Ekumene Gereja Katolik menurut salah satu gereja Protestan

[Dari Admin Katolisitas: Berikut ini adalah artikel yang mengambil dasar dari buku yang berjudul  Christ is coming, karangan Norman Gulley, seorang dari penulis dari gereja Protestan- Seventh Day Adventist (gereja Masehi Adven) yang menuliskan pandangannya tentang gerakan Oikumene dari Gereja Katolik, yang diwarnai juga dengan kesalahpahaman mereka dalam hal ajaran tentang Gereja, peran Bunda Maria, dan ajaran tentang Persekutuan orang kudus.]

Pertanyaan:

shalom,, sy prnah baca artikel yg membuat sy sangat risih,, mohon tanggapanx atas artikel tsbut…
Begini isi artikelnya..:

Gerakan ”Oikumene” dari Gereja Katolik
Bagian 27
Oikumene berasal dari bahasa Grika ”oikoumene” artinya seluruh penghuni bumi (lihat Kisah Para Rasul 17:6, Matius 24:14). Jadi gerakan Oikumene adalah gerakan mempersatukan seluruh Kristen yang ada di atas dunia ini. Bahkan dalam nubuatan dikatakan bukan saja Kristen tetapi di luar Kristen akan bersatu (Wahyu 13:3, 4) menerobos ke semua agama dan kepercayaan yang ada di bumi ini. Jadi Oikumene itu adalah berarti kembali kepada satu gereja dunia yang permulaan di mana sudah ada yang memisahkan diri dari gereja pertama yaitu Katolik.

Pada tahun 1054 Gereja Katolik Orthodox di Timur memisahkan diri dari Katolik di Barat. Pada tahun 1517 Gereja Protestan memisahkan diri dari Gereja Katolik. Jadi panggilan kepada Oikumene adalah panggilan untuk bersatu kembali seperti pada abad yang keempat dahulu (Christ is Coming by Norman Gulley, hal. 112).

Pada tanggal 25 Mei 1995 Paus Yohanes Paulus II mengeluarkan Encyclical on Ecumenism (Ut Unum Sint). Gereja Katolik berusaha keras untuk mengembalikan group yang memisahkan diri dari padanya yaitu Gereja Katolik Orthodox di Timur dan juga Gereja Protestan.

Pada 25 Januari 1959 Paus Yohanes XXIII menyerukan Oikumene dan mengadakan rapat Oikumene yang memanggil kembali group yang sudah memisahkan diri dari Gereja Katolik tersebut. Dalam rapat Vatican II (juga disebut Ecumenical Council 25 Januari 1959) telah dicanangkan apa saja yang dapat dilakukan untuk mencapai saudara-saudara yang
sudah memisahkan diri tersebut. Isi dari Vatican II itu dikaji mempersatukan dunia ini dan bukan hanya untuk persatuan dunia Kekristenan saja. Pengertian ini datang dengan alasan bahwa Gereja Katolik saja yang menjadi saluran rahmat dan keselamatan yang sudah ditunjuk oleh Allah. Jadi panggilan untuk bersatu ini adalah bersatu dalam satu gereja dan bukanlah bersatu dalam Kristus (Christ is Coming, Norman Gulley, hal. 114).

Pada tanggal 29 Maret 1994 ada 13 orang pemimpin dari Gereja Katolik dan Gereja Evangelical berkumpul bersama-sama untuk menandatangai surat pernyataan bahwa Katolik dan Evangelical bersama-sama dalam misi Kristen dan melupakan apa yang pernah terjadi pada masa yang lalu
(Ibid 118).

Paus Yohanes Paulus II berkata: ”Apa yang mempersatukan kita itu lebih besar daripada apa yang menceraikan kita” (Ibid 122). Dalam usaha dan gerakan mempersatukan dunia Kekristenan dan agama maka Bunda Maria sesungguhnya memegang peranan penting. Kita dapat melihat munculnya Bunda Maria di berbagai tempat di bumi kepada manusia untuk memberkati dan usaha mempersatukan kembali gereja-gereja Kristen dan dunia agama pada umumnya (Ibid 124).

Paus Yohannes XXIII telah berdoa untuk Hari Pentakosa yang baru dan isi Konsili Vatican II itu adalah mendorong untuk terjadinya gerakan Karismatik serta karunia Roh yang merupakan keinginan besar dari Paus. Selang dua tahun sesudah Konsili Vatican II maka karunia lidah terjadi dalam gereja Katolik dan sudah menjalar hampir di 100 negeri sesudah 10 tahun. Dan sekarang ini karunia lidah sudah muncul pada hampir seluruh gereja-gereja besar di dunia ini kecuali di Gereja Masehi Advent” (Ibid 133).

Dengan sangat cepat sekali maka seluruh dunia ini sudah dilanda oleh karunia lidah tersebut. Di Rusia, China dan Amerika sendiri, lebih dari 3 juta orang sudah menerima karunia lidah dalam satu Gerakan Kharismatik dan dalam satu hari maka satu Gereja Kharismatik berdiri” (Ibid 134). Dalam penekanan ajaran Katolik tentang kerinduan bagi persatuan gereja Kristen sedunia dan juga agama dan kepercayaan yang lain itu maka peranan Bunda Maria sangat diharapkan.

Dalam pengertian Kejadian 3:15. ”Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan itu, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Mereka mengikuti ayat dalam Alkitab Latin Vulgate di mana kata untuk perempuan (she) dipakai ganti (he) yang diartikan sebagai Kristus. Perkataan ”she” itu untuk Bunda Maria mengganti (he) maka Bunda Maria tampil sebagai kuasa besar yang menghancurkan kuasa Setan dan dialah pemersatu dari semua gereja-gereja pada akhir zaman. Itu jelas kelihatan di mana Bunda Maria semakin sering muncul di berbagai tempat di muka bumi untuk melakukan usaha mempersatukan semua gereja-gereja (Christ is Coming, Norman Gulley, hal. 124).

Tahun 1987 merupakan tahun Bunda Maria di mana Paus Yohannes Paulus II mengumumkan bahwa Bunda adalah pelaku untuk mempersatukan dunia Kekristenan. ”Mengapa kita semua tidak memandang kepada Bunda Maria sebagai Ibu yang terus berdoa demi kesatuan keluarga Allah dan iman kepada Satu Tuhan yaitu Anak Allah yang dilahirkan oleh perawan Maria oleh kuasa Roh Kudus?” (Christ is Coming, hal. 124).

Majalah-majalah Karismatik menduga bahwa ada tiga peristiwa kecurahan Roh Kudus. Pertama dimulai pada tahun 1889 di mana dimulai dengan munculnya karunia lidah di Topeka, pada 1 Januari 1901 di Kansas dan di Azusa Street pada tahun 1906. Kemudian meledak lagi gerakan
Karismatik pada tahun 1950-an.

