Keselamatan dan hubungannya dengan Baptisan

Pertanyaan:

Shalom !

Untuk Baptisan Darah dan Baptisan Rindu, ada di kitab suci bagian mana supaya saya dapat pahami ? Yang mutlak buat keselamatan baptisan yang mana pak ? Darah , Rindu atau Air ? Bagaimana Gereja tidak tahu cara lain untuk memperoleh keselamatan ?

Yoh 3 : 15 supaya setiap orang yang PERCAYA kepadaNYA beroleh hidup yang kekal.
Yoh 3 : 16 supaya setiap orang yang PERCAYA kepadaNYA tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal
Yoh 3 : 18 barangsiapa PERCAYA kepadaNYA, ia tidak akan dihukum
Roma 10 : 9 Sebab kija kamu MENGAKU dengan mutmu, Bahwa Yesus adalah Tuhan

dan PERCAYA dalam hatimu bahwa Allah……………maka kamu akan diselamatkan.
Ef 2 : 8 Sebab karena KASIH KARUNIA kamu diselamatkan oleh IMAN…….

Dan masih masih banyak ayat-ayat lagi mengenai satu-satu nya cara memperoleh keselamatan, yaitu PERCAYA / IMAN kepada Anak Allah yang Hidup yaitu YESUS KRISTUS Tuhan kita.
Kenapa ayat2 tersebut diatas tidak menyebutkan kata Baptis ? Kalau memang Baptisan mutlak untuk keselamatan ?

Mohon penjelasan pak .
God bless – Anton.

Jawaban:

Shalom Anton,

Terima kasih atas pertanyaan dan tanggapannya tentang baptisan. Gereja Katolik mengenal adanya Sakramen Baptis (Baptisan Air), Baptis Rindu, dan Baptis darah. Baptisan secara sakramental (Baptisan air) adalah cara yang umum untuk menerima rahmat Tuhan, karena Baptisan secara sakramental menjamin rahmat Kristus mengalir, selama form (bentuk) dan matter (materi) dan intensi dari baptisan sah. Sedangkan pada Baptisan rindu dan Baptisan darah, hanya Tuhan yang tahu secara persis apakah seseorang menerimanya ataukah tidak. Dalam hubungannya dengan keselamatan, Tuhan telah mengikat keselamatan pada Sakramen Pembaptisan, namun Dia sendiri tidak terikat pada Sakramen-sakramen-Nya, seperti yang diungkapkan di dalam Katekismus Gereja Katolik, 1257:

Tuhan sendiri mengatakan bahwa Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan (Bdk. Yoh 3:5.). Karena itu, Ia memberi perintah kepada para murid-Nya, untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa (Bdk. Mat 28:19-20; DS 1618; LG 14; AG 5.). Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan orang-orang, kepada siapa Injil telah diwartakan dan yang mempunyai kemungkinan untuk memohon Sakramen ini (Bdk. Mrk 16:16.). Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi. Karena itu, dengan rela hati ia mematuhi perintah yang diterimanya dari Tuhan, supaya membantu semua orang yang dapat dibaptis, untuk memperoleh “kelahiran kembali dari air dan Roh”. Tuhan telah mengikatkan keselamatan pada Sakramen Pembaptisan, tetapi Ia sendiri tidak terikat pada Sakramen-sakramen-Nya.

1) Dari kutipan di atas, Gereja tidak mengenal sarana lain selain Baptisan untuk menjamin seseorang masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kutipan yang dipakai oleh Anton dari Yoh 3:15-19 tentang perlunya “percaya” dan Rm 10:9 tentang perlunya “mengaku“, serta Efesus 2:8 akan perlunya “iman” dalam keselamatan. Namun semua yang disebutkan di atas, yaitu: percaya, mengaku, iman, harus dimanifestasikan dalam Baptisan, karena Tuhan sendiri mengatakan “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Yoh 3:5). Bagaimana kita mengartikan ayat tersebut, yang dengan jelas-jelas mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah kalau dia tidak dilahirkan dari air dan Roh. Gereja Katolik mematuhi pesan Kristus mewartakan pentingnya Sakramen Baptisan untuk keselamatan, seperti yang Yesus sendiri perintahkan “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mt 28:19-20).

