Sudahkah Kita Pahami Pengertian Ekaristi?

Pendahuluan

Karena Ekaristi adalah Yesus Kristus sendiri, Ekaristi menjadi ‘jantung’ dari iman Katolik. Katekismus Gerja Katolik mengajarkan bahwa Ekaristi adalah “sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani” (KGK 1324) dan “hakikat dan rangkuman iman kita” (KGK 1327). Tentu idealnya semua orang Katolik mengetahui hal ini, tetapi sayangnya, kenyataan berbicara lain. Di Amerika, menurut polling pendapat yang diadakan oleh Gallup poll pada tahun 1992, pengertian ini tidak dimiliki oleh sebagian besar umat Katolik. ((Father Frank Chacon, Jim Burnham, Beginning Apologetics 3, How to Explain and Defend the Real Presence of Christ in the Eucharist, (San Juan Catholic Seminars, NM), p. 4.)) Hal yang serupa mungkin pula terjadi di Indonesia.

Hasil yang diperoleh cukup menggambarkan bahwa banyak orang Katolik yang tidak tahu dengan persis bahwa Yesus sungguh-sungguh hadir dalam Ekaristi:

  • 30% percaya bahwa mereka sungguh-sungguh dan benar-benar menerima Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan Yesus Kristus dalam rupa roti dan anggur.
  • 29% percaya bahwa mereka menerima roti dan anggur yang melambangkan Tubuh dan Darah Kristus.
  • 10% percaya mereka menerima roti dan anggur di mana di dalamnya Yesus juga hadir.
  • 24% percaya mereka menerima Tubuh dan Darah Yesus karena iman mereka sendiri mengatakan demikian.

Orang yang benar-benar mengerti akan pengajaran Gereja Katolik akan mengetahui bahwa pilihan yang benar itu hanya pilihan pertama, sedangkan pilihan yang lain itu keliru. Sayangnya, hanya 30% umat Katolik yang mengerti akan kebenaran ini; sedangkan 70% yang lain sepertinya ‘bingung’ atau memegang kepercayaan gereja lain yang bukan Katolik. Mari kita bertanya pada diri kita sendiri, termasuk golongan mana kita ini?

Apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik tentang Ekaristi?

1. Kehadiran Yesus Kristus yang real dan substansial di dalam Ekaristi

Selama kira-kira 2000 tahun, Gereja Katolik selalu mengajarkan bahwa Yesus Kristus sungguh hadir, secara riil/ nyata dan substansial, di dalam Ekaristi, yaitu Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan-Nya di dalam rupa roti dan anggur (KGK 1374). Pada saat imam selesai mengucapkan doa konsekrasi – “Inilah Tubuh-Ku” dan “Inilah darah-Ku”, Tuhan secara ajaib mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah-Nya. Kejadian ini disebut sebagai “transubstansiasi“, yang mengakibatkan substansi dari roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus (lih. KGK 1376). Jadi yang tinggal hanyalah rupa roti dan anggur, tetapi substansi roti dan anggur sudah lenyap, digantikan dengan kehadiran Yesus.

Yesus hadir seutuhnya di dalam roti itu, bahkan sampai di partikel yang terkecil dan di dalam setiap tetes anggur. Pemecahan roti bukan berarti pemecahan Kristus, sebab kehadiran Kristus utuh, tak berubah dan tak berkurang di dalam setiap partikel. Dengan demikian kita dapat menerima Kristus di dalam rupa roti saja, atau anggur saja, atau kedua bersama-sama (lih. KGK 1390). Dalam setiap hal ini, kita menerima Yesus yang utuh di dalam sakramen.

Karena Yesus sungguh-sungguh hadir di dalam Ekaristi, maka kita memberi hormat di depan tabernakel, kita berlutut dan menundukkan diri sebagai tanda penyembahan kepada Tuhan. Itulah sebabnya Gereja memperlakukan Hosti Kudus dengan hormat, dan melakukan prosesi untuk menghormati Hosti suci yang disebut Sakramen Maha Kudus, dan mengadakan adorasi di hadapan-Nya dengan meriah (lih. KGK 1378).

Kehadiran Kristus di dalam Ekaristi bermula pada waktu konsekrasi dan berlangsung selama rupa roti dan anggur masih ada (KGK 1377), maksudnya pada saat roti dan anggur itu dicerna di dalam tubuh kita dan sudah tidak lagi berbentuk roti, maka itu sudah bukan Yesus. Jadi kira-kira Yesus bertahan dalam diri kita [dalam rupa hosti] selama 15 menit. Sudah selayaknya kita menggunakan waktu itu untuk berdoa menyembah-Nya, karena untuk sesaat itu kita sungguh-sungguh menjadi tabernakel Allah yang hidup!

Kristus sendiri yang mengundang kita untuk menyambut Dia dalam Ekaristi (KGK 1384), dan karena itu kita harus mempersiapkan diri untuk saat yang agung dan kudus ini, dengan melakukan pemeriksaan batin. Karena Ekaristi itu sungguh-sungguh Allah, maka kita tidak boleh menyambutNya dalam keadaan berdosa berat. Untuk menyambut-Nya dengan layak kita harus berada dalam keadaan berdamai dengan Allah. Jika kita sedang dalam keadaan berdosa berat, kita harus menerima pengampunan melalui Sakramen Tobat sebelum kita dapat menyambut Komuni Kudus (KGK 1385).

