Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda Kasih Tuhan (Bagian 1)

Rangkaian tulisan tentang Gereja

Bagian Pertama

  1. Gereja yang berlangsung sepanjang sejarah
  2. Empat tanda dari Gereja yang sejati
    1. Satu
    2. Kudus
    3. Katolik
    4. Apostolik
  3. Gereja sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran adalah Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.

Bagian Kedua

  1. Gereja Tanda Kasih Tuhan
  2. Gereja sebagai tujuan akhir kehidupan manusia
  3. Gereja sebagai sarana untuk mencapai tujuan akhir hidup manusia:
    1. Kepemimpinan/ Struktur Gereja
    2. Sakramen- sakramen Gereja
      • Sakramen Pembaptisan
      • Sakramen Ekaristi
      • Sakramen Penguatan
      • Sakramen Pengakuan Dosa
      • Sakramen Perkawinan
      • Sakramen Tahbisan suci
      • Sakramen Urapan Orang Sakit
  4. Gereja sebagai Tanda Kasih Tuhan adalah tujuan akhir dan sarana untuk mencapai tujuan akhir tersebut.

Bagian Ketiga

  1. Gereja sebagai Tonggak Kebenaran menyampaikan kebenaran dan keutuhan rencana Keselamatan Allah.
  2. Kebenaran ini disampaikan oleh tiga unsur yang tak dapat dipisahkan, yaitu
    1. Tradisi Suci
    2. Kitab Suci
    3. Magisterium

Bagian Ke-empat

  1. Gereja sebagai Tanda Kasih Tuhan menjadi tanda persekutuan manusia dengan Allah dan dengan Para Kudus-Nya.
  2. Persekutuan ini dialami melalui tiga hal yang mengacu kepada ‘kekudusan’ yaitu,
    1. Doa
    2. Sakramen-sakramen Gereja
    3. Perbuatan- perbuatan kasih.

Bagian Ke-lima

Melihat begitu indahnya dan dalamnya pengajaran iman Katolik, maka tugas kita sebagai anggota Gereja Katolik adalah:

  1. Mempelajari iman Katolik
  2. Hidup sesuai dengan iman Katolik (=hidup kudus)
  3. Menyebarkan iman Katolik.

Gereja yang seperti apa?

Mungkin kita pernah mendengar orang-orang mempertanyakan apa sih ciri-ciri Gereja yang sejati? Apakah benar Gereja Katolik itu Gereja yang didirikan Yesus Kristus, dan yang dengan setia meneruskan serta menjaga kemurnian ajaran Kristus itu? Atau mungkin kita pernah mendengar pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apakah anda yakin anda selamat? Sudahkah anda menerima Yesus sebagai Juruselamat anda pribadi?” Ulasan berikut ini mungkin bermanfaat bagi refleksi kita semua.

Ajaran Gereja Katolik menjawab pertanyaan yang paling mendasar dalam hidup kita, seperti, “Siapa yang menciptakan aku? Mengapa aku diciptakan? Apa Tuhan sungguh ada? Apa yang harus kulakukan supaya aku bahagia? Mengapa ada banyak penderitaan di dunia ini?” Pertanyaan- pertanyaan ini hanya bisa dijawab dengan memuaskan jika kita punya keterbukaan hati terhadap rahmat Tuhan, menerima apa yang dinyatakan Yesus melalui Gereja yang didirikan-Nya, dan selanjutnya mengikuti rencana-Nya untuk setiap dari kita.

Gereja yang berlangsung sepanjang sejarah

Gereja adalah terang dunia yang meneruskan Yesus Sang Terang kepada dunia.[1] Ini berdasarkan perkataan Yesus sendiri, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas di atas gunung tidak mungkin tersembunyi “(Mat 5:14). Karena itu, Gereja yang didirikan oleh Yesus dimaksudkan untuk berdiri sebagai institusi yang kelihatan. Yesus sendiri berjanji, “…di atas batu karang ini (Petrus) Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Mat 16:18) Artinya, Gereja-Nya tidak akan pernah binasa, dan tidak akan pernah terlepas daripadaNya. Gereja-Nya akan bertahan terus sampai kedatanganNya kembali di akhir zaman.