Kaum Pentakosta meyakini bahwa pergerakan mereka sekarang ini adalah kegenapan dari permulaan Hujan Akhir, satu kebangunan besar yang akan berakhir pada penuaian akhir. Adalah merupakanfakta bahwa kuasa bersaksi kami dan persatuan gereja-gereja serta kuasa penyembuhan dan karunia lidah memberikan kenyataan sesungguhnya bahwa janji turunnya Hujan Akhir itu sedang digenapi (Ibid 149). Akan tetapi E.G. White mengingatkan akan adanya kecurahan Hujan Akhir yang palsu di dalam Kekristenan menjelang akan turunnya Hujan Akhir
yang sejati yang datang dari Tuhan sendiri (GC 464).

”Akan tiba waktunya bilamana Amerika akan mengambil alih pimpinan untuk usaha mempersatukan yang disebut dalam Wahyu 13:1-4 dan mencapai bentuk persatuan dalam Wahyu 13:11-16, di mana dunia pada saat yang terakhir akan bersatu. Inilah persatuan terakhir dari gerakan Oikumene itu” (Ibid 124).
Spiritisme Dalam Gereja Katolik
Bagian 28
Gereja Katolik mempercayai bahwa orang mati arwahnya tidak mati. Bahkan arwahnya langsung pergi ke Purgatory (api penyucian bagi arwah). Sehingga doa untuk orang mati itu sangat perlu, sementara arwahnya mengalami proses penyucian dalam Purgatory dan kemudian masuk ke dalam sorga. Salah satu dasar ajaran Katolik tentang kepercayaan spiritisme ini ialah kepercayaan terhadap Bunda Maria. ”Spiritisme sudah membuat jalan raya masuk ke dalam Gereja Katolik dengan munculnya Bunda Maria dan merupakan penekanan perlunya hubungan dengan arwah orang yang sudah mati” (Sunday is Coming, 126).

Buku ”The Thunder of Justice” (oleh Ted dan Maureen Flynn) adalah merupakan buku yang paling laku sekarang ini di kalangan orang Katolik. Buku ini berisi 416 halaman dan 90% isinya adalah tentang pekabaran dan petunjuk-petunjuk dari Bunda Maria dan yang mempersiapkan bagi kedatangan Yesus yang kedua kali” (Sunday is Coming, 126).

Bunda Maria muncul di gereja Katolik St. Joseph di Emmitsburg Maryland Amerika dan bertemu dengan Gianna Talone Sullivan. Dan Bunda selalu muncul pada setiap tanggal 13 Mei. Sekarang ini dapat diperoleh berita mingguan dari Bunda di gereja tersebut. Bunda juga muncul pada setiap tanggal 13 Mei tiap bulan di Conyers, Georgia di mana Bunda selalu datang dengan memberikan berkat. Berulangkali Bunda Maria telah menasehatkan bahwa kita berada pada masa dekade terakhir dari sejarah dunia (the last decade of earth’s history). Ia mengaku dirinya sebagai JURUKABAR KEDATANGAN YESUS KEDUA KALI. Dia menelusuri dekade yang akan datang menubuatkan ”Masa Damai Jangka Panjang” (Sunday is Coming, 129).

Bunda Maria muncul kepada pastor Gobbi pada tanggal 18 September 1988. Dan mengatakan bahwa kita akan mengalami masa sepuluh tahun yaitu masa yang menentukan. Pada masa itu akan banyak terjadi kesukaran-kesukaran besar mendahului kedatangan Kristus yang kedua kali (Ibid 130).

Pada tanggal 1 Januari 1990 kembali Bunda Maria datang kepada Bapa Gobbi dan berkata bahwa dialah ibu dari kedatangan Yesus yang kedua kali. Masa dekade ini adalah masa yang paling penting yang ditandai kehadiran Tuhan di tengah-tengah kamu. Pada dekade terakhir abad ini, peristiwa-peristiwa yang sudah saya katakan dahulu akan mencapai puncaknya (Sunday is Coming, 130). Pada Markus 13:21 disebut akan muncul mesias-mesias palsu dan Kristus yang palsu.

Paus Yohanes Paulus II sangat berterimakasih kepada Bunda Maria yang sudah menyelamatkannya dari maut (peluru dari Mehmet Ali Agca) yang dahsyat itu. Paus berkata dalam menjawab pertanyaan tuan Hunt. ”Mengapa Sdr. Hunt kita masih membutuhkan Allah, sementara Bunda Maria sudah menjadi Pelindung kita?” (Ibid 132). Setahun setelah peristiwa penembakan itu, Paus Yohanes Paulus II pergi ke Fatima di Portugal di mana ada patung Bunda Maria yang terbesar di seluruh dunia. Ia mengadakan misa dan ucapan syukur di hadapan patung itu (sesuai dengan permintaan Bunda). Di hadapan ribuan orang, Paus menyerahkan dunia ini kepada perlindungan Bunda Maria, tepatnya tanggal 13 Mei 1982. Sejak peristiwa itu, lebih banyak doa-doa yang ditujukan kepada Bunda Maria daripada kepada Kristus dan Allah Bapa. Demikian juga dengan patung-patung dibuat sudah lebih banyak patung-patung Bunda Maria melebihi patung Kristus sendiri. Dan juga pengunjung-pengunjung sudah lebih banyak ke tempat di mana Bunda pernah muncul daripada ke tempat patung Kristus yang terkenal di Beauvoir di Quebec (Ibid 132).

KESEMBUHAN DIBAYAR DENGAN RISIKO TINGGI

Tidak selamanya penyembuhan itu mendatangkan keuntungan walaupun orang sakit yang sekarat itu dapat sembuh dan umurnya diperpanjang. Hal itu belum tentu merupakan satu keuntungan sebab “Kesembuhan itu harus dibayar mahal yaitu dengan tidak mempedulikan kehendak Tuhan. Semua keuntungan yang berbentuk demikian pada akhirnya akan terbukti mendatangkan kerugian yang tak dapat dibayar kembali. Kita tidak akan dibiarkan tanpa hukuman bila, merubuhkan satu saja benteng yang didirikan Allah untuk melindungi umat-Nya dari kuasa Setan” (PK 212).