a) Dari perintah Yesus yang terakhir, sebenarnya cukup jelas akan pentingnya Baptisan. Yesus tidak mengatakan bahwa jadikan semua bangsa murid-Nya, dan biarlah mereka percaya, mengaku, dan mempunyai iman. Yang ditekankan oleh Yesus adalah menjadikan seluruh bangsa menjadi murid-Nya dan membaptis mereka. Setelah itu, mengajarkan agar mereka juga mentaati semua perintah Yesus.

b) Mari kita meneliti lebih jauh tentang beberapa kata kunci: percaya, mengaku, iman. Apakah dengan percaya saja cukup untuk mendapatkan keselamatan? Tidak, karena kalau mau dibilang setan juga percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. (lih. Mk 1:24). Kalau orang benar-benar percaya akan Kristus, maka dia harus juga untuk menjalankan semua perintah-Nya, termasuk untuk hidup kudus dan menerima Sakramen Baptis.

Apakah dengan mengaku dengan mulut maka orang akan mendapatkan keselamatan? Memang Roma 10:9 mengatakan “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Bandingkan dengan Yoh 3:5, yang mengatakan “Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.Bandingkan pernyataan antara “kamu akan diselamatkan” di Rm 10:9 dan “ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” di Yoh 3:5. “Kamu akan diselamatkan” dapat mempunyai konotasi ada cara lain bagi seseorang untuk diselamatkan, namun “ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga” mempunyai konotasi bahwa kalau seseorang tidak melakukan apa yang disyaratkan, maka seseorang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Oleh karena itu, Sakramen Baptis diperlukan untuk memperoleh keselamatan.

Apakah dengan iman saja maka seseorang akan mendapatkan keselamatan? Tidak, karena rasul Yakobus mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (lih. Yak 2:17-18, 20, 26). Namun iman memang penting untuk sampai kepada Baptisan. Bahkan, Gereja Katolik menyatakan bahwa Baptisan adalah Sakramen iman (lih. KGK, 1253). Namun, iman yang benar bukanlah iman yang memilih, namun iman yang taat terhadap apa yang diwahyukan, termasuk kepada Gereja – karena Kristus telah memberikan kuasa kepada Gereja untuk mewariskan ajaran Kristus secara murni dari satu generasi ke generasi yang lain. Oleh karena kita harus beriman terhadap apa yang Gereja imani, maka dalam ritual Baptisan, para katekumen (yang akan dibaptis) dan walinya diberi pertanyaan “Apa yang kamu minta dari Gereja Allah?” Dan lalu para katekumen/katekumen akan menjawab “Iman“.

2) Begitu pentingnya Baptisan untuk keselamatan manusia, sehingga Yesus memberikan amanat agung kepada para muridnya sebelum Dia diangkat ke Sorga. Sekali lagi, kita perlu merenungkan, mengapa perintah Yesus yang terakhir tidak menyebutkan untuk “percaya”, “mengaku”, atau “iman”? Karena semuanya itu terangkum dalam Baptisan. Baptisan mensyaratkan seseorang untuk percaya, karena untuk percaya seseorang harus mengetahui apa yang terjadi dalam Baptisan, dan percaya akan Tuhan yang memberikan perintah. “Mengaku” juga terjadi di dalam upacara Baptisan (dalam baptisan bayi, pengakuan diwakili oleh orang tua. Namun, seseorang yang mengikuti perayaan Ekaristi, selalu mengakukan dosa dan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan). Iman yang benar juga diwujudkan dalam bentuk Baptisan. Iman yang benar tidak hanya berhenti begitu saja, namun diwujudkan dalam tindakan, terutama untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Kristus, yang salah satunya adalah memberikan diri untuk dibaptis.