Gereja Katolik adalah Gereja satu-satunya yang bertahan sejak didirikan oleh Kristus (sekitar 30 AD). Dapat dikatakan bahwa gereja yang lain adalah kelompok yang memecahkan diri dari kesatuan Gereja Katolik. Gereja Timur Orthodox memisahkan diri dari pada tahun 1054, gereja Protestan tahun 1517, dan gereja-gereja Protestan yang lain adalah pemecahan dari gereja Protestan yang awal ini.[2]

Hanya Gereja Katolik yang bertahan dari abad pertama yang dengan setia mengajarkan pengajaran yang diberikan oleh Kristus kepada para Rasul-Nya, tanpa mengurangi ataupun mengubah. Kesinambungan para Paus dapat ditelusuri asalnya sampai kepada Rasul Petrus. Hal ini tidak pernah terjadi di dalam organisasi apapun di dunia. Pemerintahan negara dunia yang tertua-pun tidak dapat menandingi lamanya keberadaan Gereja Katolik. Banyak gereja yang sekarang aktif menjalankan penginjilan didirikan hanya di abad- 19 atau ke- 20, atau baru-baru ini saja di abad ke-21. Tidak ada dari mereka yang dapat berkata mereka didirikan sendiri oleh Yesus.

Gereja Katolik telah berdiri selama kira-kira 2000 tahun, walaupun dalam sejarahnya sering menghadapi pertentangan dari dunia. Ini adalah kesaksian yang nyata bahwa Gereja berasal dari Tuhan, sebagai pemenuhan dari janji Kristus. Jadi, Gereja bukan semata-mata organisasi manusia, meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa ada masa-masa di mana dipimpin oleh mereka yang tidak bijaksana, yang mencoreng nama Gereja dengan perbuatan- perbuatan mereka. Namun, kenyataannya, mereka tidak sanggup menghancurkan Gereja. Gereja Katolik tetap berdiri sampai sekarang. Jika Gereja ini hanya organisasi manusia semata, tentulah ia sudah hancur sejak lama. Sekarang Gereja Katolik beranggotakan sekitar satu milyar anggota, sekitar seper-enam dari jumlah manusia di dunia, dan menjadi kelompok yang terbesar dibandingkan dengan gereja-gereja yang lain. Ini bukan hasil dari kepandaian para pemimpin Gereja, tetapi karena karya Roh Kudus.

Empat tanda Gereja sejati

Jika kita ingin tahu apa yang menjadi ciri-ciri Gereja yang didirikan oleh Kristus, kita akan mengetahui bahwa ada empat ciri; yaitu Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik (Lumen Gentium / LG, 8)

Gereja yang Satu

(Rom 12:5, 1Kor 10:17, 12:13, KGK (Katekismus Gereja Katolik 813-822), LG 4)

Yesus mendirikan hanya satu Gereja, yang disebut sebagai Tubuh-Nya (lih. Ef 1:23). Sebagaimana Kristus itu satu, maka Tubuh-Nya juga satu. Kristus mengatakan bahwa Ia akan mendirikan Gereja-Nya (bukan gereja-gereja) di atas Petrus (Mat 16:18). Di saat Perjamuan Terakhir sebelum wafatNya, Kristus berdoa kepada Bapa untuk kesatuan GerejaNya,  “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…” (Yoh 17:21). Kitab suci mengatakan bahwa Gereja adalah ‘mempelai Kristus’ (Ef 5:23-32). Karena itu, tidak mungkin Ia mempunyai lebih dari satu mempelai. Mempelai-Nya yang satu adalah Gereja Katolik, sebab Gereja Katolik adalah satu-satunya Gereja yang dipimpin oleh para penerus Rasul Petrus, yang atasnya Kristus telah mendirikan Gereja-Nya.

Kesatuan Gereja Katolik ini ditunjukkan dengan kesatuan dalam hal (1)iman dan pengajaran, berdasarkan ajaran Kristus (2) liturgi dan sakramen dan (3) kepemimpinan, yang awalnya dipegang oleh para rasul di bawah kepemimpinan Rasul Petrus, yang kemudian diteruskan oleh para pengganti mereka. Kepada kesatuan inilah semua para pengikut Kristus dipanggil (Flp 1:27, 2:2), sebagai “sebuah bangsa yang dipersatukan dengan kesatuan Bapa, Putera dan Roh Kudus.” (LG 4)