CONTOH: Seorang anak remaja yang sangat gemar dan setia dalam kegiatan perbaktian di gereja. Satu hari dia jatuh sakit dan penyakitnya itu lama tidak dapat disembuhkan. Orang tuanya sudah pergi berobat ke berbagai dokter yang ahli akan tetapi tidak dapat sembuh. Kemudian dia dibawa berobat kepada ’orang pintar’ yang mempunyai keahlian dari sumber kegelapan. Dan ternyata anak itu sembuh. Memang penyakit yang dideritanya sembuh akan tetapi ia menjadi seorang yang bersikap lain yaitu ia tidak lagi perduli akan soal-soal yang rohani dan kegiatan
gereja.
Dapat kita simpulkan bahwa LEBIH BAIK MATI (tanpa memperoleh kesembuhan) setelah berusaha dengan segala upaya kepada hamba-hamba Tuhan dan para dokter ahli daripada mendapat kesembuhan dari ’agen kegelapan’ yang kadang-kadang amat semu bagi pemandangan kita. Sebab umur yang diperpanjang itu akan memberikan peluang bagi Setan untuk mengendalikan kehidupan selanjutnya di mana Roh Nubuat nyatakan yaitu kuasa yang mengendalikan itu tampaknya tidak mungkin dipatahkan
lagi” (PK 211).

Marilah kita mencari “kesembuhan” itu di dalam jalan-jalan Tuhan. Pergi kepada agen Tuhan saja melalui siapa Allah mencurahkan berkat dan kuasa penyembuhan itu seperti pada zaman dahulu itu sebab doa orang benar itu sangat besar khasiatnya (Yakobus 5:16). Di samping itu perlu pula diperhatikan bahwa Allah bekerja melalui dalam dalam proses penyembuhan tersebut. Maka segala kebiasaan yang salah yang berlawanan dengan hukum alam dan hukum kesehatan harus
disingkirkan. Maka para dokter dan dokter-dokter ahli sebagai agen Tuhan dalam memperoleh kesembuhan itu akan segera terwujud. Mereka yang mempraktekkan penyembuhan sementara mereka itu tidak menghargai hukum alam ataupun hukum moral dan hukum Ilahi sangat perlu diwaspadai. Mereka tidak dapat menjadi agen Tuhan dalam penyembuhan sementara mereka itu hidup dalam pemberontakan terhadap hukum Tuhan dan menghidupkan kehidupan yang berlawanan dengan kehendak Tuhan.

Roh Nubuat menjelaskan: “Bila iman kita goyah, maka kita tidak akan menerima apa pun dari Tuhan. Keyakinan kita harus kokoh kepada-Nya, dan pada saat yang paling kita butuhkan maka berkat pertolongan itu akan jatuh seperti hujan berkat” (1 T 121). Hanya Tuhanlah, satu- satunya sumber penyembuhan yang kita dambakan atau jika Tuhan katakan tidak maka, marilah kita serahkan seluruh kehidupan kita di tangan-Nya di dalam kematian yang hanya bersifat sementara itu.

KESIMPULAN
Alkitab mengajarkan dengan tegas tentang keadaan orang yang sudah mati, di mana mereka tidak mempunyai kegiatan apa-apa lagi. Tidak ada pengetahuan apa-apa, baik bencinya, cemburunya dan kasihnya sudah lenyap. Orang mati tidak mempunyai harapan lagi akan kasih setia Tuhan, dan mereka tidak mengalami perubahan atau pertobatan lagi, sehingga tidak perlu ada doa-doa atau usaha orang hidup untuk mengurangi penderitaan atau perobahan nasib orang yang sudah berada di dalam kubur tersebut.

Akan tetapi Setan, yang bekas malaikat termulia dalam sorga yang setelah diusir dari sorga, bersama sepertiga dari jumlah seluruh malaikat, mereka memberontak kepada Allah dan menjadi setan-setan. Setan-setan itu mempunyai kuasa besar untuk menipu manusia, karena siap untuk meniru rupa orang-orang yang sudah mati, dan mengatakan satu ajaran bahwa orang mati itu ”TIDAK MATI.” Dengan demikian muncullah SPIRITISME yang mengadakan hubungan dengan roh-roh orang mati. Hal ini sangat bertentangan dengan Firman Allah. Itulah sebabnya Tuhan menyuruh Musa dan para hamba-Nya untuk membinasakan orang-orang yang melakukan praktek-praktek yang berhubungan dengan orang mati (Imamat 20:27).

Penipuan Setan melalui praktek spiritisme ini perlahan-lahan semakin hebat dan luar biasa sehingga isi dunia akan teripu oleh tanda-tanda ajaib yang dilakukannya. Dan kemudian mengatakan supaya manusia dipaksa menyucikan hari Minggu dan berbakti pada hari itu kepada Tuhan (ganti hari Sabat yang diajarkan oleh Alkitab, Lukas 4:16, Keluaran 20:8-11). Dia juga akan menghasut para negarawan dan pemimpin- pemimpin dunia untuk membuat satu undang-undang yang keras untuk melarang orang menajiskan hari Minggu dan melarang perbaktian pada
hari lain.

Ada tiga kuasa yang mempelopori undang-undang tersebut, yaitu: Kepausan, spiritisme dan Protestan Amerika. Tetapi kuasa pemersatu adalah spiritisme yang membuat tanda-tanda ajaib yang besar. Dan oleh karena adanya undang-undang tersebut yang dikatakan dibentuk untuk menghentikan bencana-bencana alam (malapetaka yang sudah melanda dunia ini karena dosa-dosa keji dari manusia) kemerosotan moral dan kejahatan politik di mana-mana, maka tidak ada jalan lain, hanya bila hari Minggu disucikan bagi Tuhan, maka bencana, malapetaka serta moral manusia dapat dipulihkan kembali. Hal ini akan menimbulkan kesulitan besar, bahkan aniaya bagi setiap orang yang tidak mau menyucikan hari Minggu, tetapi bukan hari Sabat Tuhan (Keluaran 20:8-11). Semua ini akan menjadi ingatan bagi kita akan adanya nubuatan Alkitab yang sudah memberitahukan kepada kita akan peristiwa-peristiwa yang segera akan terjadi menimpa manusia. Akan tetapi bila umat Tuhan sudah dianiaya, maka Allah akan bertindak untuk memberi kuasa kepada umat-Nya dengan memberikan kecurahan Roh Suci (hujan akhir) untuk menjelaskan kepada seisi dunia akan hukum Allah yang suci yaitu hukum keempat, hari Sabat yang patut disucikan selama-lamanya (Yesaya 58:13-14; 66:22, 23).

Maka akan banyak orang yang percaya dan bertobat serta menyucikan hari Sabat, hari ketujuh sesuai dengan Alkitab. Bila seisi dunia sudah mendengar akan kebenaran Tuhan, Injil dan kesucian hari Sabat, maka genaplah Matius 24:14, maka kesudahan pun datanglah, Yesus Kristus akan turun dari sorga bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya untuk menjemput orang-orang saleh dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga. Apakah saudara dan saudari sudah siap untuk itu?