2. Keutamaan Ekaristi disebabkan karena di dalamnya terkandung Kristus sendiri

Ekaristi disebut sebagai sumber dan puncak kehidupan Kristiani (LG 11) karena di dalamnya terkandung seluruh kekayaan rohani Gereja, yaitu Kristus sendiri (KGK 1324). Pada perjamuan terakhir, pada malam sebelum sengsara-Nya, Kristus menetapkan Ekaristi sebagai tanda kenangan yang dipercayakan oleh Kristus kepada mempelai-Nya yaitu Gereja (KGK 1324). Kenangan ini berupa kenangan akan wafat dan kebangkitan Kristus yang disebut sebagai Misteri Paska, yang menjadi puncak kasih Allah yang membawa kita kepada keselamatan (KGK 1067). Keutamaan Misteri Paska dalam rencana Keselamatan Allah mengakibatkan keutamaan Ekaristi, yang menghadirkan Misteri Paska tersebut, di dalam kehidupan Gereja (KGK 1085).

Gereja Katolik mengajarkan bahwa kurban salib Kristus terjadi hanya sekali untuk selama-lamanya (Ibr 9:28). Kristus tidak disalibkan kembali di dalam setiap Misa Kudus, tetapi kurban yang satu dan sama itu dihadirkan kembali oleh kuasa Roh Kudus (KGK 1366). Hal itu dimungkinkan karena Yesus yang mengurbankan Diri adalah Tuhan yang tidak terbatas oleh waktu dan kematian. Kristus telah mengalahkan maut, karenanya Misteri Paska-Nya tidak hanya terbenam sebagai masa lampau, tetapi dapat dihadirkan di masa sekarang (KGK 1085). Karena bagi Tuhan, segala waktu adalah ‘saat ini’, sehingga masa lampau maupun yang akan datang terjadi sebagai ‘saat ini’. Dan kejadian Misteri Paska sebagai ‘saat ini’ itulah yang dihadirkan kembali di dalam Ekaristi, dengan cara yang berbeda, yaitu secara sakramental. Dengan demikian, Ekaristi menjadi kenangan hidup akan Misteri Paska dan akan segala karya agung yang telah dilakukan oleh Tuhan kepada umat-Nya, dan sekaligus harapan nyata untuk Perjamuan surgawi di kehidupan kekal (lih. KGK 1362,1364,1340,1402,1405).

3. Beberapa nama Ekaristi dan artinya

Ekaristi berasal dari kata ‘eucharistein‘ yang artinya ucapan terima kasih kepada Allah (KGK 1328). Ekaristi adalah kurban pujian dan syukur kepada Allah Bapa, di mana Gereja menyatakan terima kasihnya kepada Allah Bapa untuk segala kebaikan-Nya di dalam segala sesuatu: untuk penciptaan, penebusan oleh Kristus, dan pengudusan. Kurban pujian ini dinaikkan oleh Gereja kepada Bapa melalui Kristus: oleh Kristus, bersama Dia dan untuk diterima di dalam Dia. (KGK 1359-1361)

Ekaristi adalah Perjamuan Tuhan, yang memperingati perjamuan malam yang diadakan oleh Kristus bersama dengan murid-murid-Nya. Perjamuan ini juga merupakan antisipasi perjamuan pernikahan Anak Domba di surga (KGK 1329).

Ekaristi adalah kenangan akan kesengsaraan dan kebangkitan Tuhan (KGK 1330). Ekaristi diadakan untuk memenuhi perintah Yesus untuk merayakan kenangan akan hidup-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya dan akan pembelaan-Nya bagi kita di depan Allah Bapa (KGK 1341).

Ekaristi adalah Kurban kudus, karena ia menghadirkan kurban tunggal Yesus, dan juga kurban penyerahan diri Gereja yang mengambil bagian dalam kurban Yesus, Kepalanya (KGK 1330, 1368). Sebagai kenangan Paska Kristus, Ekaristi menghadirkan dan mempersembahkan secara sakramental kurban Kristus satu-satunya dalam liturgi Gereja (KGK 1362, 1365). Ekaristi menghadirkan kurban salib dan memberikan buah-buahnya yaitu pengampunan dosa (KGK 1366).

Ekaristi adalah Komuni kudus, karena di dalam sakramen ini kita menerima Kristus sendiri (KGK 1382) dan dengan demikian kita menyatukan diri dengan Kristus, yang mengundang kita mengambil bagian di dalam Tubuh dan Darah-Nya, supaya kita membentuk satu Tubuh dengan-Nya (KGK 1331).

Ekaristi dikenal juga dengan Misa kudus, karena perayaan misteri keselamatan ini berakhir dengan pengutusan umat beriman (missio) supaya mereka melaksanakan kehendak Allah dalam kehidupan sehari-hari.

4. Buah-buah Ekaristi/ Komuni kudus

  • Komuni memperdalam persatuan kita dengan Yesus, hal ini berdasarkan atas perkataan Yesus, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal dalam Aku dan Aku di dalam Dia” (KGK 1391).
  • Komuni memisahkan kita dari dosa, karena dengan mempersatukan kita dengan Kristus kita sekaligus dibersihkan dari dosa yang telah kita lakukan dan melindungi kita dari dosa-dosa yang baru (KGK 1393).
  • Ekaristi membangun Gereja di dalam kesatuan. Oleh Ekaristi Kristus mempersatukan kita dengan semua umat beriman menjadi satu Tubuh, yaitu Gereja. Ekaristi memperkuat kesatuan dengan Gereja yang telah dimulai pada saat pembaptisan (KGK 1396). Kesatuan dengan Gereja ini mencakup Gereja yang masih berziarah di dunia, Gereja yang sudah jaya di Surga, dan Gereja yang masih dimurnikan di dalam Api Penyucia (lih. KGK 954)
  • Ekaristi mewajibkan kita terhadap kaum miskin, sebab dengan bersatu dengan Kristus dalam Ekaristi, kita juga mengakui Kristus yang hadir di dalam orang-orang termiskin yang juga menjadi saudara-saudara-Nya (KGK 1397), yang di dalam Dia, menjadi saudara-saudara kita juga.
  • Ekaristi mendorong kita ke persatuan umat beriman, sebab Ekaristi, menurut perkataan Santo Agustinus adalah ‘sakramen kasih sayang, tanda kesatuan dan ikatan cinta,’ (KGK 1398) yang seharusnya secara penuh dialami bersama oleh semua orang yang beriman di dalam Kristus.