3)Namun ada banyak kondisi, dimana seseorang, karena bukan karena kesalahannya sendiri (invincible ignorance), tidak sampai mengalami Baptisan secara sakramental. Gereja Katolik menyebutkan bahwa orang-orang ini sebenarnya telah mengalami baptisan berupa Baptisan Rindu. Dan bagi orang yang diberi rahmat untuk mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk bersaksi tentang iman, maka orang-orang ini telah menerima Baptisan Darah.

a) Katekismus Gereja Katolik mengatakan “Bagi para katekumen yang mati sebelum Pembaptisan, kerinduan yang jelas untuk menerima Pembaptisan, penyesalan atas dosa-dosanya, dan cinta kasih sudah menjamin keselamatan yang tidak dapat mereka terima melalui Sakramen itu.” (KGK, 1259). Kita dapat melihat apa yang Yesus katakan di dalam Injil Yohanes “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.” (Yoh 14:23) Cinta kasih yang sempurna, yang tentu saja mensyaratkan penyesalan, kerinduan untuk hidup dalam Tuhan, membuat seseorang menerima baptisan rindu.

b) Untuk Baptisan darah, Gereja Katolik mengatakan “Gereja sudah sejak dahulu yakin bahwa orang-orang yang mengalami kematian karena iman, tanpa sebelumnya menerima Pembaptisan, telah dibaptis untuk dan bersama Kristus oleh kematiannya. Pembaptisan darah ini demikian pula kerinduan akan Pembaptisan menghasilkan buah-buah Pembaptisan walaupun tidak merupakan Sakramen.” (KGK, 1258). Kita juga melihat di dalam Injil Matius, yang mengatakan “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.” (Mt 10:32) Lebih lanjut, Yesus mengatakan “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (Mt 10:39). Pengajaran tentang Baptisan Darah telah dikenal oleh jemaat awal, seperti yang dapat kita lihat dalam tulisan-tulisan Tertullian (on Baptism, 16), St. Cyprian (Epistle 73), St. Augustine (City of God, 13.7; Tractate 74 on the Gospel of John), dll. (lihat New Advent – klik di sini).

4) Setelah kita melihat akan mutlaknya Sakramen Baptisan untuk keselamatan serta kita mengenal sakramental Baptisan (Baptisan Air), Baptisan Rindu, dan Baptisan Darah, pertanyaannya adalah baptisan mana yang mutlak untuk keselamatan? Untuk menjawab hal ini, sebenarnya tergantung definisi dari “mutlak”. Kalau kita ingin melihatnya dengan kasat mata, dengan kepastian yang jelas, maka Baptisan Air yang mutlak untuk keselamatan. Hal ini disebabkan banyak unsur obyektif, yang dapat kita ukur, seperti: matter, form, dan intensi. Sebagai catatan, Gereja Katolik mengakui Baptisan yang dilakukan oleh gereja lain, selama mempunyai matter (yaitu air), form (diibaptis dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus), intensi (seperti intensi Gereja). Oleh sebab itu, Gereja Katolik memenuhi perintah Kristus secara aktif memberitakan Injil dan membawa umat manusia kepada Sakramen Baptis.

Namun, ada orang-orang yang bukan karena kesalahannya sendiri (invincible ignorance) tidak sampai kepada Sakramen Baptis. Kita mengingat apa yang dikatakan oleh Yesus “Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.” (Lk 12:48). Dari perkataan Yesus ini, kita tahu bahwa kondisi dari orang-orang dapat dihubungkan dengan jenis baptisan mana yang menyelamatkan.

a) Baptisan sakramental (Baptisan Air) adalah mutlak bagi orang-orang yang telah mengenal Kristus dan mengenal Gereja-Nya, yaitu Gereja Katolik. Dan juga dapat dikatakan mutlak bagi semua orang, karena Baptisan ini memberikan kepastian mengalirnya rahmat yang diperlukan untuk keselamatan manusia. Dan ini seharusnya menjadi pacuan bagi kita semua untuk memberitakan Kristus kepada semua orang. Namun, walaupun Kristus telah mengikat keselamatan dalam Sakramen Pembaptisan, namun Dia tidak terikat pada Sakramen-sakramen.

b) Katekismus Gereja Katolik menegaskan “Sebab karena Kristus telah wafat bagi semua orang, dan panggilan terakhir manusia benar-benar hanya satu, yakni bersifat ilahi, kita harus berpegang teguh, bahwa Roh Kudus membuka kemungkinan bagi semua orang, untuk bergabung dengan cara yang diketahui oleh Allah dengan misteri Paska itu” (GS 22) (Bdk. LG 16; AG 7.). Setiap manusia yang tidak mengenal Injil Kristus dan Gereja-Nya, tetapi mencari kebenaran dan melakukan kehendak Allah sesuai dengan pemahamannya akan hal itu, dapat diselamatkan. Orang dapat mengandaikan bahwa orang-orang semacam itu memang menginginkan Pembaptisan, seandainya mereka sadar akan peranannya demi keselamatan.” (KGK, 1260).