Jawaban:

Shalom Lian,

Artikel di atas memuat beberapa kutipan, yang diartikan benar, namun ada juga yang menurut saya keliru. Maka saya akan mencoba menguraikannya, mana yang benar, mana yang keliru, menurut ajaran Gereja Katolik sebagai berikut:

1. Oikumene/ Ekumene memang mempunyai pengertian untuk mempersatukan gereja-gereja kembali menjadi satu (seperti pada saat Gereja belum terpecah) di dalam pangkuan Gereja Katolik. Kenyataannya memang Gereja Timur Orthodox memisahkan diri tahun 1054, dan Protestan memisahkan diri tahun 1517, dan Gereja Katolik berusaha menghimpun mereka kembali.

2. Surat Ensiklik Paus Yohanes Paulus II, Ut Umum Sint, memang mengusahakan persatuan Gereja.

3. Konsili Vatikan II memang mengeluarkan dekrit Ekumene, di mana yang ditekankan adalah persatuan di dalam satu Gereja, sebagai kawanan tunggal Allah. Gereja adalah Tubuh Mistik Kristus dengan Kristus sebagai Kepala-Nya (lih. Ef 5: 22:33), sehingga Gereja tidak dapat dipisahkan dari Kristus. Maka pemahaman Protestan bahwa “persatuan dalam satu Gereja bukanlah persatuan di dalam Kristus” itu adalah pengertian yang sangat keliru. Gereja tidak didirikan oleh manusia, Gereja Katolik yang dipimpin oleh para penerus Rasul Petrus didirikan oleh Kristus sendiri (lih. Mat 16:18). Yesus sendiri menginginkan agar siapapun yang menerima pengajaran dari para rasul untuk bersatu (lih. Yoh 17:20-21); maka dapat disimpulkan bahwa Yesus menginginkan agar semua orang yang percaya kepada-Nya oleh pemberitaan para rasul itu bersatu di dalam Gereja yang didirikan-Nya, yaitu Gereja Katolik.

4. Maka bagi Gereja Katolik, Gereja adalah suatu “pemberian” Allah, yang didirikan oleh Kristus sendiri, dan bukannya suatu organisasi yang didirikan oleh manusia. Kristus memang mendirikan Gereja-Nya untuk menyampaikan rahmat-Nya kepada manusia, karena Tuhan memang menginginkan semua orang agar dapat diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (1 Tim 2:4). Allah tidak hanya mengasihi dan memberkati umat Kristen saja, karena semua manusia diciptakan dan dikasihi oleh Allah; dan Allah berhak untuk memberkati mereka juga. Maka benarlah jika dikatakan bahwa Gereja merupakan saluran rahmat yang membawa terang Kristus, agar seluruh bangsa dapat mengenal Kristus.

Lumen Gentium 1 (Konsili Vatikan II tentang Gereja) mengatakan demikian:

“TERANG PARA BANGSALAH Kristus itu. Maka Konsili suci ini, yang terhimpun dalam Roh Kudus, ingin sekali menerangi semua orang dalam cahaya Kristus, yang bersinar pada wajah Gereja, dengan mewartakan Injil kepada semua makhluk (Lih. Mrk 16:15). Namun Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia.”

Maka tidak benar bahwa persatuan di dalam Gereja itu tidak sama dengan persatuan di dalam Kristus. Karena Kristus tidak terpisah ataupun memisahkan diri-Nya dengan Gereja-Nya, karena kepada Gereja-Nya Ia telah menyerahkan Diri-Nya untuk menguduskannya…. untuk menjadi satu dengannya seperti suami menjadi satu daging dengan istrinya (Ef 5:25-32). Jika Gereja Katolik menyatakan bahwa Gereja menjadi saluran rahmat, itu bukan pernyataan klaim yang dibuat tanpa dasar, tetapi memang karena Tuhan Yesus telah menetapkan demikian, dengan pesan perutusan-Nya kepada para rasul (lih. Mat 28:19-20), yang diteruskan dengan setia oleh para penerus mereka di dalam Gereja Katolik.

5. Paus Yohanes Paulus II bersama dengan pemimpin gereja Lutheran dalam pertemuan di Augsburg Cathedral 1987 menyimpulkan, “Apa yang mempersatukan kita itu lebih besar daripada apa yang menceraikan kita.” Juga benar bahwa Paus mengajarkan bahwa Bunda Maria merupakan Bunda yang berperan bagi persatuan Gereja. Ini tidak ‘aneh’, sebab jika kita percaya bahwa Bunda Maria telah diberikan oleh Yesus sebagai Bunda para murid-Nya (Yoh 19:27), maka Maria adalah Bunda Gereja. Dan kalau Bunda Maria adalah Bunda Gereja maka, ia pasti berperan dengan doa-doanya untuk membawa anak-anaknya untuk bersatu, sebab bukankah wajar bagi seorang ibu untuk menginginkan persatuan anak-anaknya?

6. Paus Yohanes XXIII memang pernah berdoa memohon Pentakosta yang baru. Dan ini terlihat salah satunya melalui gerakan Karismatik Katolik. Terlepas dari adanya pro- dan kontra, gerakan Karismatik Katolik tetap secara umum memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menghidupkan kembali Gereja Katolik.

7. Kitab Kejadian 3:15, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan itu, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya (ia) akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Dalam bahasa Indonesia memang tidak terlihat masalah, karena hanya dikatakan “nya”, tidak spesifik menyatakan laki-laki/ he atau perempuan/ she. Dalam bahasa Inggris, memang terdapat dua salinan terjemahan. Teks asli Ibrani menyatakan “he“: “he shall bruise your head and you shall bruise his heel.”(RSV, NAB) “He” di sini berarti Kristus. Namun ada juga salinan yang berasal dari terjemahan tulisan Bapa Gereja dan beberapa salinan Vulgate yang menuliskan, “she shall bruise your head and you shall bruise her heel.” (Douay Rheims). Maka para ahli Kitab Suci memperkirakan ada kemungkinan kesalahan penyalinan teks, ketika sang penyalin tidak melihat bahwa subyek kalimatnya telah bergeser, dari “wanita itu” ke “keturunan wanita itu.”  Namun demikian, tidak semua Vulgate menuliskan “she“, sebab pada edisi Vulgate yang disalin oleh St. Jerome, St. Jerome memakai terjemahan asli Ibrani, dan memakai “he“, bukan “she.”

Namun terlepas dari “he” atau “she” ini tidak mengubah fakta bahwa sejak dari awal abad ke 2, yaitu St. Yustinus Martir (100-165) Santo Irenaeus ,Tertullian, St. Agustinus mengajarkan bahwa pada ayat Kej 3:15, ‘perempuan’ yang keturunannya akan mengalahkan Iblis itu mengacu kepada Bunda Maria, karena keturunan yang dimaksud adalah Yesus.  ‘Perempuan’ itu bukannya Hawa dengan keturunannya Abel atau Seth. Maka Bunda Maria adalah “the woman” yang dibicarakan di Kej 3:15. [Sayangnya dalam Alkitab LAI diterjemahkan sebagai “this woman” (wanita ini) yang sepertinya mengacu kepada Hawa. Padahal menurut penjelasan para Bapa Gereja, perempuan itu bukan Hawa, tetapi Bunda Maria: “the woman”. Panggilan “the woman” ini diulangi lagi pada mukjizat di Kana (Yoh 2:4) dan di kaki salib Yesus (Yoh 19:26-27) ].