Kesatuan Gereja Katolik dalam hal pengajaran mempunyai dua dimensi, yaitu berlaku di seluruh dunia dan berlaku sepanjang sejarah. Hal ini dimungkinkan karena dalam hal iman kepemimpinan Gereja dipegang oleh seorang kepala, yaitu seorang Paus yang bertindak sebagai wakil Kristus. Sepanjang sejarah, oleh bimbingan Roh Kudus, Gereja semakin memahami akan ajaran-ajaran Kristus (Yoh 16:12-13) dan menjabarkannya, namun tidak pernah menetapkan sesuatu yang bertentangan dari apa yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Gereja yang kudus

(Ef 5:25-27, Why 19:7-8, KGK 823-829, LG 8, 39, 41,42)

Kekudusan Gereja disebabkan oleh kekudusan Kristus yang mendirikannya. Hal ini tidak berarti bahwa setiap anggota Gereja-Nya adalah kudus, sebab Yesus sendiri mengakui bahwa para anggotaNya terdiri dari yang baik dan yang jahat (lih. Yoh 6:70), dan karena itu tak semua dari anggotaNya masuk ke surga (Mat 7:21-23). Tetapi Gereja-Nya menjadi kudus karena ia adalah mempelai Kristus dan Tubuh-Nya sendiri, sehingga Gereja menjadi sumber kekudusan dan sebagai penjaga alat yang istimewa untuk menyampaikan rahmat Tuhan melalui sakramen- sakramen (lih. Ef 5:26).

Jadi kekudusan Gereja dapat dilihat dari para anggotanya yang hidup di dalam rahmat pengudusan, terutama mereka yang sungguh-sungguh menerapkan kekudusan itu di dalam kaul religius seperti para rohaniwan, rohaniwati dan terutama terlihat nyata pada para martir dan Orang Kudus (lih. LG 42). Kekudusan Gereja juga terlihat dari banyaknya mukjizat yang dilakukan oleh Para Kudus sepanjang sejarah. Dalam hal kekudusan inilah, maka Gereja menggarisbawahi pentingnya pertobatan (lih. LG 8), agar para anggotanya dibawa kepada rahmat pengudusan Allah.

Gereja yang katolik

(Mat 28:19-20, Why 5:9-10, KGK 830-856, LG 1

Istilah ‘katolik‘ merupakan istilah yang sudah ada sejak abad awal, yaitu sejak zaman Santo Polycarpus (murid Rasul Yohanes) untuk menggambarkan iman Kristiani, ((Disarikan dari New Catholic Encyclopedia, Buku ke-3 (The Catholic University of America, Washington, DC, copyright 1967, reprinted 1981), hal. 261)) bahkan pada jaman para rasul. Kis 9:31 menuliskan asal mula kata Gereja Katolik (katholikos) yang berasal dari kata “Ekklesia Katha Holos“. Ayatnya berbunyi, “Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.” (Kis 9:31). Di sini kata “Katha holos atau katholikos; dalam bahasa Indonesia adalah jemaat/ umat Seluruh/ Universal atau Gereja Katolik, sehingga kalau ingin diterjemahkan secara konsisten, maka Kis 9:31, bunyinya adalah, “Selama beberapa waktu Gereja Katolik di Yudea, Galilea, dan Samaria berada dalam keadaan damai. Gereja itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.”

Namun nama ‘Gereja Katolik‘ baru resmi digunakan pada awal abad ke-2 (tahun 107), ketika Santo Ignatius dari Antiokhia menjelaskan dalam suratnya kepada jemaat di Smyrna 8, untuk menyatakan bahwa Gereja Katolik adalah Gereja satu-satunya yang didirikan Yesus Kristus, untuk membedakannya dari para heretik pada saat itu -yang juga mengaku sebagai jemaat Kristen- yang menolak bahwa Yesus adalah Allah yang sungguh-sungguh menjelma menjadi manusia. Ajaran sesat itu adalah heresi/ bidaah Docetisme dan Gnosticisme. Dengan surat tersebut, St. Ignatius mengajarkan tentang hirarki Gereja, imam, dan Ekaristi yang bertujuan untuk menunjukkan kesatuan Gereja dan kesetiaan Gereja kepada ajaran yang diajarkan oleh Kristus. Demikian penggalan kalimatnya, “…Di mana uskup berada, maka di sana pula umat berada, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, maka di sana juga ada Gereja Katolik….” ((St. Ignatius of Antioch, Letter to the Smyrnaeans, 8)). Sejak saat itu Gereja Katolik memiliki arti yang kurang lebih sama dengan yang kita ketahui sekarang, bahwa Gereja Katolik adalah Gereja universal di bawah pimpinan para uskup yang mengajarkan doktrin yang lengkap, sesuai dengan yang diajarkan Kristus.