Kita tahu bahwa ada banyak orang yang mencoba mencari kebenaran dengan segenap kekuatannya dan melakukan kehendak Allah sesuai dengan pemahamannya, namun tidak sampai pada Sakramen Baptisan. Yang menjadi masalah dalam kasus ini adalah kita tidak tahu, apakah seseorang benar-benar telah mencari kebenaran dengan segenap hati, segenap pikiran, dan segenap kekuatannya, namun tetap tidak sampai kepada kebenaran yang penuh, sehingga tidak mengalami baptisan secara sakramental. Kalau memang orang tersebut telah mencari kebenaran dengan segala kekuatannya – tanpa adanya motivasi yang mementingkan diri sendiri – maka, orang-orang ini masuk dalam kategori invincible ignorance. Hal ini disebabkan, bila ada orang yang dapat menerangkan mereka tentang pentingnya Sakramen Baptis untuk keselamatan, maka orang tersebut akan menerimanya dan menerima Sakramen Baptis. Namun, apakah seseorang masuk dalam kondisi invincible ignorance, hanya Tuhan saja yang tahu. Oleh karena itu, hanya Tuhan saja yang tahu apakah orang tersebut benar-benar memperoleh Baptisan Rindu. Tentang apa itu Baptisan Rindu, silakan klik di sini

c) Baptisan darah adalah baptisan martir, mempunyai kondisi yang sama seperti di point 4b dalam hal persyaratan untuk keselamatan. Yang perlu disoroti di sini adalah tindakan untuk menjadi martir – mati untuk mempertahankan iman – mensyaratkan kasih yang sempurna, dalam tingkatan yang begitu tinggi. Kita melihat pada masa awal kekristenan, dimana ada banyak orang Kristen yang mungkin belum dibaptis, namun mengorbankan dirinya demi imannya.

Dari pemaparan di atas kita melihat bahwa Baptisan adalah gerbang keselamatan, dimana memungkinkan kita untuk menerima rahmat kekudusan, sehingga kita dapat berkenan di hadapan Allah, dan membuat kita dapat hidup di dalam Kristus. Baptisan air memberikan kepastian akan hal ini. Namun, Tuhan tidak dibatasi oleh Sakramen-sakramen, sehingga ada orang yang dapat diselamatkan dengan Baptisan Rindu dan Baptisan Darah. Apakah seseorang telah menerima Baptisan Rindu dan Darah, tidak ada orang yang tahu secara persis, dan hanya Tuhan yang tahu, karena Tuhan yang menilik hati seseorang.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org

Lanjutan diskusi:

silahkan klik

3.7 3 votes
Article Rating
26 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Anto Dwiharja
Anto Dwiharja
10 years ago

Pak Stefanus dan Bu Inggrid, Beberapa minggu lalu saya membeli buku Yesus dari Nazaret Bagian Pertama karangan Paus Benediktus XVI. Pendahuluannya sangat bagus. Saya baru membaca bab satu dan sedang membaca ulang lagi bab satu ini mengenai Pembaptisan Yesus, karena untuk mengerti isinya tidak cukup membaca satu kali. Ada beberapa kalimat dalam bab satu (halaman 11-12) yang perlu perenungan lebih dalam untuk memahaminya yaitu: 1. Makna penting peristiwa pembaptisan tidak dapat terungkap sepenuhnya sampai dilihat dalam terang salib dan kebangkitan (hal 11). 2. Pembaptisan Yesus merupakan sebuah antisipasi atas salib (hal 11). 3. Pembaptisan adalah penerimaan kematian demi dosa-dosa umat… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Anto Dwiharja
10 years ago