Maka dengan mengetahui bahwa ‘perempuan’ dan ‘keturunannya’ yang mengalahkan Iblis adalah Bunda Maria dan Yesus, maka Gereja Katolik mengajarkan apapun terjemahan yang dipakai, keduanya benar; sebab pada intinya adalah baik Yesus maupun Bunda Maria keduanya  sama-sama mengalahkan Iblis. Jika dikatakan bahwa Bunda Maria mengalahkan Iblis, maka hal itu hanya dimungkinkan oleh kuasa Kristus. Kristuslah yang telah secara langsung meremukkan kepala Iblis dengan kematian-Nya. Dan “tumit yang diremukkan oleh Iblis”, itu adalah gambaran bahwa kemenangan Kristus diperoleh dengan penderitaan-Nya di kayu salib. Sedangkan, Bunda Maria dapat dikatakan secara tidak langsung meremukkan kepala Iblis  dengan kerjasamanya di dalam misteri Inkarnasi, dan dengan menolak untuk berbuat dosa yang terkecil sekalipun (menurut ajaran St. Bernardus, Sermon, 2, on Missus est). Selanjutnya, St. Gregorius mengajarkan (mor 1.38), bahwa kitapun, seperti halnya Bunda Maria, dapat secara tidak langsung meremukkan kepala Iblis setiap kali kita mengalahkan godaan.

Maka tidak benar pernyataan mereka bahwa interpretasi yang dipegang Gereja Katolik hanya Maria yang dapat mengalahkan kuasa Iblis.

8. Pada tahun 1987, Paus Yohanes Paulus II melalui surat ensikliknya Redemptoris Mater (The Mother of the Redeemer) memang menuliskan tentang peran Bunda Maria sebagai Bunda pemersatu umat Kristen.

9. Gerakan Karismatik di dalam Gereja Katolik dimulai pada tahun 1967, di Du Quesne University, Pittsburgh, Pennyslvania. Di tahun 1990 (23 tahun sesudahnya) gerakan ini telah menyebar di 238 negara, menjangkau 100 juta umat Katolik. Memang di banyak media Kharismatik dikisahkan adanya pencurahan Roh Kudus kepada umat, yang ditandai oleh karunia bahasa Roh; namun menurut pengajaran Magisterium Gereja Katolik, yang terpenting dari gerakan Kharismatik tersebut adalah karunia pertobatan yang sejati, sebab peran Roh Kudus yang utama adalah menginsyafkan manusia dari dosa (Yoh 16:8). Hal ini jelas dikatakan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam surat ensikliknya Dominum et Vivificantem (The Holy Spirit in the life of the Church). Bahasa Roh, bukan karunia yang harus diagung-agungkan dan dibangga-banggakan, karena maksud utamanya adalah menghantar umat kepada hidup yang baru di dalam Roh Kudus dengan pertobatan yang terus menerus sepanjang hidup.

10. Pernyataan bahwa Amerika akan mengambil alih pimpinan gerakan Ekumene itu, sebenarnya tidak tertulis di Alkitab. Ayat- ayat kitab Wahyu yang dikutip tidak menyebutkan secara eksplisit negara Amerika, maka interpretasi yang disampaikan di artikel di atas, adalah interpretasi pribadi pengarang artikel itu.

11. Tuduhan bahwa Gereja Katolik menerapkan Spiritisme karena menghormati Bunda Maria adalah tuduhan yang sangat ‘absurd‘. Dasar pengajaran bahwa kita menghormati Bunda Maria adalah karena ia adalah Bunda Allah. Allah-lah yang terlebih dahulu menghormati Maria dengan memilihnya untuk mengandung Kristus Putera-Nya. Kita umat Katolik hanya mengikuti teladan Allah saja. Hal bahwa Gereja Katolik menghormati Bunda Maria meskipun ia sudah tidak hidup di dunia ini, adalah karena hubungan kita sebagai umat beriman tidak terputus oleh kematian. Sebab Kristus telah mengalahkan maut, maka maut tidak dapat memisahkan kita dengan Dia, dan Tubuh Mistik-Nya, yaitu sesama saudara kita di dalam Kristus. Silakan membaca lebih lanjut diskusi mengenai persekutuan orang kudus ini, silakan klik di sini, dan di sini Pada saat kita memohon para orang kudus itu mendoakan kita, tidak ada pemanggilan arwah ataupun konsultasi dengan arwah, seperti dalam spiritisme. Kita berdoa memohon pada orang kudus untuk mendoakan kita, karena kita percaya mereka telah berada di hadirat Allah di surga, dan mereka bersatu bersama dengan Tuhan Yesus, berdoa syafaat bagi kita yang masih berziarah di dunia ini.

12. Saya belum pernah membaca buku The Thunder of Justice, sehingga saya tidak bisa berkomentar di sini. Namun pada prinsipnya, segala wahyu pribadi tidak sama kedudukannya dengan wahyu publik, yaitu Kitab Suci. Sehingga apapun yang tertulis di sana, tetap harus kita lihat kesesuaiannya dengan pesan Kitab Suci, dan ajaran Magisterium Gereja.

13. Kutipan berikutnya tentang perkataan Paus Yohanes Paulus II kepada tuan Hunt kedengaran sangat janggal. Saya mencari percakapan antara Paus Yohanes II dengan Mr. Hunt di internet dan tidak menemukannya. Perihal bahwa Paus Yohanes Paulus ke II mengkonsekrasikan/ menyerahkan dunia kepada perlindungan Bunda Maria, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Itu memang sesuai pesan Bunda Maria pada penampakannya di Fatima, dan sebagai buahnya adalah kejatuhan Rusia dan komunisme pada tahun 1989.

14. Tuduhan bahwa lebih banyak doa-doa ditujukan kepada Bunda Maria daripada kepada Kristus itu sama sekali tidak benar. Bentuk doa penyembahan yang tertinggi di Gereja Katolik adalah Misa Kudus, dan Misa Kudus itu dilakukan setiap hari di seluruh dunia, sehari bisa lebih dari sekali pada hari biasa dan bisa sekitar 3 sampai 4 kali pada hari Minggu. Dan Misa Kudus itu adalah doa Gereja dalam kesatuannya dengan Kristus Sang Kepala, yang ditujukan kepada Allah Bapa, oleh kuasa Roh Kudus. Doa ibadat harian sepanjang hari (Divine Office/ the Liturgy of the Hour) yang dilakukan oleh kaum klerik maupun kaum awam, juga tertuju kepada Tuhan. Selanjutnya, doa yang ditujukan kepada Bunda Maria adalah bersifat penghormatan dan bukan penyembahan. Doa rosario yang merupakan penghormatan kepada Bunda Maria-pun selalu dilakukan dengan permenungan peristiwa hidup Yesus, sehingga fokusnya tetaplah Kristus.

