiliki kehendak yang sama dengan Kristus dan para Rasul, yaitu mengusahakan persatuan Gereja-Nya, seperti yang didoakan oleh Kristus dalam Yoh 17.

3. Di jaman dahulu memang terjadi perpecahan (pemisahan diri) antara sekelompok jemaat yang dipimpin oleh tokoh- tokoh tertentu, dengan Gereja Katolik; dan hal ini memang tidak sesuai dengan kehendak Kristus. Biarlah mengenai hal ini, kita serahkan kepada Tuhan saja untuk menilai semua orang yang terlibat sehingga terjadi perpecahan itu. Namun, sebaiknya kita mengakui bahwa pada generasi- generasi selanjutnya, dapat muncul orang- orang yang sungguh- sungguh tulus mencari Tuhan sesuai dengan hati nuraninya, sehingga mereka ini tidak dapat dipersalahkan sebagai ‘memisahkan diri’ dari Gereja Katolik. Sebab jika orang- orang semacam ini mencari terus dengan suara hati yang murni, mereka akan dapat sampai kepada Gereja Katolik, seperti yang terjadi pada Cardinal Henry Newman di abad ke 19(1801- 1890), dan Scott Hahn di abad ini, yang kisah kesaksian hidupnya telah kita kenal lewat bukunya Rome Sweet Home, dan juga banyak tokoh/umat Protestan lainnya yang akhirnya menjadi Katolik. Kisah kesaksian hidup mereka yang kemudian bergabung ke pangkuan Gereja Katolik dapat kita simak, di link ini, silakan klik. [Di sana ada 616 video kesaksian bagaimana seseorang yang belum mengenal Gereja Katolik, ataupun yang tadinya ‘membenci’ Gereja Katolik, akhirnya malah menjadi Katolik, antara lain, setelah mendalami Kitab Suci dan sejarah Gereja, yang memuat ajaran para Bapa Gereja]. Jangan kita lupa, bahwa perpecahan yang terjadi di masa silam pun akhirnya dapat membawa seseorang kepada persatuan penuh dengan Gereja Katolik, seperti yang baru-baru ini terjadi tanggal 10 November 2010 pada 5 orang uskup Anglikan yang menyatakan surat pengunduran diri mereka sebagai uskup Anglikan, karena mereka bergabung sepenuhnya dengan Gereja Katolik. Beritanya dapat anda baca di sini, silakan klik.

4. Maka tugas kita sebagai umat Katolik adalah mendalami iman kita, melaksanakannya dan menyebarkannya. Sebab, walaupun kita percaya bahwa Kristus ada di dalam gereja- gereja lain, dan kebenaran-Nya bahkan ada juga di dalam agama- agama lain, namun kepenuhan Kristus dan kebenaran-Nya hanya ada di dalam Gereja Katolik. Itulah sebabnya kita sebagai umat Katolik mempunyai tanggungjawab yang besar, sebab jika kita sudah menemukan kepenuhan kebenaran ini kita tidak dapat begitu saja meninggalkannya, hanya demi kepentingan pribadi, misalnya karena urusan pekerjaan, pernikahan ataupun selera/ perasaan pribadi. Sebab jika kita menempatkan kepentingan pribadi di atas kepenuhan kebenaran ini, malah kita menjauhkan diri dari jalan yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yesus sendiri untuk menyelamatkan kita. Kasus ini menjadi berbeda dengan kasus seseorang yang bukan karena kesalahannya sendiri, belum dapat menemukan Kristus dan Gereja-Nya yang hadir dalam kepenuhan-Nya dalam Gereja Katolik. Silakan membaca selanjutnya tentang topik ini di artikel ini, silakan klik, dan di sini, silakan klik.

Semoga kita diberi kebijaksanaan oleh Tuhan untuk dapat mengakui keberadaan Kristus di tengah umat Kristen non- Katolik, yang adalah juga saudara- saudari kita dalam Kristus, namun pada saat yang sama, kitapun teguh di dalam iman Katolik dan dalam Gereja Katolik, karena di dalamnya, Kristus hadir dalam kepenuhanNya.