Shalom Anto, 1. Makna penting Pembaptisan tidak dapat terungkap sepenuhnya sampai dilihat dalam terang salib dan kebangkitan Kristus. Sakramen Baptis bukan untuk dilihat sebagai ritual semata, atau upacara formalitas agar kita dapat tergabung dalam Gereja. Meskipun memang Baptisan itu menjadikan kita sebagai anggota Gereja/ anggota Tubuh Kristus, namun ada makna yang lebih mendalam dan penuh, akan makna Baptisan. Yaitu bahwa melalui Baptisan, kita disatukan dengan kematian Kristus, untuk dibangkitkan bersama-sama dengan Dia. Artinya manusia lama kita, beserta dosa-dosa kita, telah dikuburkan/ ditenggelamkan bersama kurban salib Kristus, agar kita dapat menjadi manusia baru, yang memperoleh hidup ilahi di dalam Kristus, oleh… Read more »

Anto Dwiharja
Anto Dwiharja
Reply to  Ingrid Listiati
10 years ago

Bu Ingrid, Terima kasih atas penjelasannya. Saya ingin menanyakan mengenai Kis 2:38, dimana Santo Petrus mengatakan “…. dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus …”. Mengapa Santo Petrus hanya menyebut dalam nama Yesus saja, apakah pembaptisan dalam nama Yesus (tidak secara lengkap dalam Bapa, Anak dan Roh Kudus) juga dilakukan di dalam Gereja Katolik? Satu lagi, dari Tanya Jawab soal Hukum Dosa dan Hukum Maut, Pak Stef mengatakan “Sebelum kedatangan Kristus, semua manusia berdosa dan tidak berdaya untuk melepaskan dosa.” Jadi, betul kan bahwa setelah kedatangan Kristus orang yang bertobat dan beriman serta melakukan tindakan-tindakan sebagai perwujudan tobatnya (kalau dalam Gereja… Read more »

Audi
Audi
12 years ago

Selamat siang, BD

Saya ingin bertanya: dapatkah seseorang yg sdh dibaptis (sdh menerima Roh Kudus) dpt kehilangan Roh Kudus-nya? Jika bisa, dapatkah org tersebut menerima Roh Kudus nya kembali?

Terima kasih sebelumnya, BD

Antonius
Antonius
12 years ago

Gloria pak Stef dan bu Inggrit. Setiap kali membaca artikel ini saya merasa bahwa pengetahuan tentang iman katolik semakin bertumbuh. Terus terang saja selama ini sebagai orang katolik hanya seperti digerakan oleh roh untuk mengikuti segala aturan dan ajaran yang ditetapkan gereja katolik karena kekatolikan saya dan sebagian besar umat tumbuh di lingkungan yang mayoritasnya adalah katolik. Jarang sekali hal-hal yang berkaitan dan lagi sangat mendasar tentang pengetahuan gereja katolik disosialisasikan kepada umat baik melalui mimbar di gereja ataupun di tingkat akar rumput ( Komunitas basis ). Apalagi dikalangan kaum muda jaman ini. Tidak jarang yang mengajukan pertanyaan yang cukup… Read more »

livya
livya
13 years ago

Pertama-tama saya bersyukur bisa menemukan situs ini, bahkan dari malam, sampai sekarang sudah jam 4 pagi, saya masih belum puas membaca isi situs ini ^^ Kebetulan untuk babtisan ini, sudah lama ada yang sedikit mengganjal di hati saya. Saya sendiri lahir di keluarga Katolik, sehingga sejak saya bayi, saya sudah dibabtis. Seiring waktu, saya juga sudah menerima sakramen ekaristi dan sakramen krisma. Tapi ada kalanya saya merasa ada yang kurang, karena saya dibabtis pada saat saya belum tahu apa-apa (masih bayi). Yang ingin saya tanyakan, 1. Apakah jika seseorang sudah pernah dibabtis, tidak akan bisa menerima pembabtisan lagi? 2. Seandainya… Read more »

Lita
Lita
13 years ago

Shalom Bu Inggrid, Saya pernah menemukan kasus pembaptisan sebagai berikut : Ada seorang nenek yang sudah tua ( umurnya 97 th ) sehingga terkadang pikun. Kadang kelakuannya juga seperti anak kecil. Sering tidak kenal dengan orang yang menyapanya, walaupun orang itu adalah anak, menantu atau cucunya sendiri. Nenek ini dari kecil bukan pengikut Kristus melainkan Kong Hu Cu. Namun sejak tidak mampu berjalan jauh, nenek ini tidak pernah lagi pergi sembahyang ke kelenteng. Sementara anak menantu dan cucunya sudah kristen semua, baik Katolik maupun Protestan. Karena khawatir jika kelak nenek meninggal, keluarga besar tidak bisa mengadakan ritual pemakaman secara Kong… Read more »