15. Mengenai pembuatan patung- patung, itu juga tidak menjadikan bukti bahwa Gereja Katolik menyembah patung. Silakan membaca lebih lanjut di artikel Orang Katolik Tidak Menyembah Patung, silakan klik, dan klik di sini, untuk melihat mengapa Gereja Katolik mengizinkan penggunaan patung dalam ibadah.

Saya rasa tidak benar pernyataan bahwa ‘lebih banyak patung Bunda Maria daripada patung Kristus’. Karena di dalam Gereja Katolik, di kayu salib juga terletak patung/ gambaran Kristus. Sehingga di mana ada Gereja Katolik, di sana sudah pasti ada gambaran Kristus, jadi tidak mungkin gambaran Bunda Maria menjadi ‘lebih banyak’ daripada gambaran Kristus.

16. Tuduhan bahwa kunjungan ke tempat peziarahan Bunda Maria lebih banyak daripada ke lokasi patung Yesus itu juga tidak didasari pengertian yang benar. Karena di lokasi ziarah tempat penampakan Bunda Maria, misalnya di Lourdes atau Fatima, itu yang ada bukan saja gua Maria, tetapi yang lebih besar adalah gedung gereja Katolik. Dan doa yang dilakukan di sana juga tetap berpusat pada Misa/ Ekaristi Kudus yang berpusat pada Kristus.

17. Adalah tanggapan yang sangat keliru untuk menyamakan perantaraan doa Bunda Maria dengan kuasa Setan. Buah devosi kepada Bunda Maria adalah pertobatan, yang membawa kepada Kristus. Banyak sekali kesaksian yang menyatakan demikian. Maka contoh yang diajukan di tulisan di atas itu sama sekali tidak relevan dengan kasus kesembuhan dengan perantaraan doa dari Bunda Maria.

Jika anda pergi ke Lourdes, di sana antara lain anda dapat melihat 67 laporan yang membuktikan mukjizat- mukjizat di sana, yang juga dapat anda baca di sini, silakan klik. Kenapa ‘hanya’ 67? Karena untuk dinyatakan sebagai mukjizat otentik itu persyaratannya:1) sebelum ziarah pasien harus diperiksa oleh rumah sakit di sana (di dekat lokasi ziarah) dan dokter harus membuat laporannya, 2) sesudah ziarahpun harus diperiksa lagi oleh para dokter di rumah sakit itu, dan kesembuhannya harus dinyatakan sebagai tidak bisa dijelaskan secara kedokteran; 3) selanjutnya setiap tahun selama 10 tahun si pasien harus kembali ke rumah sakit itu untuk membuktikan bahwa mukjizat kesembuhannya itu tetap (tidak ada kasus relapse). Itulah sebabnya kebanyakan pasien yang terdaftar di list itu adalah pasien dalam negeri, atau di negara Eropa, karena untuk kembali memeriksakan diri selama 10 tahun berikutnya ke Lourdes itu adalah tanggungan pasien. Kenyataannya sudah banyak sekali orang yang mengalami mukjizat kesembuhan di Lourdes, tetapi tidak terdaftar dalam list tersebut, karena tidak melakukan ketiga persyaratan ini.

Terlepas dari kesembuhan jasmani tersebut, yang terpenting adalah kesembuhan rohani. Jika orang berziarah dengan sikap batin yang benar, maka seharusnya sepulang dari ziarah, ia akan mengalami pembaharuan iman, yang akan membawanya semakin dekat kepada Kristus. Jadi Bunda Maria hanyalah perantara saja yang membawa seseorang kepada Kristus.

18. Maka Gereja Katolik juga mempercayai bahwa Tuhan dapat bekerja lewat tangan-tangan dokter dan obat-obatan. Itulah sebabnya Gereja tidak pernah menentang karya para medis dan bahkan dari sejarah diketahui bahwa Gereja Katolik-lah yang mempelopori keberadaan rumah sakit di seluruh dunia, dimulai dari berkembangnya ordo Benediktin di Eropa di abad ke 6.

Namun demikian, Gereja Katolik juga mengakui bahwa mukjizat masih dapat terjadi sekarang ini. Jika sampai mukjizat terjadi, itu semata-mata karena pertolongan Tuhan. Ayat yang dikutip di artikel di atas yaitu Yak 5:16, yang mengatakan bahwa doa orang benar itu besar kuasanya, itu juga di- amin-kan oleh Gereja Katolik. Itulah sebabnya maka kuasa perantaraan doa Bunda Maria sangat besar, karena ia adalah orang yang sudah dibenarkan Tuhan.

19. Pernyataan bahwa orang yang sudah meninggal tidak bisa bertobat, itu adalah pernyataan yang benar. Gereja Katolik juga mengajarkan demikian. Oleh sebab itu selama masih hidup, kita harus bertobat, sebab jika kita wafat dalam keadaan tidak bertobat, kita tidak bisa masuk surga, tidak bisa masuk Api Penyucian juga. Dalam keadaan tidak bertobat, seseorang memasukkan dirinya sendiri ke dalam penghukuman neraka.

Namun walaupun seseorang sudah bertobat, jika ia masih belum sepenuhnya kudus, maka ia harus dimurnikan dahulu sebelum dia dapat bersatu dengan Tuhan di surga karena tanpa kekudusan, tak seorangpun dapat melihat Allah. Silakan membaca artikel mengenai Api Penyucian di sini, silakan klik, untuk melihat dasar pengajaran Gereja Katolik tentang Api Penyucian ini.

20. Yang mengatakan bahwa orang yang mati itu “tidak mati” bukanlah Setan, tetapi Kristus sendiri. Kristus mengajarkan bahwa Allah adalah Allah orang-orang hidup:  “Ia [Allah] bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” (Luk 20:38, Mrk 12:27). Sebab Allah sendiri bersabda, “Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.” (Mat 22:32, Kel 3:6). Jadi meskipun Abraham, Ishak dan Yakub sudah mati/ wafat, mereka sesungguhnya tetap hidup di hadapan Tuhan. Itulah sebabnya ketika Yesus dimuliakan di atas gunung, Musa dan Elia tampil di sisi-Nya sebagai orang-orang yang hidup.