Dasar pengajaran tentang Ekaristi dari Alkitab

1. Perjanjian Lama:

  • Imam Agung Melkisedek mempersembahkan roti dan anggur (Kej 14:18) yang menggambarkan Perjamuan Yesus pada Perjamuan Terakhir. Yesus sendiri dikatakan sebagai Imam Besar menurut peraturan Melkisedek (Ibr 6:20).
  • Kurban anak domba Paska yang menyelamatkan umat Israel merupakan kurban yang dimakan sebagai makanan untuk menguatkan mereka menempuh perjalanan ke Tanah Terjanji (Kej 12:1-20). Hal ini menggambarkan Ekaristi yang merupakan kurban Anak Domba Allah, yaitu Yesus, yang dimakan sebagai makanan untuk menjadi bekal perjalanan kita ke Tanah Terjanji, yaitu surga.
  • Roti Manna yang menjadi simbol Ekaristi pada Perjanjian Lama. Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia adalah Roti manna yang turun dari surga (lih. Yoh 6:32-51). Seperti halnya bahwa manna menguatkan bangsa Israel sepanjang perjalanan di gurun dan berhenti dicurahkan setelah mereka sampai di Tanah Terjanji; Ekaristi juga diberikan untuk menguatkan kita di perjalanan hidup di dunia, dan berhenti setelah kita sampai di surga.
  • Pada Tabut Perjanjian Lama menggambarkan tabernakel pada gereja Katolik di manapun, yang merujuk pada Ekaristi. Dua loh batu (Kel 25:16) menggambarkan sabda kehidupan yang terkandung dalam Ekaristi. Manna (Kel 16:34) menggambarkan Ekaristi sebagai roti hidup yang turun dari surga (Yoh 6:51). Tongkat Harun (Bil 17: 5) yang menandai imamatnya, menggambarkan peran Imamat kudus dalam Kristus, yaitu tubuhNya. Seperti tongkat Harun yang bertunas, tubuh Yesus yang ditembus oleh tombak mengeluarkan air dan darah yang melambangkan sakramen Pembaptisan dan Ekaristi. ((Lihat Father Frank Chacon, Ibid., p. 9.))

2. Perjanjian Baru:

Yesus sungguh-sungguh hadir di dalam Ekaristi, seperti dinyatakan:

  • Pada Perjamuan Terakhir Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk mengenangkan Dia dengan merayakan perjamuan tersebut. Yesus berkata, “Inilah Tubuh-Ku… (bukan ini melambangkan Tubuh-Ku)… (lih Mat 26:26-28; Mrk 14:22-24; Luk 22:15-20).”
  • Yesus mengatakan sendiri bahwa Ia adalah “Roti hidup yang turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, dia akan hidup selama-lamanya; dan roti yang Ku-berikan itu ialah daging-Ku yang Kuberikan untuk hidup dunia (Yoh 6:35, 51).
  • Pengajaran ini diberikan setelah Yesus mengadakan mukjizat pergandaan roti, yaitu mukjizat yang ditulis di dalam ke-empat Injil (Mat 14:13-21; Mrk 6:32-44; Luk 9:10-17; Yoh 6:1-15). Lima roti yang sama yang dibagikan oleh para rasul dapat memberi makan 5000 orang, dengan sisa 12 keranjang. Ini menggambarkan Yesus yang satu dan sama hadir dalam Ekaristi, dapat dibagikan kepada semua orang, tanpa Dia sendiri menjadi terbagi-bagi atau berkurang/ hilang.
  • Yesus berkata bahwa Ia lebih tinggi nilainya dari pada manna yang diberikan kepada orang Israel di gurun. Padahal mukjizat manna adalah suatu mukjizat yang besar, setiap harinya berjuta orang Israel menerima 1 omer (1.1 liter) roti manna per orang, sehingga tiap harinya ada beberapa ratus ton roti manna tercurah dari langit, selama 40 tahun. ((Lihat Father Frank Chacon, Ibid., p. 10.)) Yesus mengatakan bahwa mukjizat-Nya lebih hebat daripada mukjizat manna ini, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa di dalam Ekaristi, roti dapat sungguh-sungguh diubah Yesus menjadi diri-Nya sendiri, seperti yang dikatakan-Nya.
  • Orang-orang yang mendengarkan pengajaran ‘Roti Hidup’ ini memahami bahwa Yesus mengajarkan sesuatu yang literal (tidak figuratif/ simbolis), sehingga mereka meninggalkan Yesus sambil berkata, “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya untuk dimakan” (Yoh 6:52)
  • Yesus menggunakan gaya bahasa yang kuat untuk menjelaskan arti literal pengajaran ini dengan mengulangi pengajaran ini sampai 6 kali di dalam 6 ayat (ay. 53-58),… jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu (Yoh 6:53); Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman (Yoh 6:55). Ini adalah gaya bahasa yang bukan kiasan/ simbolis!
  • Banyak murid tidak dapat menerima pengajaran ini, dan meninggalkan Yesus (ay.66), tetapi Yesus tidak menarik kembali pengajaran-Nya tentang diri-Nya sebagai “Roti Hidup”. Dia tidak mengatakan bahwa Dia hanya berkata secara figuratif/simbolis. Pada beberapa kesempatan, jika Ia berbicara secara figuratif, Yesus menerangkan kembali maksud perkataan-Nya pada para murid-Nya yang mengartikannya secara literal. (Contohnya pada Yoh 4:31-34, Yesus menjelaskan bahwa ‘makanan-Nya yang tidak mereka kenal’ adalah melakukan kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Atau pada Mat 16:5-12; tentang ragi orang-orang Farisi dan Saduki, maksudnya adalah bukan ragi secara literal, tetapi pengajaran mereka) ((Lihat Father Frank Chacon, Ibid., p. 11.))
  • Setelah banyak yang meninggalkan Dia karena pengajaran ini, Yesus bahkan bertanya kepada ke dua-belas rasulNya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”(Yoh 6:67). Namun Petrus menjawab, “Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal (Yoh 6:69). Pertanyaan yang sama ditujukan pada kita, apakah kita mau percaya akan pengajaran ini seperti Petrus, ataukah kita seperti murid-murid lain yang meninggalkan Dia?
  • Rasul Paulus mengingatkan jemaat agar tidak menerima Ekaristi secara tidak layak, supaya tidak berdosa terhadap Tubuh dan Darah Tuhan (1 Kor 11:27). Rasul Paulus juga menambahkan, jika seseorang makan dan minum tanpa mengakui Tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri (1 Kor 11:28-29). Pengajaran ini tidak masuk di akal, jika kehadiran Yesus dalam Ekaristi hanya simbolis belaka. Kesimpulannya, St. Paulus jelas mengajarkan bahwa Yesus sungguh-sungguh hadir di dalam Ekaristi.