Kata ‘Katolik’ sendiri berasal dari bahasa Yunani, katholikos, yang artinya “keseluruhan/ universal“; atau “lengkap“. Jadi dalam hal ini kata katolik mempunyai dua arti, yaitu bahwa: 1) Gereja yang didirikan Yesus ini bukan hanya milik suku tertentu atau kelompok eksklusif yang terbatas; melainkan mencakup ‘keseluruhan’keluarga Tuhan yang ada di ‘seluruh dunia’, yang merangkul semua, dari setiap suku, bangsa, kaum dan bahasa (Why 7:9). 2) Kata ‘katolik’ juga berarti bahwa Gereja tidak dapat memilih-milih doktrin yang tertentu asal cocok sesuai dengan selera/ pendapat pribadi, tetapi harus doktrin yang setia kepada ‘seluruh‘ kebenaran. Rasul Paulus mengatakan bahwa hakekatnya seorang rasul adalah untuk menjadi pengajar yang ‘katolik’ artinya yang “meneruskan firman-Nya (Allah) dengan sepenuhnya…. tiap-tiap orang kami nasihati  dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.” (Kol 1:25, 28)

Maka, Gereja Kristus disebut sebagai katolik (= universal) sebab ia dikurniakan kepada segala bangsa, oleh karena Allah Bapa adalah Pencipta segala bangsa. Sebelum naik ke surga, Yesus memberikan amanat agung agar para rasulNya pergi ke seluruh dunia untuk menjadikan semua bangsa murid-muridNya (Mat 28: 19-20). Sepanjang sejarah Gereja Katolik menjalankan misi tersebut, yaitu menyebarkan Kabar Gembira pada semua bangsa, sebab Kristus menginginkan semua orang menjadi anggota keluarga-Nya yang universal (Gal 3:28). Kini Gereja Katolik ditemukan di semua negara di dunia dan masih terus mengirimkan para missionaris untuk mengabarkan Injil. Gereja Katolik yang beranggotakan bermacam bangsa dari berbagai budaya menggambarkan keluarga Kerajaan Allah yang tidak terbatas hanya pada negara atau suku bangsa yang tertentu.

Namun demikian, nama “Gereja Katolik” tidak untuk dipertentangkan dengan istilah “Kristen” yang juga sudah dikenal sejak zaman para rasul (lih. Kis 11:26). Sebab ‘Kristen’ artinya adalah pengikut/murid Kristus, maka istilah ‘Kristen’ mau menunjukkan bahwa umat yang menamakan diri Kristen menjadi murid Tuhan bukan karena sebab manusiawi belaka, tetapi karena mengikuti Kristus yang adalah Sang Mesias, Putera Allah yang hidup. Umat Katolik juga adalah umat Kristen, yang justru menghidupi makna ‘Kristen’ itu dengan sepenuhnya, sebab Gereja Katolik menerima dan meneruskan seluruh ajaran Kristus, sebagaimana yang diajarkan oleh Kristus dan para rasul, yang dilestarikan oleh para penerus mereka).

Gereja yang Apostolik

(Ef 2:19-20, KGK 857-865, LG 22)

Gereja disebut apostolik karena Yesus telah memilih para rasul-Nya untuk menjadi pemimpin- pemimpin pertama Gereja-Nya, di bawah pimpinan Rasul Petrus (Mat 16:18, Yoh 21:15-18). Oleh karena Yesus sendiri menjanjikan Gereja-Nya tidak akan binasa (Mat 16:18), maka kepemimpinan Gereja tidak berhenti dengan kepemimpinan para rasul tetapi diteruskan oleh para penerus mereka. Dengan demikian janji penyertaan Yesus terus berlangsung sampai pada saat ini, di mana Ia mengatakan, “Aku akan menyertai engkau senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20).

Para rasul adalah para uskup yang pertama, dan sejak abad pertama, pengajaran para rasul di dalam Kitab suci dan Tradisi kudus diturunkan dari mulut ke mulut kepada para penerus mereka (lih. 2 Tes 2:15), misalnya tentang kehadiran Kristus yang nyata di dalam Ekaristi, kurban Misa, pengampunan dosa melalui perantaraan imam, kelahiran baru dalam pembaptisan, keberadaan Api penyucian, peran khusus Maria dalam karya Keselamatan, hal kepemimpinan Paus, dan lain-lain.