Rm Gusti Kusumawanta
Reply to  Lita
13 years ago

Lita Yth Sejauh yang saya ketahui dalam kaitannya dengan liturgi pembaptisan bahwa salah satu syarat orang menerima sakramen pembaptisan adalah adanya persetujuan dari pihak yang dibaptis dan menerima ajaran iman Gereja Katolik tidak ada paksaan dan tekanan yang menakutkan melainkan dengan hati yang bebas dan bertanggungjawab bersedia dibaptis. Kasus seorang nenek yang anda tanyakan adalah kasus extraordinary (luar biasa) maka perlu adanya tindakan yang luar biasa. Situasi luar biasa seperti adanya perang, gempa, akan meninggal, sedang mengalami sakrat maut. Biasanya ada wali baptis yang mewakili orang tersebut karena tidak mungkin orang tersebut menjawab dan mengamini apa yang dilakukan seorang pastor… Read more »

joula Randang
joula Randang
13 years ago

Maju Trus Pak Steff… mengajarkan sesuatu yang benar pasti di rahmati oleh Allah…? GOD BLESS YOU… PRO ECLESIA ET PATRIA.

Saulus
Saulus
14 years ago

Sungguh luar biasa, itu kesan saya setelah mengikuti diskusi ini, semalam hingga pagi saya terpesona atas tanya jawab Anton dan tanggapan pak Stef. Terima kasih untuk pertanyaan dan sanggahan kritis dari Anton, saya semakin merasa pengetahuan tentang ke katolikan saya bertambah dalam semalam, terima kasih banyak pak Stef !.

stephen
stephen
14 years ago

Salam Sejahtera dalam Kristus ! Baptisan kelahiran kembali adalah kepercayaan bahwa seseorang harus dibaptiskan supaya diselamatkan. Kami berpendirian bahwa baptisan adalah langkah ketaatan yang penting bagi seorang Kristen, namun dengan tegas kami menolak baptisan sebagai sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan. Kami percaya dengan teguh bahwa setiap dan semua orang Kristen harus menerima baptisan air secara selam. Baptisan melukiskan identifikasi orang Kristen dengan kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus. Roma 6:3-4 menyatakan, “ Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya,… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  stephen
14 years ago

Shalom Stephen, Berikut ini saya menanggapi tanggapan anda sesuai dengan urutan yang anda sampaikan: (perkataan yang dicetak biru saya kutip dari pernyataan anda) 1. Pembaptisan perlu supaya seseorang diselamatkan? Gereja Katolik mengajarkan seperti yang sudah dipaparkan, bahwa Pembaptisan perlu bagi keselamatan, seperti yang dikatakan oleh Yesus sendiri di dalam Yoh 3:5. Dan memang benar seperti yang anda katakan, makna Pembaptisan adalah mengidentifikasikan orang Kristen dengan kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus. Ini tertulis dlam Katekismus Gereja Katolik: KGK 1214 Orang menamakannya Pembaptisan sesuai dengan inti ritusnya: membaptis [bahasa Yunani "baptizein"] berarti "mencelup". Pencelupan ke dalam air melambangkan dimakamkannya katekumen ke dalam… Read more »

josephine
josephine
14 years ago

Shalom ! Apakah Baptisan menyelamatkan? Tidak cukupkah hanya karena Iman saja (Sola Fide)? Apakah Keselamatan perlu ditambah dengan syarat baptisan, ordonansi/peraturan yang diperintahkan Tuhan atau istilah yg terlanjur salah kaprah “Sakramen”. Bila sepintas membaca bagian Alkitab, seakan-akan ada ayat-ayat yang mengajarkan bahwa Baptisan dapat menyelamatkan. 4 Ayat utama semacam itu ialah, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” (Mrk 16:16); “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia, yaitu Roh Kudus.” (Kis 2:38); “Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan dengan berseru kepada… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  josephine
14 years ago