3. Bukti dari para Bapa Gereja di abad awal

Tulisan para Bapa Gereja di abad awal merupakan bukti yang sangat penting tentang ‘keaslian’ pengajaran tentang Ekaristi. Para Bapa Gereja merupakan saksi yang menjamin keaslian pengajaran Alkitab, karena mereka sungguh-sungguh menyaksikan para rasul mengajar dan menuliskan Injil, seperti Rasul Matius, Yohanes dan St. Paulus menuliskan surat-suratnya. Melalui tulisan-tulisan mereka, kita mengetahui Tradisi Suci para Rasul, seperti Kehadiran Yesus dalam Ekaristi, Misa Kudus, kepemimpinan Rasul Petrus, devosi kepada Maria, Api penyucian, dll. Semua pengajaran ini adalah pengajaran yang diteruskan oleh Gereja Katolik. Berikut ini adalah para Bapa Gereja yang mengajarkan tentang kehadiran Yesus di dalam Ekaristi:

  1. Ignatius dari Antiokhia, murid dan pembantu Rasul Yohanes, uskup ke-3 di Antiokhia. Tahun 110 ia menulis 7 surat kepada gereja-gereja sebelum kematiannya sebagai martir di Roma. Pada suratnya ke gereja di Smyrna, St. Ignatius menyebutkan bahwa mereka yang tidak percaya kepada ‘Kehadiran Yesus di dalam Ekaristi’ adalah sesat (‘heretics‘). ((Terjemahan dari Letter to Smynaeans 6, 2; Jurgens, p.25, #64, “Perhatikanlah mereka yang memegang pendapat yang bermacam-macam tentang rahmat Yesus Kristus yang diberikan kepada kita, dan lihatlah bagaimana pendapat mereka bertentangan dengan pikiran Tuhan… Mereka menolak Ekaristi dan doa, karena mereka tidak mengakui bahwa Ekaristi adalah sungguh Tubuh Yesus Kristus Penebus kita. Tubuh yang sudah menderita demi dosa-dosa kita, dan yang telah dibangkitkan oleh Allah Bapa dengan kebaikan-Nya.”)) Kepada gereja di Roma, St. Ignatius menuliskan imannya tentang Ekaristi yang sungguh-sungguh adalah Tubuh dan Darah Yesus. ((Terjemahan dari Letter to the Romans 7,3, Jurgens, p.22, # 54a., “Aku tidak menginginkan makanan sementara maupun kesenangan untuk hidup ini. Aku menginginkan Roti dari Tuhan, yaitu Tubuh (Flesh) Yesus Kristus, yang adalah keturunan Daud, dan untuk minum, aku menginginkan Darah-Nya, yang adalah kasih yang abadi.”))
  2. St. Yustinus Martir, pengikut Kristus pada tahun 130, yang mendapat pengajaran dari Rasul Yohanes, seorang Apologist yang terkenal di abad ke-2. Pada tulisannya kepada Emperor di Roma, yaitu “Apology” pada tahun 150, St. Yustinus juga menjelaskan kebenaran pengajaran tentang kehadiran Yesus di dalam Ekaristi. ((Terjemahan dari First Apology 66, 20; Jurgens, p. 55, # 128, “Kami menamakan makanan ini Ekaristi; dan tidak ada seorangpun yang diizinkan untuk mengambil bagian di dalamnya, kecuali bagi yang percaya bahwa pengajaran kami adalah benar … Sebab bukan sebagai roti biasa atau minuman biasa kami mempercayai ini; tetapi karena Yesus Kristus telah dilahirkan melalui Sabda Tuhan dan memiliki tubuh dan darah untuk keselamatan kita, demikian pula, seperti kami diajarkan, makanan yang telah dijadikan sebagai Ekaristi dengan doa Ekaristi sebagaimana diajarkan oleh-Nya, dan dengan perubahannya yang menguatkan tubuh dan darah kami, adalah Tubuh dan Darah dari Yesus, Sabda yang menjadi manusia.”))
  3. St. Irenaeus, uskup Lyons, hidup tahun 140-202. Ia murid St. Polycarpus yang adalah murid Rasul Yohanes. Dengan menuliskan bukunya yang terkenal, “Against Heresies” (195), ia menghancurkan pandangan sesat yang bertentangan dengan kepercayaan Gereja yang dipegang oleh para rasul. ((Terjemahan dari Against Heresies 5,2,2; Jurgens, p.99, #249, “Ia(Yesus) telah menyatakan piala itu, sebagai bagian dari ciptaan, sebagai Darah-Nya sendiri, daripadanya Ia menyebabkan darah kita mengalir; dan roti itu, sebagai bagian dari ciptaan, Dia telah menjadikannya sebagai Tubuh-Nya sendiri, daripadanya Ia memberikan pertumbuhan pada tubuh kita.”))