Surat pertama dari Santo Klemens (penerus ketiga setelah Rasul Petrus, tahun 96) kepada jemaat di Korintus yang menyelesaikan konflik di antara mereka membuktikan kepemimpinan Gereja di bawah penerus Rasul Petrus sebagai uskup di Roma.[4] Kepemimpinan di bawah Paus di Roma ini diakui oleh Gereja Katolik sampai saat ini (LG 22). Singkatnya, jika kita kembali ke abad pertama, kita akan menemukan Gereja yang memiliki banyak kemiripan dengan Gereja Katolik yang sekarang, karena memang itu adalah satu dan sama.

Kesimpulan: Gereja adalah tiang penopang dan dasar kebenaran

Gereja yang otentik adalah Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik; dan ini terdapat di Gereja Katolik.[5] Dari Kitab Suci, Tradisi dan tulisan para Bapa Gereja dapat diketahui bahwa Gereja mengajar dengan kuasa Yesus. Di tengah-tengah banyaknya pendapat dan ajaran dari agama-agama yang berbeda-beda, Gereja Katolik selalu menyuarakan ajaran yang sama sepanjang segala abad, sebab ia adalah “tiang penopang dan dasar kebenaran” (1 Tim 3:15).

Karena Yesus sendiri mengatakan kepada para rasul, “Barangsiapa yang mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku dan Dia yang mengutus Aku” (Luk 10:16), maka kita percaya bahwa Yesus mempercayakan kepemimpinan Gereja kepada para rasul dan penerus mereka. Karena Yesus sendiri berjanji akan membimbing Gereja-Nya sampai kepada seluruh kebenaran oleh kuasa Roh KudusNya (Yoh 16:12-13), maka kita dapat mengimani bahwa Gereja-Nya ini, Gereja Katolik, mengajarkan kebenaran Kristus.


[1] Lihat Lumen Gentium1, Dokumen Vatikan II, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, “Terang para Bangsalah Kristus itu. Maka Konsili suci ini, yang terhimpun dalam Roh Kudus, ingin sekali menerangi semua orang dalam cahaya Kristus, yang bersinar pada wajah Gereja, dengan mewartakan Injil kepada semua makhluk (Lih. Mrk 16:15).”

[2] Beberapa gereja Protestan dan pendirinya adalah sebagai berikut: Anglican, didirikan oleh Raja Henry VIII (abad ke-16) di Inggris, Lutheran dan Calvinis oleh Luther dan Calvin (abad ke 16), Methodis didirikan oleh John Wesley (1739) di Inggris, Kristen Baptis oleh Roger Williams (1639), Anabaptis oleh Nicolas Stork (1521), Persbyterian didirikan di Scotland (1560). Beberapa aliran lain misalnya Mormon didirikan oleh Joseph Smith 1830, Saksi Yehovah oleh Charles Taze Russell (1852-1916). Atau yang baru-baru ini Unification Church didirikan oleh Rev. Sun Myung Moon di Korea.

Sedangkan Gereja Katolik didirikan oleh Kristus di Jerusalem sekitar tahun 30 AD. Siapa dari para pendiri ini yang sudah dinubuatkan oleh para nabi di Perjanjian Lama? Hanya Yesus Kristus.

[3] Disarikan dari New Catholic Encyclopedia, Buku ke-3 (The Catholic University of America, Washington, DC, copyright 1967, reprinted 1981), hal. 261.

[4] Lihat Cyril C. Richardson, ed. Early Christian Fathers, A Touchstone Book, Simon & Schuster, New York, 1996, p. 33

[5] Lihat Lumen Gentium 8, Dokumen Vatikan II, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, “Itulah satu-satunya Gereja Kristus yang dalam Syahadat iman kita akui sebagai Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik…. Gereja itu, yang didunia ini disusun dan diatur sebagai serikat, berada dalam Gereja Katolik, yang dipimpin oleh pengganti Petrus dan para Uskup dalam persekutuan dengannya…”

5 2 votes
Article Rating
31 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
toli
toli
10 years ago