Shalom Josephine, Melihat pemaparan Josephine, saya merasa, bahwa pada prinsipnya kita mempunyai persamaan dalam melihat konsep keselamatan. Benar bahwa pertobatan dan iman harus ada terlebih dahulu, yang kemudian dinyatakan dengan kesediaan seseorang itu untuk dibaptis. Maka menurut ajaran Gereja Katolik, Pembaptisan tidak terpisahkan dari pertobatan dan iman. Karena memang di dalam Alkitab hal itu tidak terpisahkan. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan: KGK 1213 Pembaptisan suci adalah dasar seluruh kehidupan Kristen, pintu masuk menuju kehidupan dalam roh [vitae spiritualis ianua] dan menuju Sakramen-sakramen yang lain. Oleh Pembaptisan kita dibebaskan dari dosa dan dilahirkan kembali sebagai putera-puteri Allah; kita menjadi anggota-anggota Kristus, dimasukkan… Read more »

anton
anton
14 years ago

Shalom, Pak Stef Terima Kasih untuk penjelasannya. Tema pembahasan kita adalah : MANUSIA DISELAMATKAN KARENA ANUGERAH/KASIH KARUNIA ALLAH MELALUI IMAN/PERCAYA KEPADA YESUS KRISTUS ? atau MANUSIA DISELAMATKAN KARENA BAPTISAN ? Mana yang mutlak ? Artinya wajib, tidak bisa tidak ! Kalau dilanggar berarti tidak selamat tanpa pengecualian. Hal ini saya perlu sampaikan agar kita fokus pada tema pembahasan kita. Dan perlu saya sampaikan bahwa : 1. Saya TIDAK PERNAH mengatakan bahwa BAPTISAN TIDAK PENTING. 2. Saya TIDAK PERNAH mengatakan bahwa ORANG PERCAYA TIDAK PERLU DIBAPTIS. sehingga ayat yang Pak Stef kutip : Mat 28 : 19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah… Read more »

anton
anton
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

Shalom Stef, Terima kasih tanggapannya dalam diskusi ini. Stef mengatakan : 1. Anton mengatakan “MANUSIA DISELAMATKAN KARENA ANUGERAH/KASIH KARUNIA ALLAH MELALUI IMAN/PERCAYA KEPADA YESUS KRISTUS ? atau MANUSIA DISELAMATKAN KARENA BAPTISAN ?“ a) Dari pernyataan yang dibuat oleh Anton, maka Anton berpendapat bahwa seolah-olah kasih karunia Allah melalui iman/percaya terpisah dari Baptisan. Hal yang kedua, seolah-olah keselamatan adalah sesuatu yang bersifat satu kali kejadian, dan bukan merupakan proses. Gereja Katolik juga tidak mempercayai bahwa “HANYA” dengan baptisan, maka seseorang dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Bagi Gereja Katolik, baptisan adalah mutlak untuk keselamatan, karena seseorang tidak mungkin dibaptis kalau tidak… Read more »

Mbah Harto,T.O.Carm
Mbah Harto,T.O.Carm
14 years ago

Sakramen Baptis itu inisiasi. Orang yang dibaptis menjadi manusia baru. Ia mempunyai Roh Kudus. Itulah sebabnya ia disebut ilahi. Itu yang membedakan antara orang yang dibaptis dan yang tidak. Setelah dibaptis orang berhak menyebut Allah: Bapa (Abba ya Bapa). Orang yang tidak dibaptis tidak berhak walaupun ia bisa menyebut ‘Bapa’. Setelah dibaptis ia menjadi milik Kristus. Tubuhnya dijadikan bait-Nya. Bacalah 1Kor 3:16-17. Tuhan memberkati kita semua.

Anton
Anton
14 years ago

Shalom ! Untuk Baptisan Darah dan Baptisan Rindu, ada di kitab suci bagian mana supaya saya dapat pahami ? Yang mutlak buat keselamatan baptisan yang mana pak ? Darah , Rindu atau Air ? Bagaimana Gereja tidak tahu cara lain untuk memperoleh keselamatan ? Yoh 3 : 15 supaya setiap orang yang PERCAYA kepadaNYA beroleh hidup yang kekal. Yoh 3 : 16 supaya setiap orang yang PERCAYA kepadaNYA tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal Yoh 3 : 18 barangsiapa PERCAYA kepadaNYA, ia tidak akan dihukum Roma 10 : 9 Sebab kija kamu MENGAKU dengan mutmu, Bahwa Yesus adalah Tuhan… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
26
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x