5 2 votes
Article Rating
19/12/2018
17 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
HJK
HJK
10 years ago

Shalom Aleikhem, Smoga kita semua diberkati Kristus Yesus Saya ingin mengomentari artikel ini dengan menyatakan bahwa meski Gereja tak memberikan beban dosa perpecahan kepada generasi Protestan yang memang terlahir sebagai protestan, namun bukan berarti SEMUA generasi Protestan masa kini bebas dari beban dosa perpecahan itu. Bagi jemaat protestan yang memiliki disposisi hati yang positif (baca: berkehendak baik terhadap Gereja Katholik) memang tak ikut menanggung beban dosa perpecahan. Namun bagi para jemaat protestan maupun (terutama) para pemuka denominasi protestan yang secara sadar bersikukuh mengambil sikap melawan pengajaran Gereja Katholik dan melakukan pelecehan secara sadar terhadap Dogma Gereja serta terhadap Sakramen-Sakramen Gereja,… Read more »

Fransisc
10 years ago

Shallom Stefanus….Saya 10 tahun yang lalu adalah Katholik yang berpindah Kristen. .Saya pernah menulis di website ini ketika terjadi persilatan kata antara Anna seoarang ex Katholik dan anda .Disini .Anda tidak bijaksana menjelekan gereja Kristen lagi dengan mengatakan Gereja Kristen tidak mencapai kebenaran yang utuh .Hanya Gereja Katholik yang utuh dalam kebenaran.Stefanus….ini memang website Katholik.Tapi anda tidak sepantasnya mencari /menuduhkan kesalahan pada Gereja Krsiten untuk membangun citra baik pada gereja Katholik ya..Hanya karena memisahkan diri dari gereja Katholik.Fakta adalah tidak benar.Ex Katholik yang berpindah ke Kristen.Biasanya mereka menemukan Kebenaran dalam Kristus.Saya rasa rata rata mereka tidak pernah kembali jadi seorang… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Fransisc
9 years ago

Shalom Fransisc, Terima kasih atas komentar Anda. Tentu saja kami masih ingat akan diskusi dengan Anda yang dapat dilihat di sini – silakan klik. Kalau Anda mau, Anda juga dapat melanjutkan diskusi di link tersebut. Sebenarnya tidak ada maksud kami untuk menjelekkan agama Kristen non-Katolik. Karena katolisitas adalah website bernafaskan Katolik, tentu saja kami berusaha untuk menulis sesuai dengan apa diajarkan oleh Gereja Katolik. Dan jangan melupakan bahwa apa yang kami tuliskan juga disertai dengan dasar-dasar. Dan kalau Anda bersedia, maka Anda juga dapat berpartisipasi dalam dialog. Jadi, tidak ada yang berniat membangun citra baik dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam… Read more »

Inigo Ife
Reply to  Fransisc
9 years ago

Dear Fransisc… Jesus be with you… Setuju… Tp aku boleh kasih masukan sedikit ya… Sepengetahuanku istilah “Kristen” berarti “Pengikut Kristus”, tp di masa kini maknanya bergeser hingga cuma merujuk pada Gereja Protestant sehingga dalam masyarakat umum bahkan dalam kita sendiri (Katolik-Protestan) terjadi pergesaran pemahaman. Pengikut Kristus adalah semua Gereja Kristus sehingga Katolikpun adalah Kristen. Bahkan Kristen yang paling tua. Jd penggunaan kata Kristen dibandingkan dengan Katolik saya rasa kurang tepat [Dari Katolisitas: Ya, menjadi Katolik, itu adalah juga menjadi Kristen, bahkan dalam arti yang sebenarnya, sebab dengan menjadi Katolik, berarti mengikuti keseluruhan Kristus, termasuk seluruh ajaran-Nya, dan Gereja-Nya.] Saya salut… Read more »

aan
aan
10 years ago

Salom Pak Stef, Beberapa tanya jawab sudah saya baca, tetapi saya belum mendapatkan apa yang saya rasa perlu bagi kesatuan gereja….memang kita jangan pernah mengatakan gereja kita lebih baik atau lebih benar dari yang lain….karena itu akan menimbulkan perpecahan yang baru. Karena saya masih percaya bahwa Tuhan Yesus bisa berbicara melalui Roh Kudus kepada siapa saja yang Dia inginkan….. Pendapat saya, bukan hanya kepada atau hanya Magisterium gereja katolik saja Tuhan memberikan pewahyuan penafsiran FirmanNya, tetapi saya juga percaya Roh Kudus juga bisa “berbicara” kepada hamba2Nya baik Kristen ataupun Katolik….tentang pewahyuan penafsiran KS. Apakah saudara setuju dengan hal ini? Dan… Read more »

Anggi
Anggi
11 years ago

Shalom,

Saya mau tanya, saya kalau saya masuk Katolik tapi pada hari minggu sekali2 ibadah di Gereja protestan apa tidak apa2? oiya saya saat ini masih protestan.