Membaca artikel di atas, saya bersukur dilahirkan oleh keluarga dalam lingkungan mayoritas katolik. Tentu banyak saudara yg dilahirkan dalam lingkungam gereja lainya melihat gereja katolik sebagai sesat sehingga merasa yakin dijalanya. Saya pernah diajak mengikuti kebaktian gereja lainya tapi terasa hambar walau mereka berteriak dan menagis seolah kerasukan roh. bagi saya cara katoliklah yg bisa mendekatkan saya pada Tuhan. Yesus meminta kita melakukan hal2 yang sangat sederhana saja. Doa sederhana, hanya Bapa Kami, posisi berdoa bebas saja. Puasa sembunyi2 saja. Tapi kasih yg penting, kasih kepada Tuhan dan sesama. Itulah sebabnya ketika membaca Alquran justru iman katolik saya makin besar.… Read more »

Febu
Febu
11 years ago

Shalom bu Ingrid dan Pak Stefanus Tay, 1. Saya lebih sering mendengar orang mengatakan “ajaran gereja katolik” bukan “ajaran agama Katolik”. kiranya saya dapat menangkap maksudnya tapi bagaimana saya dapat memahaminya? 2. Saya pernah dengar suatu renungan/ajaran yang menurut saya baik ialah: Ketika kita dibaptis kita mendapat pengampunan dosa menjadi manusia baru. Karena itu berkat kasih-Nya kita menerima mandat Kristus sebagai imam, nabi dan raja membangun Gereja yang terus-menerus melakukan pewartaan (katekese), Gereja yang melayani (diakonia), Gereja yang selalu berdoa (liturgi), dan Gereja yang menjunjung persaudaraan dan persekutuan (koinonia). Saya tidak atau belum menemukan hal ini dalam artikel yang sudah… Read more »

mike
13 years ago

Dalam pemcicaran disini saya sering menemukan kata-kata “kristen” dan yang asal mulanya memisah dari gereja katolik. Seorang teman saya (protestan) pernah membanggakan dirinya, bahwa dalam kitab suci ada ter tulis, bahwa di antiokhia lah orang pertama kali di sebut “kristen” (entah ayat berapa saya lupa) bukan “katolik”. Mohon Bu inggrid atas pencerahan nya, maaf kalau menyimpang dari topik dan agak membingungkan…. Matur nuwun↲↲Berkah dalem

Herman Jay
Herman Jay
13 years ago

Sekali pun gereja-geraja kristen non katolik berada di luar gereja katolik yang mengaku mempertahankan kepenuhan ajaran Kristus, namun terlihat bahwa di gereja-gereja Protestan banyak terdapat kreasi bentuk penghayatan iman yang bagus. Ada banyak lagu dari teman-teman karismatik protestan yang justru dipakai oleh gereja katolik. Kemampuan berdoa dan memimpin doa dalam komunitas tidak menemui kesulitan di dalam kalangan mereka, dibanding dengan teman-teman katolik yang sulit atau tidak berani memimpin doa jika diminta. Berdasarkan bentukbentuk kreasi tersebut, terkesan tingkat dan kualitas penghayatan iman teman-teman katolik lebih rendah dibanding teman protestan. Bagaimana mengharapkan kepenuhan iman di dalam umat katolik walau secara “teoretis” merekalah… Read more »

Antonius H
Antonius H
Reply to  Herman Jay
13 years ago

Shalom Katolisitas dan Bpk Herman Jay, Boleh saya ikutan berkomentar? Surat Bpk Herman Jay pendek, jadi saya menduga2 maksud konteksnya apa? Kualitas penghayatan iman seluruh umat Katolik rata2 lebih rendah? Parameternya adalah kekurangmampuan berdoa atau memimpin doa dan penampilan2 ekspresi iman melalui tindakan2 fisik secara visual, verbal atau lainnya? Apakah jika saya ahli berkhotbah dan merangkai doa spektakuler itu menunjukan kualitas penghayatan iman saya yg asli? Apakah jika saya ahli yg fasih kitab suci lalu berarti saya pasti punya hubungan transedental yg erat dengan Tuhan? Dlm hidup perjalanan iman saya pernah lebih dari dari 4 thn samasekali stop datang ikut… Read more »