  4. St. Cyril dari Yerusalem, pada tahun 350 mengajarkan agar kita sebagai pengikut Kristus percaya sepenuhnya akan kehadiran Yesus di dalam Ekaristi, sebab Yesus sendiri yang mengatakannya ((Terjemahan dari Catechetical Lectures: 22 (Mystagogic 4),1; Jurgens, p. 360, #843, “Dia (Yesus), dengan demikian, menyatakan dan mengatakan tentang Roti itu, “Ini adalah Tubuh-Ku,” siapa yang akan berani untuk terus meragukan? Dan ketika Ia sendiri mengatakan, “Ini adalah Darah-Ku,” siapa yang dapat ragu dan mengatakan bahwa itu bukan Darah-Nya?”
    Terjemahan dari Catechetical Lectures: 22 (Mystagogic 6),1; Jurgens, p. 361, #846, “Karena itu, jangan menganggap bahwa roti dan anggur itu hanya semata-mata roti dan anggur, sebab mereka adalah, menurut perkataan Tuhan kita, Tubuh dan Darah Kristus. Walaupun perasaan mengatakan kepadamu sesuatu yang lain, biarlah iman membuat kamu teguh percaya. Jangan melihat berdasarkan rasa, tetapi percayalah penuh dengan iman, jangan meragukan, bahwa kamu telah dianggap layak untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus.”))
  5. St. Hilary, uskup Poitiers, Perancis, tahun 315-367. Dengan karyanya, “On the Trinity” (356), St. Hilary mengajarkan kehadiran Kristus dalam Ekaristi yang kita terima menjadikan kita tinggal di dalam Kristus dan Kristus di dalam kita. ((Terjemahan dari On the Trinity, Bk 8, Ch 14: dikutip oleh John Willis, S.J., dalam The Teachings of the Church Fathers, (Ignatius Press, San Francisco, 2002), p. 405, ” Dia (Yesus) sendiri berkata: ‘Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku tinggal dalam Aku dan Aku di dalam Dia’ (Yoh 6:55,56). Kita tidak boleh meragukan rupa tubuh dan darah itu, sebab sesuai dengan pernyataan dari Tuhan sendiri, dan sesuai dengan iman kita, ini adalah daging dan darah (Kristus). Dan kedua rupa ini yang kita terima menjadikan kita tinggal di dalam Kristus dan Kristus di dalam kita….”))

Para Bapa Gereja ini membuktikan bahwa jemaat Kristen awal percaya akan Kehadiran Yesus di dalam Ekaristi.  St. Ignatius dari Antiokhia adalah murid Rasul Yohanes, sedangkan St. Yustinus Martir dan St. Irenaeus belajar langsung dari murid-murid Rasul Yohanes. Mereka semua mendapat pengajaran dari Rasul Yohanes yang menulis tentang Yesus sebagai “Roti Hidup” (Yoh 6). Siapa yang dapat mengatakan bahwa ia lebih memahami pengajaran Yesus tentang ‘Roti Hidup’ ini dari pada mereka yang mendengar langsung/ murid dari Rasul Yohanes?

Kesimpulan

Jika kita dengan hati terbuka mempelajari Alkitab, dan tulisan para Bapa Gereja, kita akan melihat bahwa kenyataan menunjukkan bukti yang kuat yang mendasari pengajaran Gereja Katolik tentang Kehadiran Yesus secara real dan substansial di dalam Ekaristi. Yesus sendiri hadir di dalam Ekaristi, di dalam rupa roti dan anggur, dan sudah menjadi kehendak-Nya agar kita mengenangkan Dia melalui perjamuan ini, agar kita dapat mengambil bagian di dalam Misteri Paska-Nya yang mendatangkan keselamatan bagi dunia. Ekaristi adalah cara yang dipilih Yesus agar kita dapat tinggal di dalam Dia dan Dia di dalam kita. Percaya penuh akan kehadiran-Nya di dalam Ekaristi dan menerima Ekaristi dengan sikap yang benar merupakan bentuk perwujudan iman dan kasih kita kepada Tuhan yang terlebih dahulu mengasihi kita sampai wafat di salib. Mari kita menerima dengan hati terbuka, cara Yesus mengasihi kita di dalam Ekaristi. Mari kita berdoa, agar makin hari kita makin dapat menghayati kasih-Nya yang tak terbatas, yang tercurah pada kita melalui Sakramen yang Maha Kudus ini…