Terima kasih

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Anggi
11 years ago

Shalom Anggi,

Terima kasih atas kerinduan Anda untuk mau masuk ke dalam Gereja Katolik. Mungkin yang perlu direnungkan dalam kondisi yang Anda alami adalah apakah yang mendorong Anda untuk masuk ke Gereja Katolik. Artikel ini mungkin dapat membantu Anda – silakan klik. Pertanyaan yang kedua adalah: mengapa kalau Anda menjadi Katolik kemudian masih menginginkan untuk sekali-sekali pergi ke gereja Protestan?

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org

Oktavianus
Oktavianus
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Shalowm,

sy Katolik dr bayi, tp dahulu sy jg ke gereja2 lain, ada karena tugas sekolah, ikut teman, diajak atasan, retret, KKR, kepingin tahu, dll.
Ternyata yg paling cocok utk sy adalah gereja Katolik, sungguh Tuhan tdk sembarangan memilih sy menjadi seorang Katolik dan sekarang sy sangat mensyukuri hal ini.

Tetap Semangat Anggi.

Anggi
Anggi
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Mohon maaf sebelumnya saya baru bisa balas, alasan saya mau masuk Gereja Katolik atau masuk Katolik terus terang sebelum saya sakit karena saya merasakan ketenangan waktu saya beberapa kali ikut Misa di paroki dekat rumah saya tetapi setelah saya sakit saya jadi bisa sesuka hati saya mengunjungi Tuhan Yesus dalam Tabernakel dan bisa minta doa berkat dan doa penyembuhan dari Romonya, oiya dan kotbah para Romo yang lebih tenang, santai tapi jelas dan berisi.

Dan alasan saya masih mau ke Gereja protestan, alasan saya karena suasana Gereja protestan saya yang santai, mungkin karena saya sudah terbiasa ke Gereja protestan.

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Anggi
11 years ago

Shalom Anggi, Memang Tuhan menyentuh orang dengan cara yang berbeda-beda, termasuk dengan merasakan keheningan dan ketenangan batin ketika mengikuti Misa. Namun, pada akhirnya, kalau kita ingin sungguh-sungguh memutuskan untuk masuk ke satu agama, maka perasaan tenang, santai, bukan lagi yang menjadi paling utama. Karena perasaan dapat berubah-ubah, maka perasaan tidak dapat menjadi pijakan dari iman kita. Kalau kita memaksakannya juga, maka kita akan dengan gampang terombang-ambing akan iman kita. Jadi, saran saya, cobalah untuk mundur sedikit dan kemudian mulai mencari dengan sungguh-sungguh Gereja yang didirikan oleh Kristus. Anda bisa mulai dengan membaca artikel ini – silakan klik. Kalau Anda mempunyai… Read more »

Anggi
Anggi
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Shalom Pak stef,

Terima kasih Pak Stef atas penjelasannya dan dukungannya.

Antonius Widya
Antonius Widya
13 years ago

Shalom Bu Inggrid, Terima kasih atas penjelasannya, pertanyaan dan pernyataan saya di atas ada yang salah yaitu “Adakah Kristus di gereja- gereja Protestan?” dari penjelasaan Bu Inggrid saya percaya Kristus ada di gereja-geraja non Katolik juga bahkan pada diri setiap orang, karena siapa yang mengasihi sesamanya berarti juga mengasihi Kristus. Saya mohon maaf atas pernyataan dan pertanyaan saya terutama kepada umat Protestan, saya percaya Kristus mencintai kita semua dan menghendaki kita semua selamat.Saya juga berharap umat Protestan melihat Katolik secara “benar” jangan hanya dari kacamata Protestan. Catatan : Judul bukunya “Perempuan dan Naga” oleh David Michael Lindsey, bukan ” Wanita… Read more »