Thomas Trika
Thomas Trika
Reply to  Antonius H
12 years ago

Shalom sdr-ku. Menyambung comment dr sdr. Herman Jay, mgn rendahnya kualitas penghayatan iman seluruh umat Katolik yg rata2 lebih rendah dibandingkan dengan sdr2 kita dari Protestan. Pertama, saya baru saja mendapatkan pengajaran agar kita umat Katolik utk tdk lagi menyebut sdr2 kita sebagai Protestan. Krn itu kan melabel bhw mrk orang2 yg sedang protes. Ya kan? Kita dihimbau utk menyapa mereka dgn ‘Sdr yang terpisah’. Saya kira ini lebih baik. Toh kita rindu mengarah ke persatuan penuh dengan mereka pada akhirnya. Kedua, membaca sekilas komen sdr kita Herman Jay, saya pribadi cenderung setuju dgn observasinya kalau konteksnya adalah dlm kaitan… Read more »

johannes yus
johannes yus
14 years ago

perbedaan pengajaran memang sudah jadi tantangan umat kristus tetapi saya percaya setiap gereja mem bawa visi misi sendiri artinya ada kebenaran yang disuarakan masalah jadi begitu banyak denominasi memang memprihatin kan seperti kata paulus ini menunjukan kita masih manusia duniawi bukan rohani sebenarnya kalau bisa bersatu bisa luar biasa mengumpulkan kelebihan yang dipuyai masing- masing gereja masalah keterpecahan menurut saya karena ke salahan bersama tokoh masa lalu masing masing pihak tetapi selama masih berpegang firman dan ROH KUDUS serta tuhan yesus sediri saya percaya pada waktu nya tubuh kristus akan bersatu -padu dan kebenaran itu kan menjangkau dunia seperti amanat… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  johannes yus
14 years ago

Shalom Johannes Yus, Terima kasih atas pertanyaannya. Memang diperlukan kebijaksanaan dalam menyikapi perbedaan. Namun, perbedaan dan perpecahan adalah dua hal yang berbeda. Perbedaan tetap dapat disikapi tanpa ada perpecahan, dan ini adalah suatu hal yang positif. Namun, perpecahan Gereja tidaklah sesuai dengan pesan Yesus yang terakhir, dimana Yesus mengatakan "supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." (Yoh 17:21) Bahwa ada kesalahan kedua belah pihak, karena oknum-oknum yang kurang bijaksana dalam menyikapi perbedaan secara dogmatik… Read more »

johanes
johanes
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

saya sangat setuju dengan pendapat sdr Steff di atas: …….Namun, perbedaan dan perpecahan adalah dua hal yang berbeda. Perbedaan tetap dapat disikapi tanpa ada perpecahan……….yang terus membangun Gereja dari dalam. Gereja Katolik memang sangat kaya akan perbedaan tapi semua perbedaan yang ada tersebut tetap tidak membawa perpecahan dalam Gereja. Coba kita lihat berapa banyak ordo-ordo religius para imam dab suster: SJ,SVD,SSCC,Pr,Ocarm,dan masih banyak benar yang saya sendiri tidak hafal semuanya.Belum lagi kelompok2 kerasulan awam dengan cara berdoa mereka masing2…ada Legio Maria, karismatik, Taize,kelompok Kitab Suci,Kerasulan Doa,kelompok Rosario dll….Semuanya tetap berada dalam kesatuan Gereja Universal yang satu,kudus,katolik dan apostolik. semuanya menggabungkan… Read more »

dica
dica
14 years ago

SOre Bu Ingrid Listiati,
pertanyaan saya mungkin agak melenceng dengan artikel diatas
namun saya sangat penasaran dan ingin tahu ttg ajaran-ajaran gereja katolik itu sebenarnya apa saja yang menjadi pokok2 nya. Sebab kalau secara umum semua hal-hal yang baik itu merupakan ajaran gereja, mohon penjelasan ibu. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih

Stefanus Tay
Admin
Reply to  dica
14 years ago

Shalom Dica, Terima kasih atas pertanyaannya. Untuk mengetahui pokok-pokok ajaran Gereja Katolik, Katekismus Gereja Katolik (KGK) adalah sumber yang paling tepat. Secara prinsip KGK terdiri dari empat pilar yang semuanya bersumber pada Kristus, yaitu: a) Aku Percaya (apakah yang dipercayai atau diimani oleh Gereja). b) Sakramen (bagaimana untuk merayakan apa yang kita percayai). Rangkaian artikel tentang Sakramen dapat dibaca disini: Liturgi tak perpisahkan dengan sakramen. Ada 7 sakramen dalam Gereja Katolik. Dari tujuh sakramen Gereja, 3 yang pertama – Baptis, Ekaristi (1, 2, 3), Penguatan – adalah sakramen inisiasi yang menjadi sakramen-sakramen dasar bagi kehidupan orang Kristen. Sakramen Urapan Orang… Read more »