4.2 11 votes
Article Rating
82 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
anty
9 years ago

Shalom
Saya mau tanya kebetulan saya katakumen tapi saya katolik dr kecil…
Dan sampe sekarang saya tidak mengerti artinya konsekrasi..
Bisa tolong di jelaskan apa yg harus kita ucapkan pd saat konsekrasi ?
Trimakasih

[Dari Katolisitas: Silakan membaca terlebih dahulu artikel di atas, silakan klik. Sedangkan untuk doa yang kita ucapkan dalam hati saat Konsekrasi, silakan membaca di sini, silakan klik, dan secara umum tentang Cara mempersiapkan diri menyambut Ekaristi, silakan klik.]

Andryhart
Andryhart
10 years ago

Jika pihak mempelai perempuan dibaptis secara Kristen Katolik sedang mempelai laki secara Kristen Protestan, apakah pengesahan perkawinannya di gereja itu hanya upacara pemberkatan saja atau bisa Sakramen Perkawinan. Jika sakramen perkawinan, apakah boleh dengan Misa yang konsekuensinya adalah liturgi Ekaristi dengan penerimaan komuni padahal setahu saya penerimaan komuni hanya bagi umat Katolik yang sudah dibaptis secara Katolik. Bagaimana solusinya?

RD. Bagus Kusumawanta
RD. Bagus Kusumawanta
Reply to  Andryhart
10 years ago

Andryhat yth

Perayaaan perkawinan antara orang-orang yang terbaptis adalah sakramen. Baptisan Kristen jika mengikuti forma dan materi yang diakui Gereja Katolik adalah sah dan keduanya sakramental. Bisa dilakukan dengan perayaan Ekaristi pun pula jika baptisannya tidak diakui Gereja Katolik dengan izin ordinaris bisa dengan Ekaristi sebagai puncak dan perayaan iman Gereja. Tentu tidak komuni, yang komuni hanya katolik, pihak yang Katolik saja dan umat. Tidak menjadi suatu hal yang bermasalah, perayaan ekumene pun dianjurkan oleh Gereja Katolik sesuatu yang baik.

salam
Rm Wanta

Herman Jay
Herman Jay
10 years ago

Sejarah Pembuatan Hosti dan Anggur Ekaristi 1. Kapan dimulai pembuatan hosti seperti dalam bentuk sekarang ini. 2.Di beberapa toko benda-benda rohani, dijual juga hosti. Bahkan anak-anak membelinya dan mengunyah-ngunyah sambil jalan di sebuah mal. Apakah hosti yang dijual di toko tersebut berasal dari biara katolik atau dibuat oleh pihak non katolik? 3.Kapan dimulai pembuatan anggur seperti dalam bentuk yang sekarang ini? 4.Apakah Keuskupan-keuskupan di Indonesia mendapatkan anggur tersebut dari satu sumber saja? Apakah anggur itu sudah produksi lokal asli Indonesia? 5. Bagimana komposisi anggur ekaristi dibanding anggur yang diperdagangkan? 6. Kalau di suatu daerah terpencil, terjadi kehabisan anggur, apa alternatif… Read more »

Devi
Devi
10 years ago

Dear Ingrid Listiati, saya ingin bertanya mengenai perintah Yesus “….perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” apakah ini dapat diartikan bahwa Yesus memberi kuasa kepada muridNya untuk mengubah roti dan anggur menjadi tubuh dan darahNya? saya tdk bermaksud untuk meragukan, saya hanya ingin mengerti, mengapa kedengarannya bagi saya Yesus hanya menyuruh para murid untuk mengenangNya, dan bukan memebri mereka kuasa untuk konsekrasi? saya perecaya bahwa Yesus sendiri tentu bisa mengubah kodrat roti itu menjaid tubuhNya, tetapi yg saya tanyakan apakah para murid juga memiliki kuasa itu? karena ketika Yesus memberi kuasa kepada Petrus untuk mengampuni dosa ia jelas2 berkata” kepadamu akan… Read more »

Fx.Lucky W
Fx.Lucky W
11 years ago

Salam Damai Sejahtera dalam Kristus, Halo tim Katolisitas,salam kenal sy sangat berterimakasih dengan adanya artikel ini krn sy gunakan sbg bahan renungan di lingkungan dan umat sangat terharu dan mjd diteguhkantentang pemahaman Ekaristi krn walaupun sy br berumur 33thn ttp sy sudah dipercaya mjd PIU lingkungan,dan sekali lagi terimakasih “Tuhan adalah satu dan sama dan tak pernah berkesudahan”.salam kenal sy dari paroki Mlati,Sleman.St.Aloysius Gonzaga.Tuhan Memberkati. [Dari Katolisitas: Kami turut bersyukur jika ternyata apa yang ada di situs ini dapat membantu Anda dan umat di lingkungan Anda untuk semakin mengenali iman Katolik. Semoga dengan semakin mengenali iman kita, kita semakin dapat… Read more »