Gerardus
Gerardus
13 years ago

Dear Bu Ingrid, Terima kasih atas penjelasan ibu atas pertanyaan sdr Antonius, akan tetapi ada beberapa hal yang masih membingungkan. Dari kutipan UR-3, “Oleh karena itu Gereja-Gereja dan Jemaat-Jemaat yang terpisah, walaupun menurut pandangan kita diwarnai oleh kekurangan-kekurangan, sama sekali bukannya tidak berarti atau bernilai dalam misteri keselamatan. Sebab Roh Kristus tidak menolak untuk menggunakan mereka sebagai upaya-upaya keselamatan, yang kekuatannya bersumber pada kepenuhan rahmat serta kebenaran sendiri, yang dipercayakan kepada Gereja katolik” Sejauh saya pahami, itu ditujukan kepada saudara2 kita yang ada dalam Gereja2 yang mempunyai ikatan Apostolik sebagaimana di jelaskan dalam Konsili Lateran jauh sebelum adanya Protestanism. Saya… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Gerardus
13 years ago

Shalom Gerardus, Menurut pengetahuan saya, Unitatis Reditegratio itu adalah dokumen Konsili Vatikan II yang dituliskan tentang saudara- saudari kita yang terpisah dari Gereja Katolik, yaitu gereja- gereja Kristen non-Katolik yang tidak mengakui kepemimpinan Paus. Termasuk di sini adalah gereja- gereja Protestan dan gereja- gereja Timur Ortodoks. Sedangkan untuk dokumen tentang Gereja- gereja Timur yang ada dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik, adalah Orientalium Ecclesiarum. Berikut ini saya kutip paragraf 3 Unitatis Redintegratio yang menjelaskan tentang hal ini: “3. (Hubungan antara saudara-saudari yang terpisah dan Gereja Katolik) Dalam satu dan satu-satunya Gereja Allah itu sejak awal mula telah timbul berbagai perpecahan,… Read more »

Antonius Widya
Antonius Widya
13 years ago

Dear pengasuh katolisitas.org, Beberapa waktu yang lalu saya membaca buku tentang Wanita dan Naga yang mengulas penampakan-penampakan Bunda Maria, saya membaca tentang Martin Luther dan Protestanisme, asal muasal sola fide. Dan juga perlakuan orang Protestan terhadap orang-orang Katolik di Irlandia pada abad lampau. Jelas orang-orang Protestan menentang/ memusuhi Katolisme, sekarang dengan begitu banyak denominasi apakah mereka masih bisa disebut Kristen, karena menurut Katolik merekalah yang keluar jalur, sehingga lahir penafsiran2 alkitab ‘dicocok’ kan dengan kebutuhan. Terus terang teologi kemakmuran ala Protestan sangat menggangu pemikiran saya, sangat kontras dengan teladan santo-santa yang mau menderita demi orang lain. Pertanyaan saya, mohon maaf… Read more »

Larasati Shinta Lukito
Larasati Shinta Lukito
Reply to  Antonius Widya
13 years ago

Syalom Ibu Ingrid

Jawaban yang menyejukkan hati.

Mengenai perpecahan , saya rasa itu adalah kehendak Tuhan.
Sama seperti bangsa Israel yang terpecah menjadi Israel dan Yehuda di zaman Rehabeam dan semua itu di-izinkan Tuhan sebab ada maksud-2 tertentu yang sudah direncanakan Tuhan buat umatnya.
Begitu juga Kristen terpecah menjadi Katolik dan Protestan serta denominasi lainnya pastilah ada maksud dan rencana Tuhan buat umatnya.
Bagi kita umat Katolik yang terpenting marilah kita tetap melaksanakan ajaran dan perintah Kristus untuk bisa mengasihi walaupun ajaran kita berbeda dengan ajaran Protestan.

Laras

Ingrid Listiati
Reply to  Larasati Shinta Lukito
13 years ago

Shalom Laras, Sebenarnya, tidak mungkin Tuhan menghendaki perpecahan. Tuhan Yesus menghendaki agar para muridnya bersatu, dan itu tertulis dalam Yoh 17:20-21 demikian: “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yoh 17:20-21) Maka kita ketahui, bahwa Tuhan Yesus menginginkan persatuan dan bukannya perpecahan. Fakta bahwa sekarang terjadi perpecahan atau tepatnya pemisahan diri beberapa kelompok komunitas gerejawi dari… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
17
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x