Isa Inigo
Isa Inigo
Reply to  dica
14 years ago

Bu Ingrid, maaf ya, mungkin jumlah umat Katolik yang disebut “satu trilyun” pada tulisan ttg Gereja itu kebanyakan. Apakah itu maksudnya satu milyar? Terima kasih. Shaloom. Isa Inigo

Simon
Simon
14 years ago

Shalom bu Ingrid dan Pak Stefanus Tay,

Saya punya beberapa pertanyaan:
1. Kapan Gereja Katholik secara fisik (bangunan) didirikan dan dimana?
2. Mengapa Pusat Gereja Katholik berada di Vatikan (Itali) bukan di Yerusalem?

Terima kasih.
Salam dalam kasih Kristus.

andryhart
andryhart
15 years ago

Shalom,

Terima kasih atas jawabannya. Memang waktu merupakan kendala bagi kita yang belajar dan bekerja. Bagaimana jika saya kutip tulisan Bu Ingrid (dengan mencantumkan nama Ibu sebagai sumbernya) untuk menyusun artikel yang bisa dibaca oleh saudara-saudara Kristen yang lain.

Tuhan memberkati,

andryhart

andryhart
andryhart
15 years ago

Teman saya, seorang dokter Katolik, pernah bertanya kepada almarhum Rm Tom Jacob, “Mengapa orang Katolik tidak berpedoman pada Alkitab saja sehingga gerakan eikumene di antara semua gereja Kristen dapat berhasil dengan baik?” Rm Tom menjawabnya tanpa menjelaskan lebih lanjut, “Karena kita juga berpedoman pada sejarah gereja.” Orang Kristen non-Katolik membaca Alkitab dan menguasainya. Mereka memegang Alkitab sebagai satu-satunya sumber ajaran Allah yang benar (sola scriptura). Tradisi suci (sacred tradition) dan ajaran suci gereja perdana (magisterium) tidak mereka ketahui sama sekali. Mungkin sebagian di antara mereka memang tidak mau tahu. Namun, sebagian lagi ternyata tertarik untuk mengetahui tetapi tidak tahu di… Read more »

Eddy TG
Eddy TG
15 years ago

Dear Ingrid Listiati,
Artikel2 yang luar biasa…..membuat iman makin bertumbuh dan makin kuat shg saya semakin bangga menjadi orang Katolik,thanks artikel2nya, kiranya Tuhan memberkati anda, anda & seisi rumah anda:)))

Teriring doa dan salam dari saya,
~Eddy Tg~

Eddy TG
Eddy TG
15 years ago

Dear sdr Ingrid L,
Mau tanya nih, bagaimana kedudukan dan tingginya tingkat perspektif keluhuran kata2 “Kebenaran, Kasih dan kebaikan” ? Mohon lampu petromaknya (persamaan, perbedaan dlm aplikasinya)…….thanks.

Shalom,
Eddy TG

eddy TG
eddy TG
Reply to  Eddy TG
15 years ago

Dear Ibu Ingrid Listiati,

Terimakasih atas uraian serta penjelasannya, it’s awesome ! Sangat berguna serta menjadi bahan pertimbangan bagi saya terutama didalam menulis untuk dibagikan kepada teman2 yg memerlukannya.

Kalau boleh tanya lagi, bagaimana pendapat Ibu Ingrid ttg tulisan Romo Arnold Damen SJ, “The one true church” itu? Apa anda setuju/tidak setuju, apa alasannya?

Kiranya Tuhan memberkati anda, anda sekeluarga dan seisi rumah anda. Amin :)

Eddy TG

eddy TG
eddy TG
Reply to  Ingrid Listiati
15 years ago

Shalom bu Ingrid,

Thanks penjelasannya.
Jadi bagaimana “keselamatan” saudara2 kita yg seiman tapi non Katolik (beda gereja)? Apakah tulisan itu tdk bertentangan dg KV II yg inklusif itu khusus hal ‘keselamatan’ ?

Shalom,
Eddy TG

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
31
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x