F.X. Indra Hewmawan
F.X. Indra Hewmawan
11 years ago

Saya ada pertanyaan mengenai ibadah/misa secara Katolik. Pada waktu malam Natal, dikarenakan jauh dari Gereja Katolik (2 jam perjalanan) dan tidak mendukungnya situasi jika melakukan perjalanan malam (daerah hutan sawit) saya awalnya memutuskan untuk misa pada waktu Misa Keluarga Kudus yaitu tgl 30 Desember 2013, namun puji Tuhan saya menemukan Gereja Katolik (stasi) dekat dengan rumah (Desa Andala, Kab. Luwuk, Sulteng). Namun ketika saya mengikuti misa di sana, ternyata yang ‘melayani’ misa bukan romo atau pastor dari Paroki Luwuk Banggai (Paroki St. Maria Bintang Kejora), seperti yang biasa saya ketahui di Surabaya bahwa stasi akan dilayani oleh romo paroki terdekat,… Read more »

RD. Yohanes Dwi Harsanto
RD. Yohanes Dwi Harsanto
Reply to  F.X. Indra Hewmawan
11 years ago

Salam Indra Hewmawan, 1. Boleh. Seorang awam yang diangkat untuk sementara sebagai Asisten Imam atau prodiakon paroki mendapat tugas dari imam. Salah satunya ialah untuk memimpin ibadat sabda, bukan Ekaristi. 2. Bukan karena imam tidak mau, namun jumlah imam yang terbatas. Tidak cukup jumlah imam di berbagai kawasan di luar pulau Jawa untuk melayani semua stasi. Maka prioritas untuk pas Hari Raya (Natal dan Paskah, misa hari Minggu) ialah di gereja Paroki. Sedangkan misa hari raya biasanya menunggu imam datang ke stasi tersebut, walaupun sudah beberapa hari atau beberapa minggu setelah hari raya. 3. Yang dirayakan itu ialah “Ibadat Sabda… Read more »

yusup sumarno
yusup sumarno
11 years ago

Dear katolisitas, Tertulis: Kejadian ini disebut sebagai “transubstansiasi“, yang mengakibatkan substansi dari roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus (lih. KGK 1376). Jadi yang tinggal hanyalah rupa roti dan anggur, tetapi substansi roti dan anggur sudah lenyap, digantikan dengan kehadiran Yesus. Saya mengimani 100% transubstansiasi. Saya hanya perlu penjelasan yang lebih mudah untuk memahami perbedaan antara: Substansi adalah Tubuh Kristus dan yang tinggal hanyalah rupa roti. dengan kata lain apakah perbedaan antara substansi dengan rupa? mungkin ada ilustrasi yang bisa diberikan untuk mempermudah pemahaman saya. Bagi saya sendiri sebenarnya tidak penting karena saya percaya bahwa hosti yang sudah… Read more »

anton
anton
12 years ago

Halo Mbak/Mas…Maaf,aku pernah dengar istilah Misa Hitam semasa sekolah menengah dulu.Apakah benar ada upacara atau Misa Hitam dalam Gereja Katolik dan bagaimana sejarahnya..?Makasih buat jawabannya..

[dari katolisitas: Tidak ada black mass di dalam Gereja Katolik. Misa hitam ini adalah adalah merupakan ejekan bagi Misa di dalam Gereja Katolik. Pelaku dari misa hitam ini biasanya adalah pemuja setan. Silakan melihatnya di sini – silakan klik.]

soenardi
soenardi
12 years ago

Yth. Ibu Ingrid, Terima kasih banyak untuk artikel tentang ekaristi yang memuat banyak aspek yang memperbaharui hal-hal yang sudah selayaknya saya ketahui maupun aspek yang menyegarkan kembali dan melengkapi apa yang perlu diketahui. Mengingat bahwa mestinya di seluruh dunia dengan jumlah umat Katolik yang beberapa milyar ini, tentunya diperlukan pengadaan sejumlah amat besar hosti untuk keperluan puluhan ribu misa di berbagai bagian dunia ini setiap hari. Dengan demikian dibutuhkan sejumlah amat besar hosti dan anggur yang tentunya disiapkan di amat banyak tempat berbeda di seluruh dunia ini. Adakah rambu-rambu baku yang perlu dipenuhi dalam pembuaan roti untuk komuni, entah bahan… Read more »

Arifianto
Arifianto
12 years ago

Salam damai dalam Yesus….
Beberapa bulan yg lalu sy pernah membaca artikel tentang manfaat dr perayaan Ekaristi, yg mana
dapat membantu jiwa2 naik ke surga.
Dalam penglihatan Santo (?) jiwa2 diangkat Ke surga pada saat konsekrasi ?
Mohon penjelasan yg lebih terperinci ….
Terima kasih….GBU..
Hormat saya…arif..

Martin Teiseran
12 years ago

Mohon ijin, memperbanyak materi ini untuk dibagikan kepada Bapak Ibu Prodiakon Katedral Semarang. Terima kasih.

[dari katolisitas: Silakan untuk mengambil artikel dan tanya jawab dari situs ini, namun bukan untuk kepentingan komersial dan harus menyebutkan sumbernya, yaitu https://www.katolisitas.org, sehingga bagi yang ingin bertanya atau menyampaikan usulan, dapat menyampaikannya kepada kami.]