Rasul Yohanes mengajarkan juga tentang hal ini, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yoh 3:16). Jadi meskipun badan kita sudah mati, namun jiwa kita tetap hidup, dan dengan iman kita akan Kristus, kita dapat beroleh hidup yang kekal.

21. Hal penggantian dari Sabat ke hari Minggu itu juga bukan karena Kepausan, Spiritisme ataupun Protestan Amerika, seperti yang dikatakan di artikel di atas. Pengubahan hari Sabat dari Sabtu ke Minggu itu sudah dilakukan oleh para rasul untuk memperingati hari Kebangkitan Kristus, dan itu kita ketahui dari Kitab Suci. Silakan membaca lebih lanjut di artikel ini, silakan klik. Jadi memang benar bahwa sebelum kebangkitan Kristus, yang dikuduskan adalah hari Sabat, tetapi setelah kebangkitan-Nya, maka “hari Tuhan” adalah hari peringatan Kebangkitan Kristus yang merupakan puncak penggenapan seluruh Perjanjian Lama.

22. Bagi saya, artikel di atas semakin membuktikan bahwa “Sola Scriptura / Alkitab saja” tidak cukup untuk memahami seluruh ajaran Kristus. Pemahaman yang diperoleh dengan mengambil sepotong/ beberapa ayat saja dalam Alkitab, jika tidak melihat kesatuannya dengan ayat-ayat yang lain akan dapat menghasilkan interpretasi yang keliru. Bahkan dari sesama gereja- gereja Protestan yang sama-sama berpegang pada Sola Scriptura saja dapat mengajarkan hal- hal yang berbeda seperti ini (tentang “hari Tuhan”). Maka bersyukurlah kita sebagai umat Katolik yang mempunyai Magisterium yang memimpin kita kepada kesatuan ajaran Gereja yang tetap, sejak dari Gereja awal sampai sekarang.

Demikianlah Lian, yang dapat saya sampaikan sebagai tanggapan atas artikel di atas. Semoga uraian ini dapat berguna bagi kita semua.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org

5 2 votes
Article Rating
19/12/2018
19 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Giovani
10 years ago

Shalom katolisitas.
Saya ingin bertanya mengenai video di you tube dimana Paus Fransiskus mengirim pesan kepada Kenneth copelland , apakah ini termasuk ekumene? Dan video ini dikirim secara informal bagaimana pandangan katolisitas mengenai hal ini? Terima kasih.

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Giovani
9 years ago

Shalom Giovani, Kalau kita berbicara tentang ekumenisme, maka kita dapat melihatnya dari dokumen Vatikan II, Unititas Redintegratio (UR), yang dapat dibaca di sini – silakan klik. Di salah satu bagian dituliskan sebagai berikut: Dalam kegiatan Ekumenis hendaknya umat katolik tanpa ragu-raga menunjukkan perhatian sepenuhnya terhadap saudara-saudari yang terpisah, dengan mendoakan mereka, dengan bertukar pandangan tentang hal-ihwal Gereja dengan mereka, dengan mengambil langkah-langkah pendekatan pertama terhadap mereka. Akan tetapi umat katolik sendiri pertama-tama wajib mempertimbangkan dengan jujur dan penuh perhatian segala sesuatu, yang dalam keluarga Katolik sendiri perlu diperbaharui dan dilaksanakan, supaya perihidupnya memberi kesaksian yang lebih setia dan lebih jelas… Read more »

Roberts
Roberts
10 years ago

Dear Katolisitas,

apa yg dimaksud dengan “hujan awal dan hujan akhir”

terima kasih

Tuhan Yesus memberkati pelayanan kalian.

Moreno
Moreno
10 years ago

Hello… Salam Damai.
Saya mau bertanya….
Saya sering di ajak oleh teman-teman saya yang beragama Non Katolik untuk mengikuti acara atau doa Persekutuan Agama mereka.

Dalam hati saya, saya tidak mau ikut Acara atau Doa Persekutuan Agama Mereka… Tapi saya sering di ajak oleh merake!!!

Apakah saya boleh ikut atau Saya tidak boleh ikut???

[Dari Katolisitas: Silakan untuk terlebih dahulu membaca tanggapan kami atas pertanyaan yang serupa dengan pertanyaan Anda, silakan klik di sini]

Dark Magician
Dark Magician
11 years ago

Kita semua yang mengaku adalah anggota dari gereja yang didirikan Allah Bapa yg telah rubuh dan telah dibangun kembali pada hari yang ke-3 dengan kebangkitan Yesus meyakini dan mengimani bahwa Yesus adalah kepala gereja dan kita adalah anggota-anggotanya dimana kita menjadi gereja itu sendiri, maka sebagaimana anggota tubuh mempunyai berbagai fungsi yang berbeda-beda kita memiliki pertanggung jawaban terhadap tugas dan peran kita masing-masing. Baik gereja katolik, Gereja Katolik Orthodox di Timur dan Gereja Katolik di Barat serta Gereja Protestan memiliki peran masing-masing yg telah diatur oleh Allah karena segala sesuatu ada dan terjadi karena Allah menghendakinya. Kita sebagai gereja tidak… Read more »

Andi
Andi
11 years ago

syalom tim katolisitas yg dikasihi oleh TUHAN 1.saya mau bertanya mengapa di patung Bunda Maria ada ular yang sedang diinjak oleh Bunda Maria ya?? [dari katolisitas: Lihat keterangan ini – silakan klik, point ke-7] 2. kenapa pas kita sebelum menerima komuni ada doa dgn kata2 ya Tuhan saya tidak pantas TUhan datang kepada saya, tetapi bersabdalah maka saya akan sembuh..yg jadi pertannyaan apakah ada sejarhnya doa ini?mengapa harus ada kata2 “bersabdalah maka saya akan sembuh” di akhir doa? [dari katolisitas: Gereja Katolik ingin agar umat mempunyai iman dari perwira yang berkata “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku,… Read more »

felicia
felicia
11 years ago

syalom..

romo, saya mau tanya, knp hubungan saya dngn pasangan saya tdk direstuin sama orang tua pasangan saya karena saya Katolik dan dia Kristen. Sampai skrng saya bingung knp ditentang,pdahal kan kita satu Allah..?

trimakasih romo

Yohanes Dwi Harsanto Pr
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Reply to  felicia
11 years ago

Salam Felicia, Sebagai orang Katolik, kita cinta dan taat pada Gereja Katolik, dan meyakini sepenuhnya bahwa Kristus-lah pendiri Gereja kita serta menjamin dalam Roh Kudus, kebenaran ajaran Kristus yang penuh hanya dalam Gereja-Nya yang Satu, Kudus, Katolik, Apostolik. Warta kebenaran ini, dalam bahasa kekinian dan dalam konteks perbedaan dengan Kristen-Protestan, bisa Anda baca dalam buku “Rome Sweet Home – Roma Rumahku”, karangan Scott dan Kimberly Hahn, terbitan bahasa Indonesia oleh Dioma Malang tahun 2005. Gereja dalam terang kebenarannya meminta kita mengormati agama-agama lain, termasuk agama Kristen-Protestan. Memang, kita mendapatkan akibat dari perpecahan Gereja tahun 1517, yang memprotes Gereja. Gerakan Martin… Read more »

Bonaventura
Bonaventura
12 years ago

Kapan dan siapakah yang pertamakali mengawali gerakan ouikumene ?

Chrisstian
Chrisstian
12 years ago

syalom……sy seorang mahasiswa, yang selama ini aktif di kegiatan di pelayanan kampus berupa PMK…dan selama ini sy lebih suka ikut ibadah2 kebaktian PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen), yang mana lebih bersifat oikumene namun untuk masalah pemateri atau yang mengambil bagian dalam membawakan firman Tuhan lebih didominasi oleh pendeta atau orang2 dari LPMI (Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia )……..yang menjadi pertanyaan saya: 1.Menurut ajaran Katolik bolehkah mengikuti ibadah tersebut ? 2.Sering juga dalam perenungan firman, pemateri biasanya mengajarkan tentang cara berdoa, yaitu mulai dari penyembahan,kemudian pertobatan dan ucapan syukur.. …..dan biasanya semuanya itu hanya dilakukan dengan nyayian rohani pop seperti lagu2 Nikita dll…..Menurut… Read more »

Caecilia Triastuti
Reply to  Chrisstian
12 years ago

Shalom Chrisstian, 1. Kami menghargai dan memahami keinginan dan semangat Anda untuk mengikuti kegiatan pelayanan PMK dan mengikuti kebaktian-kebaktiannya. Menurut hemat saya pada dasarnya Anda mempunyai kerinduan untuk semakin menghayati cinta kasih Tuhan, mengalami persekutuan dengan teman seiman untuk memuji Dia, dan memperkokoh iman dalam rahmat persaudaraan. Semua motivasi itu baik dan patut diberikan penyaluran yang tepat. Oleh karena itu harus dipahami bahwa sekalipun semangat dan kasihnya sama, dan kita selalu bisa saling belajar dari persamaan-persamaan ajaran kasih dan iman, kita tetap perlu mencermati perbedaan-perbedaan di dalam penghayatan iman saudara-saudara kita yang Kristen non-Katolik. Semakin kita mengenal dan mempelajari iman… Read more »

mey
mey
12 years ago

saya mau minta saran dari ibu/bapak .. saya ikut pelayanan mahasiswa di kampus , dengan sifatnya oikumene. selama ini saya dibina di pelayanan itu dengan ajaran bahwa gereja bukan jalan keselamatan. Hanya iman kepada Yesus disertai kasih lah jalan keselamatan itu. Visi pelayanan ini mewartakan Yesus sbg Tuhan dan Juru Selamat pribadi kepada mahasiswa sehingga kelak dpt menjadi alumni yang berintegritas serta menjadi garam dan terang dimanapun berada.pelayanan ini sistem nya kelompok kecil dgn satu kakak rohani sbg pembinanya. dan beberapa bulan lgi saya akan diutus menjadi kakak rohani untuk membina adik2 baru. saya merasa bingung sekarang, di satu sisi… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  mey
12 years ago

Shalom Mey, Terima kasih atas sharingnya. Saya percaya bahwa kasih persaudaraan di kelompok yang anda ikuti adalah baik sekali. Namun, di satu sisi, adalah suatu kenyataan bahwa ajaran yang mereka berikan tidaklah sesuai dengan iman Katolik. Oleh karena itu, saya ingin mengusulkan agar anda secara baik-baik keluar dari kelompok tersebut. Kalau anda tetap bertahan di dalam kelompok tersebut, saya kuatir bahwa perlahan-lahan anda akan meninggalkan iman Katolik anda. Cobalah untuk berdiskusi dengan dosen yang beragama Katolik di kampus anda atau berdiskusi dengan pastor di paroki terdekat, agar mereka dapat mengadakan pembinaan bagi mahasiswa yang beragama Katolik. Akhir kata, kalau sampai… Read more »

Lian
Lian
14 years ago

Syalom,,
sy ingin bertanya mengenai ekumene,,
dalam kehidupan mahasiswa terdapat banyak skali persekutuan ekumene. pertanyaan saya adalah apakah sebagai orang katolik kita boleh terlibat aktif di dalamnya? dan sampai sejauh mana kita boleh terlibat? dan bagaimana ajaran gereja mengenai ekumene itu sendiri?
sy jg mau bertanya mengenai GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia). Apakah mahasiswa katolik boleh terlibat aktif di dalamnya? karena setahu saya jg ada PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia).. bagaimana sebenarnya pengaturan keanggotaan dan tanggapan gereja terhadap kedua organisasi itu.?

Rm Gusti Kusumawanta
Reply to  Lian
14 years ago

Lian Yth Sejauh yang saya tahu GMKI adalah ormas orang muda yang anggotanya beragama Kristen apakah sekarang sudah terbuka menerima OMK beragama lain? OMK Katolik wadahnya PMKRI dan Pemuda Katolik, karena itu jika anda mau aktif dianjurkan ke Pemuda Katolik atau PMKRI. Tapi jika anda mau aktif di GMKI asal sesuai ADRTnya diterima, bisa juga tidak salah dan sah saja. Hanya dalam ajaran iman berbeda. Ekumene bukan di tatanan Ormas tapi dalam ajaran dan praktek hidup, Jadi anda boleh aktif di GMKI sesuai ADRTnya tapi dalam hal iman anda harus tetap Katolik. Gereja Katolik hanya memberikan pelayanan melalui moderator seorang… Read more »

johanes
johanes
Reply to  Rm Gusti Kusumawanta
14 years ago

Menurut pendapat say: Boleh saja masuk ke organisasi tersebut. Tapi janganlah apa yg kita lakukan (masuk organisasi yang bukan Katolik tsb)menjadi batu sandungan bagi teman2 mahasiswa Katolik yang lain. Saya pikir kasus ini sama dengan kisah KS apakah kita boleh atau tidak makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala. Kalau hal tersebut menjadi batu sandungan bagi teman2 Katolik yg lain, akan lebih baik sdri bergabung dengan organisasi mahasiswa Katolik saja.

Lian
Lian
14 years ago

shalom,, sy prnah baca artikel yg membuat sy sangat risih,, mohon tanggapanx atas artikel tsbut…
Begini isi artikelnya..:……

[Dari Admin Katolisitas: Pesan ini diedit, karena sudah ditampilkan, dan dijawab di artikel di atas, silakan klik]

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
19
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x