Henry K.
Henry K.
12 years ago

Shalom para Romo dan rekan-rekan di katolisitas.. [Sebelumnya mohon maaf, saya salah mengetikkan pertanyaan saya ini di bagian kontak, seharusnya di bagian buku tamu ini, karena tidak ada hal yang bersifat pribadi, dan dapat ditampilkan untuk umum.. Mohon maaf dan terima kasih..] Ini pertanyaan saya: Saya mau bertanya tentang Gereja Katolik di RRC.. Setahu saya, Vatikan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan RRC, dan Gereja Katolik di RRC, karena pengaruh tekanan dari Pemerintah, tidak berada di bawah naungan Bapa Suci.. Lalu saya pernah dengar juga, bahwa ada dua jenis Gereja Katolik di sana, yang resmi yang berada di bawah Pemerintah, dan… Read more »

Yohanes Dwi Harsanto Pr
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Reply to  Henry K.
12 years ago

Salam Henry, Tidak ada perbedaan mencolok secara fisik – liturgis antara Gereja Katolik Roma di bawah tanah dan gereja katolik patriotik yang diririkan Pemerintah RRC. Namun tetaplah perbedaan itu ada dan mengganjal. Sejarah singkat konflik politik keagamaan antara Pemerintah RRC dan Vatikan serta perkembangannya sekarang bisa dilihat di http://www.slate.com/articles/news_and_politics/explainer/2010/11/eastern_religion.html Perkembangan sampai saat ini menurut artikel tersebut menyatakan bahwa ketegangan di antara keduanya menurun antara Gereja bawah tanah (Katolik yang mengakui Paus sebagai pemimpin Gereja) dan Katolik Patriotik (yang ada di bawah tekanan Pemerintah RRC). Perbedaan secara fisik itu hampir tidak tampak. Namun perbedaan tersebut tetap ada. Misalnya dalam ranah politis… Read more »

maria
maria
12 years ago

salam saat ke gereja kita dituntut mengikuti Misa dengan khidmat karena kita mempersiapkan diri kita menerima tubuh Yesus saat Ekaristi. Bagaimana dg orangtua yg punya anak2 yang masih batita khususnya anak yang masih di bawah 1 thn ato 2th yang masih aktif-aktifnya. Saya pernah dititipi anak saudara utk diajak ke gereja, anaknya kalem ngga banyak gerak tapi yang namanya anak 1th yang sedang belajar ngomong, anaknya ngoceh terus karena ngga enak sama umat lainnya, takut mengganggu maka saya ajak ponakan saya keluar tapi saya jadi kurang khidmat ato kurang bisa mengikuti Misa dg baik apalagi pas Doa Syukur Agung ponakan… Read more »

Caecilia Triastuti
Reply to  maria
12 years ago

Shalom Maria, Terima kasih atas pertanyaan Anda yang menarik dan memang merupakan tantangan yang aktual bagi para orang tua yang merayakan Misa bersama anak-anak mereka yang masih kecil. Menurut hemat saya, “kesibukan” Anda dan para ibu dalam menangani si kecil selama perayaan Misa tidak membuat Anda berdosa, karena Tuhan tentu mengerti kesulitan itu dan tetap menghargai usaha dan ketulusan Anda untuk merayakan Ekaristi bersama anak-anak demi kemuliaan nama-Nya. Saya pribadi sangat menghargai niat banyak orangtua untuk memperkenalkan perayaan Ekaristi pada anak-anak sejak usia mereka masih sangat muda, walaupun tantangannya cukup banyak, karena selain belum mengerti, pada usia dini anak-anak juga… Read more »

m. herman-wib
m. herman-wib
Reply to  Caecilia Triastuti
12 years ago

Salam dlm kasih Tuhan Jesus bagi pengasuh katolisitas serta Bu Maria. Ini tambahan saja. Dari pengalaman kami, bapak-ibu 2 anak yg sekarang sudah remaja, membawah bayi/balita ke perayaan ekaristi adlh perkara mudah jika mengerti kebutuhan bayi/anak2. Mereka harus dibuat nyaman sebelum pergi ke gereja; artinya: mereka sudah cukup tidur, makan/minum susu, sudah puas mandi/main air dan buang air besar dgn demikian mereka tdk terganggu rasa lapar atau perasaan tdk nyaman pada pencernaannya. Tentunya kami hanya bisa ikut misa siang yg terakhir. Di gereja, bayi (sampai umur 1 thn) akan tenang sekali jika digendong dlm kantung bayi yg terletak di dada… Read more »

leonard
leonard
12 years ago

Syaloom Pengurus Katolisitas Saya mao tanya, 1.Kalau komuni di luar gereja Katolik apakah roti dan anggurnya diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus? Karena saya tidak tahu dulu, saya belom dibaptis saya makan dan minum saja karena pengen tahu rasanya. Dan saya menyesalinya apakah itu berubah atau tidak. Apakah saya akan diampuni? 2.Misalnya tidak berubah menurut anda? Misalnya gereja di luar Katolik melakukan Ekaristi dengan cara dan doa dan pemahaman yg bulat dan iman kalau sungguh Tubuh dan Darah yg Kristus yang dimakan. Tp mereka tidak bergabung ke Gereja katolik. Apakah itu “sah”? Saya melihat kalau St.Petrus yang diberikan kunci Kerajaan… Read more »

leonard
leonard
Reply to  Ingrid Listiati
12 years ago

Syalom Saudari Ingrid Terima kasih untuk jawabannya. Waktu itu saya sudah ditegur sama guru agama saya. Dan kami berdoa bersama untuk meminta ampun kepada Tuhan Yesus. Dan sekarang tiba2 saja saya teringat akan dosa saya di masa lalu. Walaupun skrg saya sudah dibaptis ( non-Katolik ) dan komuni itu dari luar jalur apolistik. Saya menyesal dan berharap bisa terima Komuni di gereja Katolik. Apakah harus baptis lagi? Ketika saya ikut Misa kemarin, saya berpikir “Tuhan aku ingin sekali makan Tubuh dan darahMu melebihi Karunia Roh Kudus. ( tujuh karunia yang ada di Yesaya 11 dan karunia Karismatik) Apakah cara berpikir… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
82
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x